Newsletter

"Panas" Jelang Liburan! Pertama dalam Sejarah 4 Menteri Dicecar di MK

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
05 April 2024 06:00
wall street
Foto: Gedung Mahkamah Konstitusi RI. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ditutup kembali berjatuhan pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari waktu Indonesia, karena pejabat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mengambil pendekatan hati-hati dalam mengomentari prospek penurunan suku bunga.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,35% ke posisi 38.596,98, S&P 500 ambrol 1,23% ke 5.147,21, dan Nasdaq Composite ambruk 1,4% menjadi 16.049,08.

Di antara komentar para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa pada pertemuan bank sentral AS bulan lalu ia memperkirakan dua kali penurunan suku bunga tahun ini tetapi jika inflasi terus terhenti, hal tersebut mungkin tidak diperlukan pada tahun ini.

Sebelumnya pada Kamis kemarin, Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan bank sentral AS memiliki "waktu untuk menghilangkan masalah" inflasi sebelum mulai menurunkan suku bunga.

Sementara pada Rabu lalu, para pejabat The Fed termasuk Ketua The Fed, Jerome Powell tetap berpegang pada strategi penurunan suku bunga yang hati-hati.

"Ini adalah pendekatan yang sangat hati-hati dan terukur," kata Paul Nolte, penasihat kekayaan senior dan ahli strategi pasar Murphy & Sylvest di Elmhurst, Illinois, dikutip dari Reuters.

Wall Street sempat bergerak di zona hijau, setelah dirilisnya data klaim pengangguran periode pekan yang berakhir 30 Maret, di mana jumlah klaim meningkat, menandakan bahwa sektor tenaga kerja mulai mendingin.

Data terbaru menunjukkan klaim tunjangan pengangguran negara meningkat menjadi 221.000 untuk pekan yang berakhir pada tanggal 30 Maret dibandingkan perkiraan 214.000 yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters

Ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja mulai melambat, yang mendukung target penurunan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali pada tahun ini.

Namun, masih banyaknya pejabat The Fed yang masih bernada hawkish membuat pasar kembali skeptis akan jalur pemangkasan suku bunga The Fed kedepan. Pasar bahkan seakan sedang diuji psikologisnya, karena sentimen pasar dengan cepat berubah-ubah.

Wall Street sudah terkoreksi beberapa hari terakhir sejak awal pekan ini, menyusul beberapa laporan ekonomi yang kuat, termasuk aktivitas manufaktur dan data lowongan pekerjaan yang menimbulkan keraguan terhadap tiga penurunan suku bunga yang sudah diperkirakan secara luas untuk tahun ini.

Namun, peluang The Fed untuk memangkas suku bunga acuan pertama kali di pertemuan Juni kembali meningkat. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar saat ini melihat peluang sebesar 64,7% untuk penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Juni mendatang.

Investor juga mencerna komentar dari Presiden AS Joe Biden, yang menyerukan gencatan senjata segera dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengenai perang Gaza.

Di lain sisi, investor menanti rilis data penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) dan tingkat pengangguran untuk periode Maret 2024.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan NFP untuk periode Maret lalu akan turun menjadi 200.000, dari sebelumnya sebesar 275.000 di Februari, sementara tingkat pengangguran kemungkinan akan tetap stabil di 3,9%.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular