
AS Akan Beri Info Penting Sebelum Pemilu RI, Pilpres 1 Atau 2 Putaran?

Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), SBN hingga rupiah akan dihiasi data-data penting yang diprediksi dapat mendorong menambah volatile pasar keuangan Indonesia hari ini.
Pergerakan beragam Wall Street pada perdagangan Senin dengan tersentuhnya level rekor menjadi sinyal kuning bagi pergerakan IHSG hari ini. Sentimen Wall Street bisa menjalar ke pasar keuangan global termasuk Indonesia dengan potensi kenaikan terbatas.
Berikut sentimen pasar hari ini:
Indeks Keyakinan Konsumen
Hari ini, Selasa (13/2/2024), Bank Indonesia (BI) akan merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia untuk Januari 2024. Dalam konteks ekonomi global yang semakin merosot pada 2024, diperkirakan akan ada tekanan yang semakin dalam sepanjang tahun.
Faktor-faktor seperti pengetatan keuangan, ketidakstabilan geopolitik, dan kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) yang berdampak pada pasar tenaga kerja dapat menjadi pendorong sulitnya perekonomian global bangkit di awal tahun ini, meskipun inflasi dunia mulai menunjukkan kestabilan. Namun, kondisi perekonomian Indonesia terpantau masih terkendali.
IKK periode Desember 2023 menunjukkan nilai yang lebih tinggi sebesar 123,8 dibandingkan dengan periode November 2023 sebesar 123,6. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), terutama pada Indeks Pembelian Barang Tahan Lama.
Inflasi AS, Masihkah kencang?
Beralih ke pasar AS, negeri Paman Sama akan rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) atau data inflasi AS periode Januari 2024. Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi AS mencapai 3,4% (yoy) pada Desember 2023, naik dari 3,1% pada November 2023. Secara bulanan (mtm), tingkat inflasi AS mencapai 0,3%, meningkat dari 0,1% pada bulan sebelumnya.
Pelaku pasar memperkirakan inflasi AS akan melandai tipis ke 2,9% pada Januari 2024. Jika perkiraan ini meleset maka dampaknya bisa besar kepada pasar keuangan dunia.
Inflasi AS periode Januari sangat ditunggu warga AS dan pelaku pasar dunia mengingat pentingnya data tersebut. Inflasi AS menjadi salah satu pertimbangan terpenting bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed)untuk menentukan suku bunga.
Pekan lalu, sejumlah pejabat The Fed menyampaikan kekhawatirannya akan inflasi AS yang belum juga turun ke sasaran mereka 2%. Mereka mengingatkan jika The Fed belum akan memangkas suku bunga jika inflasi AS belum bergerak di sasaran mereka.
(mza/mza)
