Newsletter

Panas Usai Libur Panjang: Awas! Badai Sentimen dari AS Ancam RI

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
Senin, 13/05/2024 06:00 WIB
Foto: Pixabay/gerd Altmann
  • Pasar keuangan Indonesia cenderung melemah pada perdagangan terakhir pekan lalu

  • Wall Street relatif menguat pekan lalu di tengah penurunan data ekonomi sebagai sinyal pemangkasan suku bunga

  • Data inflasi Amerika Serikat (AS), perkembangan dari China, hingga neraca dagang Indonesia  akan menjadi penentu kebijakan The Fed dan sentimen pasar pekan ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan cenderung mengecewakan pada perdagangan akhir pekan lalu, Rabu (8/5/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, sedangkan rupiah stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) di atas level psikologis Rp16.000/US$1, dan imbal hasil SBN menunjukkan penguatan sebagai indikator penurunan harga.

Pasar keuangan Indonesia pada pekan lalu hanya membuka perdagangan tiga hari, karena pada hari Kamis dan Jumat pekan ini terdapat hari libur untuk memperingati Hari Kenaikan Isa Almasih.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan akan volatile pekan ini sejalan dengan banyaknya data ekonomi yang akan dirilis. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

Pada perdagangan Rabu (8/5/2024), IHSG ditutup melemah 0,49% di level 7.088,79. Adapun, tercatat turnover IHSG berada di angka Rp13 triliun. Transaksi didorong dari volume saham sebanyak 21,46 miliar lembar, dimana 194 saham naik, 367 turun dan 218 tidak berubah.

Sua sektor masih menguat yakni sektor bahan dasar dan teknologi menguat 0,05%. Sedangkan, sektor lainnya berada di zona pelemahan, dengan pemberat utama berasal dari utilities, finansial, dan real estate.

Penopang IHSG di tengah penurunan utamanya disebabkan oleh saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang menguat masing-masing 8,75 dan 4,14 indeks poin. Sedangkan, pemberat berasal dari koreksi saham PT Bank Central Asia (BBCA) dengan penurunan 22,29 indeks poin dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sebesar 9,24 indeks poin.

Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup stagnan 0% di angka Rp16.040/US$ pada hari ini, Rabu (8/5/2024). Sementara secara mingguan, rupiah kembali terdepresiasi 0,25%.

Pelemahan rupiah hari ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) merilis data cadev yang lebih rendah dibandingkan perkiraan.

Berdasarkan Trading Economics, cadev diperkirakan akan turun menjadi sebesar US$ 138 miliar pada April 2024. Namun kenyataannya, BI menggunakan cadev sebesar US$ 4,2 miliar menjadi US$ 136,2 miliar.

Direktur Departemen Komunikasi BI Fajar Majardi mengungkapkan penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Penggunaan cadev yang cukup besar ini memberikan perspektif yang kurang baik bagi kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini memberikan tekanan bagi pasar keuangan domestik termasuk rupiah.

 

Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal mengungkapkan bahwa BI tetap mampu mengandalkan cadev yang ada saat ini untuk melakukan intervensi.

Untuk diketahui, pada 2022, intervensi terhadap rupiah pernah dilakukan untuk menstabilkan rupiah tanpa harus menaikkan suku bunga sejumlah US$10-12 miliar dalam enam bulan.

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun naik 0,42% di level 6,97% pada perdagangan Rabu (8/5/2024). Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang menjual Surat Berharga Negara (SBN).


(mza/mza)
Pages