World Water Forum 2024

World Water Forum ke-10, Platform Kolaboratif Pemuda Atasi Krisis Air

Revo M, CNBC Indonesia
01 May 2024 18:30
World Water Forum ke -10
Foto: dok World Water Forum ke -10

Jakarta, CNBC Indonesia - Perubahan iklim yang drastis berdampak buruk bagi lingkungan termasuk air. Ketersediaan air bersih pada akhirnya semakin sulit didapatkan karena siklus hidrologi yang terganggu.

Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Hidup Wakil Ketua Sekretariat Panitia Nasional World Water Forum ke-10, Endra S. Atmawidjaja mengungkapkan perubahan iklim telah mengganggu siklus hidrologi.

Sebagai informasi, siklus hidrologi merupakan proses alami yang vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem di Bumi dan menyediakan sumber daya air yang penting bagi kehidupan manusia dan organisme lainnya.

Ketika siklus hidrologi terganggu, maka krisis air dapat terjadi dan lebih lanjut, hal ini berpengaruh bagi kehidupan manusia termasuk organisme hidup lainnya.

Endra pun menegaskan bahwa krisis air ini merupakan masalah global yang harus diselesaikan oleh setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang.

Bahkan Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) memproyeksikan pada tahun 2050, krisis air akibat perubahan iklim akan meningkatkan kerawanan pangan. Lebih dari 500 juta petani skala kecil, yang menghasilkan 80% pangan dunia, saat ini merupakan kelompok yang paling rentan. Padahal, populasi dunia terus mengalami pertumbuhan.

Alhasil, kebutuhan pangan akan tidak terpenuhi dengan baik dan pada akhirnya krisis kelaparan serta hal negatif lainnya dapat terjadi di kemudian hari.

Oleh karena itu, generasi muda dihimbau untuk memanfaatkan kesempatan World Water Forum ke-10 untuk berpartisipasi aktif dalam mitigasi dampak bencana terkait perubahan iklim.

Hal ini sejalan dengan tujuan utama forum yang diadakan di Bali pada 18-25 Mei 2024 ini, yaitu memperkuat peran Indonesia dalam mengatasi tantangan perubahan iklim, air, dan dampaknya terhadap sektor-sektor vital.

Ketua Bidang I: Program dan Sesi Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10 sekaligus Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menekankan partisipasi aktif pemuda Indonesia karena mereka adalah generasi penerus bangsa.

"Tujuan utamanya adalah memperkuat kepemimpinan dan peran Indonesia sebagai tuan rumah, karena generasi mudalah yang akan merasakan dampaknya, baik dalam mitigasi dan penanganan permasalahan air dan iklim serta dampaknya terhadap lingkungan, bencana, pangan, energi, dan kesehatan," kata Dwikorita.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, guna mengangkat peran pemuda, agenda Bali Youth Plan bertajuk Suara Pemuda (Voice of the Youth) diusulkan menjadi bagian penting dalam pembukaan dan penutupan. Diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk turut serta menyuarakan tantangan global terkait air dan iklim.

"Voice of the Youth diharapkan dapat merumuskan pemikiran generasi muda di tingkat global dan memberikan rekomendasi untuk masa depan," kata Dwikorita.

World Water Forum ke-10 juga menargetkan untuk dapat mencapai hasil nyata yang dapat memberikan dampak positif terhadap pengelolaan sumber daya air global.

Sasaran tersebut antara lain adalah pembentukan Pusat Unggulan Ketahanan Iklim dan Air, pembentukan kelompok kerja pengelolaan sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil, dan peresmian Hari Danau Sedunia (World Lake Day).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(ras/ras)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation