IHSG Ambruk 3% di Semester I, Ini Saham yang Tertawa & Menangis

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
01 July 2024 08:35
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Resmi sudah kita memasuki bulan Juli, yang artinya sudah satu semester terlewati. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun selama enam bulan ini telah mengalami pasang surut dari level Aall time high (ATH) sampai terendahnya.

IHSG mengalami reli pada kuartal pertama dengan titik tertinggi intraday mencapai 7.454,44. Ini disentuh pada 14 Maret lalu yang kemudian closing-nya sedikit menyusut ke posisi 7.433,1.

Setelah IHSG, menyentuh level tersebut, tren cenderung berbalik arah turun sampai dengan titik terendah yang teruji pada kuartal kedua di 6.698,50 yang pernah teruji secara intraday pada 19 Juni lalu, kemudian closing di 6.726,91.

IHSG ditutup di posisi 7.063,58 pada perdagangan terakhir Juni, Jumat (28/6/2024). IHSG ambruk 2,88% sepanjang semester I-2024. 

Sejak awal tahun ke puncak All Time High, IHSG sudah naik sekitar 1,5%. Namun, penyusutan signifikan yang terjadi pada kuartal kedua tahun ini, terutama setelah lebaran asing kabur banyak, IHSG berbalik arah jadi terperosok sekitar 6% sampai level terendahnya.

Ada sejumlah saham yang mengalami kenaikan tertinggi sampai penurunan terdalam dalam satu semester terakhir.

Berbicara soal penguatan tertinggi, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) memimpin dengan meroket lebih dari 200%. Selanjutnya diikuti saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI), masing-masing melonjak 145,43% dan 136,78%.

Sementara itu, di posisi ke-empat kenaikan saham tertinggi terjadi pada PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) sebesar 135,29% dan kelima pada saham PT Petrosea Tbk (PTRO) sebesar 107%.

Di sisi lain, ada lima saham yang jadi losers semester pertama tahun ini, diantaranya PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk (LMAX), PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI), PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (NET), PT Sumber SInergi Makmur Tbk (IOTF), dan PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE).

Selain CARE, empat saham yang terperosok dalam ini merupakan saham IPO yang baru listing pada tahun lalu. Berikut rincian pergerakan-nya :

Membahas soal asing, dalam enam bulan terakhir alirannya terbilang masih cukup deras keluar, jika di-akumulasi dari pasar reguler mencapai Rp12,71 triliun. Jika dirinci, saham yang banyak di lego asing dalam satu semester ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sampai Rp15 triliun, PT Astra International Tbk (ASII) Rp3,8 triliun, dan PT Merdeka Copper Gold TBk (MDKA) Rp1,7 triliun, serta PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang masing-masing dijual Rp1,6 triliun.

Meski begitu, IHSG kini sudah mulai membaik dan pulih ke atas level 7000, sehingga secara year-to-date (YTD) atau enam bulan terakhir ini, IHSG hanya terkoreksi sekitar 2,88%. Hal ini terjadi berkat, dalam seminggu terakhir asing sudah mulai akumulasi beli lagi, bahkan net buy tercatat lebih dari Rp1 triliun terjadi di pasar reguler.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation