Newsletter

IHSG Pecah Rekor Tembus 7400, Hari Ini Lanjut?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
Kamis, 14/03/2024 06:00 WIB
Foto: pexels/Burak The Weekender
  • Pasar keuangan RI ditutup meriah pada Rabu (13/3/2024) di mana IHSG pecah rekor lagi dan rupiah lanjut menguat.
  • Bursa Wall Street ditutup variatif lantaran saham-saham big cap mulai koreksi setelah rally beberapa hari.
  • Hari ini, Kamis (14/3/2024) akan ada banyak sentimen dari eksternal terutama dari AS yang akan menular ke pasar keuangan RI.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air semringah. Kemarin, Rabu (13/3/2024), rupiah hingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup meriah pada akhir perdagangan.

IHSG berhasil menembus posisi tertinggi sepanjang masa 7421,20 dengan penguatan 0,53% atau 39,30 poin dalam sehari. Secara intraday, IHSG bahkan sempat menyentuh posisi tertinggi di 7441,61.

Pendongkrak IHSG salah satunya dipengaruhi inflow asing yang masih deras, dalam sehari asing net buy hingga Rp6,98 triliun di keseluruhan pasar. Mayoritas transaksi ini berasal dari pasar nego dan tunai sebesar Rp6,27 triliun, sementara sisanya berasal dari pasar reguler.

Saham big bank masih jadi incaran asing. Di mana saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya, diborong asing hingga Ro145,4 miliar, bertepatan dengan cumulative date dividen.

Kemudian saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang masing-masing net foreign buy sebesar Rp129,7 miliar dan Rp117,4 miliar. Saham bank besar lain, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), juga mencatatkan net foreign buy sebesar Rp109,2 miliar,

Selain sektor perbankan, saham afiliasi Prajogo Pangestu juga disasar. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) misalnya, menjadi top foreign buy kemarin sebesar Rp145,6 miliar.

Harga saham TPIA melonjak cukup signifikan mencapai 11,66% ke posisi Rp 6225 per saham. Ini menjadi top movers indeks sebanyak 20,64 poin.

Beralih ke nilai tukar rupiah, perdagangan kemarin juga terpantau melanjutkan keperkasaannya terhadap dolar AS. Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,1% di angka Rp15.570/US$.

Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 15 Januari 2024. Apresiasi ini menjadi yang ke-empat hari beruntun.

Perlu diketahui, apresiasi rupiah terjadi pasca rilis data inflasi AS. Pelaku pasar juga wait and see dengan data neraca dagang RI periode Februari 2024.

Melansir data Biro Statistik Tenaga Kerja AS, tingkat inflasi secara tahunan melonjak 3,2% dibandingkan bulan sebelumnya dan konsensus pasar sebesar 3,1%. Sementara inflasi inti yang tidak termasuk barang-barang bergejolak seperti makanan dan energi turun menjadi 3,8% dari 3,9%.

Data neraca dagang Indonesia yang akan dirilis pada Jumat pekan ini. Jika neraca dagang mengalami kenaikan bahkan di atas ekspektasi konsensus, maka hal ini akan memberikan sentimen positif bagi Indonesia termasuk rupiah.

Halaman 2 >>


(tsn/sef)
Pages