Newsletter

Bos The Fed, Jerome Powell: Pangkas Suku Bunga Bisa Tahun Ini, Tapi...

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 07/03/2024 06:00 WIB
Foto: ilustrasi Jerome Powell (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)
  • Pidato Jerome Powell memberikan bocoran kapan The Fed akan siap menurunkan suku bunganya
  • China ambisius dapat meraih pertumbuhan ekonomi 5%, di atas prakiraan Bank Dunia sebesar 4,5% pada 2024
  • Pengumuman pembagian dividen oleh bank-bank besar
  • BRI menyelenggarakan BRI Microfinance Outlook 2024 "Strengthening Financial Inclusion Strategy: Microfinance Role in Increasing Sustainable and Inclusive Economic Growth"

Jakarta, CNBC Indonesia - Pidato Ketua Federal Reserve atau The Fed akan menjadi penggerak utama pasar keuangan hari ini, Kamis (7/3/2024). Adapun pada pidato semalam, Powell memberikan petunjuk penting soal kapan pemangkasan suku bunga akan dilakukan.

Rangkuman pidato Powell dan sentimen lain yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar bisa dibaca lengkap di halaman ketiga.

Pasar keuangan bangkit pada perdagangan kemarin setelah beberapa sesi perdagangan babak belur alias turun. Baik pasar saham maupun nilai tukar rupiah ditutup di zona penguatan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terbang pada perdagangan Rabu (6/3/2024), setelah selama empat hari sebelumnya tertekan.

IHSG ditutup melesat 1,14% ke posisi 7.329,8. IHSG berhasil kembali ke level psikologis 7.300 pada akhir perdagangan, setelah terkoreksi ke level psikologis 7.200.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 8,8 triliun dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 270 saham terapresiasi, 239 saham terdepresiasi, dan 258 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi penopang terbesar IHSG pada akhir perdagangan kemarin, yakni sebesar 5,31%. Tak hanya teknologi, sektor transportasi dan keuangan juga menjadi penopang IHSG masing-masing 1,18% dan 1,17%.

Di sisi lain rupiah menguat terhadap dolar AS. Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,44% di angka Rp15.695/US$. Penguatan ini berbeda dengan pelemahan yang terjadi pada sesi perdagangan Selasa (5/3/2024) sebesar 0,19%.

The Fed masih menjadi faktor utama penggerak pasar keuangan Indonesia. Para pelaku pasar memang menantikan pernyataan pasti mengenai kapan suku bunga akan dipangkas, tapi data-data ekonomi yang terus dirilis menjadi kunci utama dalam proyeksi pasar.

Dilansir dari CNBC International, kepala strategi global di LPL Financial, Quincy Krosby mengatakan bahwa pasar saat ini sedang mengumpulkan informasi kapan The Fed akan mulai melakukan penurunan suku bunga dan berapa banyak penurunan suku bunganya.

Inti dari pertanyaan tentang bagaimana tindakan The Fed selanjutnya adalah pandangannya terhadap inflasi dan bagaimana Powell mengungkapkan hal tersebut.

Saat ini ekspektasi pasar suku bunga akan mulai dipangkas pada Juni 2024. Pasar yakin karena didukung oleh data inflasi AS yang semakin terkendali. Selain itu data lain menunjukkan ada potensi pelemahan ekonomi AS sehingga perlu dilakukan pemangkasan suku bunga.

Salah satu data yang mendukung pelemahan ekonomi AS yakni data manufaktur AS semakin merosot pada Februari. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan PMI manufaktur AS pada Februari lalu turun menjadi 47,8, dari sebelumnya di angka 49,1 pada Januari lalu. Ini adalah bulan ke-16 berturut-turut dimana PMI tetap berada di bawah 50, yang mengindikasikan adanya kontraksi di sektor manufaktur.

Kemudian, pertumbuhan industri jasa AS juga sedikit melambat pada bulan Februari 2024 di tengah penurunan lapangan kerja. ISM mengatakan PMI non-manufaktur turun menjadi 52,6 bulan Februari dari 53,4 pada bulan Januari. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan di industri jasa, yang menyumbang lebih dari dua pertiga perekonomian.

 


(ras/ras)
Pages