Newsletter

Menang di Quick Count, Mampukah Prabowo Buat IHSG-Rupiah Berpesta?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
Kamis, 15/02/2024 06:42 WIB
Foto: Prabowo Subianto berjoget usai memberikan pidato di Istora Senayan pada Rabu, (14/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
  • Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam dengan dominasi pelemahan pada perdagangan terakhir menjelang Pemilu IHSG melemah sementara rupiah stagnan, dan yield obligasi Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun mengalami kenaikan

  • Wall Street bergerak beragam dengan S&P 500 cetak rekor tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH)

  • Hasil pilpres dan inflasi AS akan menjadi sentimen penggerak utama pasar keuangan hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia hari ini diperkirakan akan didominasi dengan sentimen pelemahan pada perdagangan terakhir sebelum Pemilu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, nilai tukar rupiah stagnan, sementara yield Surat Berharga Negara (SBN) terpantau mengalami kenaikan yang menandakan penurunan harga.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan akan dipengaruhi oleh sentimen terlaksananya Pemilu 2024 kemarin dan rilis data inflasi Amerika Serikat, tepatnya pada Rabu (14/2/2024). Selengkapnya mengenai sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada penutupan perdagangan terakhir, Selasa (13/2/2024) ditutup di posisi 7.209,74. Indeks melemah 87,9 poin atau 1,20%.

Sebanyak 214 saham menguat, 308 saham melemah dan 245 saham stagnan. Nilai perdagangan tercatat Rp 15 triliun dengan melibatkan lebih dari 15 miliar saham.
Meski terkoreksi, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1,23 triliun di seluruh pasar. Asing terpantau kembali mengakumulasi saham domestik dengan pembelian sebesar Rp 1,43 triliun pada perdagangan sebelumnya, hari Senin.

Pelemahan IHSG disebabkan oleh turunnya saham bank big cap. Empat bank buku-IV dengan kapitalisasi pasar terbesar di IHSG kompak terkoreksi. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun 0,41%, Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terkoreksi 1,06%, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turun 1,26%, dan Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,77%.

Penurunan harga saham perbankan big cap terjadi setelah penguatan dalam beberapa hari terakhir pasca rilis data laba bersih setahun penuh 2023 yang kompak mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan laba bersih mengindikasikan adanya potensi pembagian dividen yang lebih tinggi, sehingga investor lebih percaya dengan prospek saham perbankan big cap ke depan. Sentimen ini diperkirakan menyebabkan euforia pembelian signifikan beberapa hari terakhir.

Mayoritas sectoral di IHSG berada di zona merah di mana pelemahan terparah tertinggi disebabkan oleh sektor bahan dasar dengan pelemahan 2,01% dan infrastruktu 1,01%. Sedangkan sektor yang berada di zona penguatan adalah sektor transportasi dan energi

Dari pasar uang, Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024 esok hari serta data inflasi AS nanti malam.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup stagnan 0% di angka Rp 15.590/US$. Posisi ini sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya, Senin (12/2/2024).

Pergerakan stagnan terjadi seiring dengan akan diselenggarakan Pemilu 2024 untuk memilih presiden dan legislatif. Pemilu sering kali menciptakan ketidakpastian politik, terutama jika hasilnya dianggap tidak dapat diprediksi. Investor mungkin menjadi lebih hati-hati dan cenderung mengambil sikap yang lebih defensif, sehingga dapat mempengaruhi pergerakan pasar.

Dari pasar SBN, yield atau imbal hasil SBN tenor 10 tahun seri benchmark terpantau meningkat berada di level 6,64%.
Kenaikan imbal hasil obligasi mengindikasikan kekhawatiran pelaku pasar berinvestasi di surat utang Indonesia. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang turun demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Ketika yield naik, mengindikasikan investor sedang menjual SBN.


(mza/mza)
Pages