
Kabar Gembira! Hasil Lelang SUN Capai Target 5 Kali Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik datang lagi untuk pasar obligasi Tanah Air. Hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Rabu (13/3/2023) berhasil capai target lagi untuk yang kelima kali beruntun.
Melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI), pemerintah telah melakukan lelang SUN dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024.
Ada tujuh seri yang ditawarkan pada lelang kali ini yakni dua seri tenor jangka pendek SPN03240613 (New Issuance) selama tiga bulan dan SPN12250314 (New Issuance) selama setahun.
Kemudian, lima diantaranya ada seri jangka panjang, mulai dari FR0101 (Reopening) tenor lima tahun, FR0100 (Reopening) tenor 10 tahun, FR0098 (Reopening) tenor 15 tahun, FR0097 (Reopening) tenor 20 tahun, dan FR0102 (Reopening) tenor 30 tahun.
Hasil serapan pemerintah atau awarded bids kali ini kembali capai target sebesar Rp24 triliun. Secara historis, ini menjadi yang kelima kalinya target tercapai sejak awal tahun.
Terkhusus dari investor asing, minat yang masuk kembali mencetak nilai lebih dari Rp10 triliun. Namun, yang perlu dicatat pada lelang kali, pemerintah cukup percaya diri menyerap dana asing mencapai Rp6,79 triliun, nilai ini merupakan yang tertinggi secara year-to-date.
Jika ditelisik lebih dalam, asing paling banyak memburu obligasi benchmark tenor 10 tahun dengan minat yang masuk mencapai Rp4,91 triliun. Dari nilai tersebut pemerintah menyerap lebih dari 50% sebesar Rp3,18 triliun.
Di sisi lain untuk obligasi tenor jangka pendek sekitar tiga bulan malah tak dilirik sama sekali oleh asing. Minat yang masuk sedikit, hanya sekitar Rp60 miliar saja. Oleh karena itu, pemerintah sama sekali tidak menyerapnya.
Berikut rincian dari minat asing yang masuk beserta yang diserap pemerintah :
Secara keseluruhan hasil lelang SUN kali ini menunjukkan sikap pemerintah sudah percaya diri menyerap minat asing dalam jumlah besar. Ada kemungkinan ini karena prospek ekonomi dalam negeri yang sudah mulai membaik, lantaran hasil pemilu yang minim guncangan politik sehingga pengusaha diharapkan akan mulai ekspansi lagi.
Selain itu, pemerintah tampaknya memang membutuhkan anggaran yang lebih lantaran untuk persiapan lebaran, ditambah saat ini sudah mulai pekan pertama bulan Ramadan.
Sebelumnya, pemerintah juga menjelaskan bahwa harga BBM dan listrik tidak dinaikkan. Hal tersebut tentunya akan mengerek naik APBN 2024 lantaran anggaran subsidi untuk hal tersebut meningkat, setidaknya sampai Juni 2024.
Tak berhenti sampai di situ, sekitar sampai akhir Juni 2024 bantuan sosial (bansos) juga masih akan digulirkan bagi masyarakat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)