Newsletter

Sengketa Pilpres di MK Memanas, Mampukah Pasar RI Happy Long Weekend?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
Kamis, 28/03/2024 06:08 WIB
Foto: Gedung Mahkamah Konstitusi RI. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
  • Pasar keuangan Indonesia kompak berada di zona merah pada perdagangan kemarin, IHSG, rupiah, dan harga SBNkompak melemah
  • Wall Street terbang sejalan dengan optimisme pelaku pasar mengenai kinerja keuangan perusahaan kuartal I-2024
  • Pergerakan pasar dalam negeri akan dipengaruhi oleh sentimen sidang di MK, libur panjang, hingga data-data ekonomi AS

Jakarta, CNBCIndonesia- Pasar keuangan mayoritas mengakhiri di zona pelemahan pada perdagangan kemarin, Rabu (27/3/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah, dan harga Surat Berharga Negara (SBN) harus terkoreksi.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada hari ini, utamanya dipengaruhi oleh banyaknya data dan agenda penting dari dalam negeri seputar xx. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan kedepan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan kemarin terpantau melemah 0,75% menjadi 7.310,09 indeks poin. IHSG melanjutkan pelemahan dua hari perdagangan beruntun.

Pelemahan IHSG kemarin disebabkan oleh terkoreksinya delapan sektor. Sektor bahan dasar menjadi pemberat utama IHSG dengan penurunan 1,95%.

Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengalami penurunan 15,17 indeks poin. Penurunan saham TLKM telah terjadi dalam lima hari perdagangan terakhir dengan terkoreksi 11%.

PT Chandra Asia Pacific Tbk (TPIA) terkoreksi 11,91 indeks poin. Meski terkoreksi, saham milik Prajogo Pangestu ini menunjukkan kinerja positif dalam 30 hari perdagangan terkahir dengan penguatan 28,65%.

Beralih ke rupiah, mata uang Garuda melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lantaran sidang sengketa Pilpres di MK mulai, ada repatriasi dividen, hingga ketidakpastian eksternal.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,41% di angka Rp15.850/dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini Rabu (27/3/2024).

Mahkamah Konstitusi (MK) yang menggelar sidang perdana sengketa atau perselisihan hasil pemilu (PHPU) 2024 kemarin. Sidang perdana sengketa Pilpres di MK potensi memberikan tekanan bagi pasar lantaran tensi politik dalam negeri kembali meningkat.

Pada sidang perdana hari ini dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD membacakan tuntutan pada sengketa pilpres.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pergerakan rupiah terhadap dolar AS beberapa waktu terakhir dipengaruhi oleh sentimen dari luar negeri.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto menegaskan pergerakan sentimen global sangat berfluktuasi. Kondisi saat ini dipicu oleh rilis data Amerika Serikat (AS) yang berada di atas ekspektasi pelaku pasar. Alhasil ini membentuk ekspektasi terhadap penurunan Fed Fund Rate secara waktu (timing) dan besarannya.

Faktor ketidakpastian global tetap masih memberikan tekanan bagi mata uang Garuda.

Dari global, pernyataan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang cenderung mengarah ke dovish dinilai pasar masih belum cukup jelas. Uncertainty masih ada di tengah inflasi AS yang cukup panas dan pasar tenaga kerja yang ketat.

Selain itu, geopolitik yang datang dari Eropa timur masih relatif bergejolak. Terkhusus serangan dari aksi terorisme terhadap Rusia memicu sentimen negatif bagi global.

Dari pasar SBN, yield atau imbal hasil SBN tenor 10 tahun seri benchmark terpantau naik berada di level 6,73%. Imbal hasil SBN telah menunjukkan pelemahan sebanyak empat hari perdagangan beruntun.

Kenaikan imbal hasil obligasi mengindikasikan kekhawatiran pelaku pasar berinvestasi di surat utang Indonesia. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang turun demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Ketika yield naik, mengindikasikan investor sedang menjual SBN.


(mza/mza)
Pages