
Jepang Masuk Jurang Resesi, RI Tetap Terbitkan Samurai Bond?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan belum bisa memastikan kelanjutan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi Yen Jepang atau Samurai Bond pada tahun ini.
Terutama mengingat perekonomian Jepang kini tengah jatuh ke jurang resesi, setelah perekonomiannya selama dua kuartal berturut-turut terkontraksi atau minus.
Sebagaimana diketahui, ekonomi Jepang turun 0,4% secara tahunan pada kuartal IV-2023, setelah sebelumnya negara ini juga melaporkan kontraksi ekonomi atau minus 3,3% pada kuartal III-2023.
"Jadi apakah kita akan tetap terbitkan samurai bond? tentu dalam hal ini kita akan lihat perkembangan kebutuhan dan perkembangan perekonomian dan kondisi pasar keuangan di Jepang sendiri," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto saat konferensi pers APBN, Kamis (22/2/2024).
Suminto menekankan, yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah terus mencermati kondisi perekonomian Jepang, sebelum merealisasikan penerbitan Samurai Bond pada tahun ini.
"Karena salah satu di antara prinsip penerbitan kita tentu untuk menemukan penerbitan cost of fund yang minimal, terendah, atau yang terbaik pada risiko yang acceptable," tutur Suminto.
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Samurai Bond, beberapa kali. Teranyar ialah pada Mei 2023 dengan transaksi penerbitan sebesar JPY 104,8 miliar atau setara Rp 11,34 triliun. Pricing atas transaksi ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2023.
Penerbitan kala itu memiliki spread terhadap TONA Yen Mid Swap (YMS) lebih rendah dibandingkan penerbitan tahun 2022. Dengan rincian tenor 3 tahun memiliki spread sebesar 60 bps berbanding 90 bps, spread tenor 5 tahun sebesar 72 bps berbanding 100 bps, spread tenor 7 tahun sebesar 80 bps berbanding 105 bps, dan spread tenor 10 tahun sebesar 85 bps berbanding 110 bps.
Sementara dari sisi nominal penerbitan untuk seri tenor panjang yaitu 7 tahun ke atas, mencapai JPY 20,7 miliar berbanding JPY 7,7 miliar.
(arj/arj)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Terkini Jepang Terancam Resesi, Ekonomi Kontraksi
