Selamat Pak Jokowi! Asing Kembali Berburu Surat Utang RI

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
28 February 2024 08:50
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Dolar Asia, Melawai, Blok M, Jakarta, Selasa, (3/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Dolar Asia, Melawai, Blok M, Jakarta, Selasa, (3/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik untuk pasar obligasi, pasalnya hasil lelang surat utang (SUN) di akhir bulan ini berhasil mencapai target indikatif senilai Rp24 triliun, dengan minat asing yang masuk lebih dari Rp10 triliun.

Pemerintah melaksanakan lelang SUN pada kemarin, Selasa (27/2/2024) untuk tujuh seri obligasi, yakni seri SPN12240529 (reopening), SPN12250213 (reopening), FR0101 (reopening), FR0100 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0102 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Adapun total hasil penawaran (incoming bids) dari semua seri yang ditawarkan cukup atraktif mencapai Rp61,04 triliun. Dari nilai tersebut, pemerintah menyerap (awarding bids) sebanyak Rp24 triliun.

Pemerintah tercatat sudah keempat kalinya di tahun ini menyerap minat lelang dari investor sesuai dengan target yang direncanakan.

Terkhusus untuk investor asing minat yang masuk terpantau melonjak cukup signifikan mencapai Rp10,40 triliun, dengan serapan sebesar Rp3,63 triliun. Nilai tersebut terbilang di atas dua kali lipat dari raihan lelang sebelum dan menjadi yang tertinggi sejak akhir Januari lalu.

Masuknya asing menjadi kabar baik bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingat investor asing sempat meninggalkan lelang SBN pada dua pekan lalu.

Menelisik lebih dalam dari hasil lelang SUN oleh investor asing, ternyata untuk obligasi seri jangka pendek SPN12240529 (reopening) dengan tenor 3 bulan dan SPN12250213 (reopening) tenor 1 tahun sama sekali tidak dilirik.

Seri obligasi yang paling laris diminati adalah seri benchmark 5 tahun (FR0101) sebanyak Rp4,33 triliun. Diikuti obligasi jangka panjang bertenor 15 tahun (FR098) dengan incoming bids senilai Rp2,35 triliun.

Jika dibandingkan hasil lelang dua seri tersebut, obligasi benchmark tenor 10 tahun malah mencatatkan minat yang belum setinggi itu, sekitar Rp1,97 triliun.

Adapun selengkapnya dari hasil minat dan serapan asing sebagai berikut :

Setelah ditelisik lagi, kemungkinan besar alasan investor baik asing dan lokal memburu lebih banyak obligasi tenor 5 tahun dan 15 tahun lebih banyak dari tenor 10 tahun karena tingkat kupon yang ditawarkan lebih tinggi.

Obligasi tenor 5 tahun tercatat memiliki tingkat kupon sebesar 6,87%, kemudian 7,12% untuk tenor 15 tahun. Sementara tenor 10 tahun tingkat kupon berada di 6,62%.

Secara keseluruhan hasil lelang SUN kali ini menunjukkan sikap pemerintah yang cukup percaya diri menyerap minat asing cukup besar dari sebelumnya. Ada kemungkinan ini karena prospek ekonomi dalam negeri yang sudah mulai membaik, lantaran hasil pemilu yang minim guncangan politik sehingga pengusaha diharapkan akan mulai ekspansi lagi.


Di sisi lain, pemerintah tampaknya memang membutuhkan anggaran yang lebih lantaran akan ada kenaikan APBN 2024 akibat harga BBM dan listrik tidak dinaikkan, sehingga anggaran subsidi untuk hal tersebut tentu akan terkerek naik, setidaknya sampai Juni 2024.

Tak berhenti sampai di situ, sekitar sampai akhir Juni 2024 bantuan sosial (bansos) juga masih akan digulirkan bagi masyarakat. Serta, sebentar lagi akan ada lebaran yang membutuhkan bantalan bahan baku konsumsi lebih banyak.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation