
AS Akan Beri Info Penting Sebelum Pemilu RI, Pilpres 1 Atau 2 Putaran?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup beragam berbeda dibanding kinerja positif pada awal perdagangan Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Salah satu indeks terkemuka Wall Street berhasil membukukan rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High (ATH).
Dow Jones Industrial Average mencatat rekor baru pada perdagangan Senin, Indeks melesat 125,69 poin atau 0,33%, yang membawa indeks ini mencapai 38.797,38. S&P 500 melemah 0,09% ke level 5.021,84, sementara Nasdaq Composite meluncur sebesar 0,3% dan ditutup pada 15.942,55.
Perusahaan-perusahaan seperti Salesforce menekan Dow Jones dengan saham berbasis cloud mereka merosot 1,4%, sementara saham Hershey mengalami penurunan kurang dari 1% setelah diturunkan peringkatnya oleh Morgan Stanley akibat permintaan yang lebih lemah. Di sisi lain, Diamondback Energy melonjak 9,4% setelah mengumumkan akuisisi produsen minyak dan gas Endeavor Energy Partners.
Pada Jumat, S&P 500 ditutup di atas 5.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah, dengan indeks ini sekarang telah naik lebih dari 5% sejak awal tahun.
Ketiga indeks utama melesat selama lima minggu berturut-turut, dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing menambahkan 1,4% dan 2,3% minggu lalu. Dow Jones mengalami kenaikan yang sedikit.
Mark Haefele, Chief Investment Officer UBS Global Wealth Management, menyatakan, "Meskipun saham AS sudah memasukkan banyak berita baik, kami percaya bahwa reli ini telah mendapat dukungan yang baik."
Sekitar 61 perusahaan dalam S&P 500 dijadwalkan melaporkan laba minggu ini, termasuk perusahaan gig economy seperti Lyft, Instacart, dan DoorDash. Perusahaan seperti AutoNation, Kraft Heinz, Hasbro, dan Coca-Cola juga akan memberikan gambaran tentang kondisi konsumen AS.
Para trader juga akan memantau data terbaru tentang Consumer Price Index (CPI) atau inflasi yang akan dirilis pada Selasa pagi. Data ekonomi penting lainnya diharapkan pada hari Kamis dan Jumat, termasuk pembacaan Januari tentang penjualan ritel, produksi, impor dan ekspor, housing starts, dan Producer Price Index (PPI).
Meghan Swiber, strategist dari Bank of America, menyampaikan, "The Fed menekankan bahwa akan perlu melihat 'kepercayaan yang lebih besar' dalam data inflasi untuk memulai siklus pemotongan. Kami berpikir sebagian dari kepercayaan yang dicari oleh Fed terletak pada komposisi disinflesi."
Meskipun demikian, reli pasar selama tiga bulan terakhir ini sangat kuat dan konsisten, meningkatkan kemungkinan terjadinya penarikan atau pullback. Menurut Bespoke Investment Group, S&P 500 telah mencatat lebih dari 70 hari perdagangan tanpa mengalami penurunan sebesar 2%.
(mza/mza)
