Dari Amerika Serikat, bursa Wall Street bergerak beragam dengan mayoritas berada di zona penguatan pada perdagangan terakhir pekan lalu.
Indeks Dow Jones menjadi satu-satunya yang melemah 0,14% ke posisi 38.671,69. Indeks S&P terbang 0,57% dan melanjutkan rekor tertingginya dalam sejarah ke posisi 5.026,61 sementara indeks Nasdaq terbang 1,25% ke posisi 15.990,66.

Dalam sepekan, S&P 500 menguat 1,4%, Nasdaq mengalami kenaikan 2,3%. Dow Jones relatif stagnan. Ketiga indeks utama ini mencatatkan kenaikan pekan kelima secara beruntun dan minggu ke-14 yang positif dalam 15 minggu terakhir.
Dana D'Auria, co-chief investment officer di Envestnet, mengatakan pada CNBC, "Pada akhirnya, kita masih melihat berita yang sangat baik dari segi ekonomi, dan pasar merespons positif terhadap itu. Semakin lama cerita ini berlanjut, semakin mungkin tampaknya bagi pasar bahwa kita benar-benar sedang mencapai titik landasan di sini."
Musim penghasilan yang solid, data inflasi yang membaik, dan ekonomi yang tangguh telah memperkuat reli pasar 2024. Ini juga mendorong S&P untuk ditutup di atas level 5,000 setelah pertama kali menyentuh tonggak tersebut selama sesi Kamis kemarin. Indeks ini pertama kali mencapai 4,000 pada April 2021.
Adam Turnquist, chief technical strategist di LPL Financial, menyatakan, "Penutupan di atas level yang menjadi pusat perhatian ini tanpa ragu akan menciptakan berita utama dan semakin memupuk perasaan takut ketinggalan (FOMO). Di luar potensi peningkatan sentimen, angka bulat seperti 5,000 seringkali menyediakan area dukungan atau resistensi psikologis bagi pasar."
Penurunan revisi indeks harga konsumen Desember juga memberikan sentimen positif. Pemerintah menyesuaikan angka tersebut menjadi kenaikan 0,2%, turun dari kenaikan 0,3% yang pertama kali dilaporkan. Angka inflasi inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, tetap sama. Data CPI Januari dijadwalkan akan dirilis minggu depan.
Saham teknologi megakapitalis kembali menguat pada Jumat kemarin, turut menyumbang pada kenaikan S&P di atas 5,000. Nvidia melonjak 3,6%, Alphabet menambah lebih dari 2%, sementara Cloudflare melonjak 19,5% berkat kinerja positif, yang juga mendorong sektor cloud secara keseluruhan. Saham semikonduktor juga naik, dengan VanEck Semiconductor ETF naik 2,2%.
Masa pengumuman laporan pendapatan kuartal keempat terus berlanjut, dengan PepsiCo turun 3,6% akibat kinerja yang di bawah ekspektasi. Take-Two Interactive merosot 8,7% akibat pandangan ke depan yang mengecewakan, sementara Pinterest merosot 9,5% setelah mengeluarkan proyeksi yang lebih rendah dari perkiraan dan melewatkan perkiraan pendapatan.
Meskipun terjadi penurunan ini, rilis laporan keuangan sejauh ini lebih kuat dari yang diharapkan. Sebanyak 332 perusahaan S&P telah melaporkan hasilnya, dengan sekitar 81% di antaranya melaporkan laba di atas ekspektasi analis. Kinerja positif ini lebih baik dibandingkan dengan kinerja di atas ekspektasi sebanyak 67% secara kuartalan sejak 1994, menurut LSEG.
Pasar keuangan di Indonesia diperkirakan akan mengalami volatilitas pada pekan ini, seiring dengan pelaku pasar yang menantikan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa pasar keuangan dalam negeri hanya akan beroperasi selama 4 hari perdagangan, karena Rabu (14/2/2024) ditetapkan sebagai hari libur nasional dalam rangka Pemilu 2024.
Saat ini, pesta demokrasi sedang berada di masa tenang selama tiga hari (Minggu-Selasa), setelah ramainya masa kampanye lalu. Sebagaimana telah disebutkan, masa tenang akan berlangsung selama tiga hari. Dalam kurun waktu tersebut, tidak boleh ada seorangpun yang berkepentingan untuk melakukan kampanye. Masa tenang dilaksanakan pada periode 11 Februari 2024-13 Februari 2024.
Pekan masa tenang dan menjelang terlaksananya pesta demokrasi akan memiliki pengaruh pada pasar keuangan, meskipun dapat dilihat dari dua perspektif. Pelaku pasar dapat bereaksi dengan menahan investasi sembari dengan kepastian dari politik. Di sisi lain, investor juga dapat mulai mengambil posisi terlebih dahulu dengan harapan tren positif pasar keuangan di tahun politik.
Sentimen khusus yang dapat menjadi pendorong laju IHSG juga dapat mengekor Wall Street yang cenderung menguat dengan menyoroti S&P 500 yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dengan menembus level psikologis 5.000.
Selain itu, pergerakan pasar juga akan dipengaruhi oleh berbagai sentimen dari dalam negeri dan luar negeri.
Indeks Keyakinan Konsumen
Pada Selasa (13/2/2024), Bank Indonesia (BI) akan merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia untuk Januari 2024. Dalam konteks ekonomi global yang semakin merosot pada 2024, diperkirakan akan ada tekanan yang semakin dalam sepanjang tahun.
Faktor-faktor seperti pengetatan keuangan, ketidakstabilan geopolitik, dan kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) yang berdampak pada pasar tenaga kerja dapat menjadi pendorong sulitnya perekonomian global bangkit di awal tahun ini, meskipun inflasi dunia mulai menunjukkan kestabilan. Namun, kondisi perekonomian Indonesia terpantau masih terkendali.
IKK periode Desember 2023 menunjukkan nilai yang lebih tinggi sebesar 123,8 dibandingkan dengan periode November 2023 sebesar 123,6. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), terutama pada Indeks Pembelian Barang Tahan Lama.
Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres ) 2024
Pada Rabu (14/2/2024) ditetapkan sebagai hari libur nasional dalam rangka Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di mana warga Indonesia akan memilih anggota legislatif dan presiden untuk periode 2024-2029.
Sentimen pemilu dan pilpres diperkirakana akan mewarnai pergerakan pasar keuangan Indonesia baik di pasar saham, rupiah, atau SBN.
Terlebih. pilpres kali ini sangat penting mengingat sekitar 204,81 juta warga Indonesia Indonesia yang terdaftar memilih akan menentukan siapa presiden Indonesia berikutnya.
Ada tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang ikut bertarung dalam pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Beragam survei menunjukkan jika belum ada satupun calon yang mampu mencatat elektabilitas di atas 50% untuk memenangi pilpres dalam satu putaran. Dalam survei, pasangan Prabowo-Gibran memang unggul tetapi kurang dari 50%.
Masih ketatnya persaingan inilah yang diperkirakan akan sangat mempengaruhi laju pasar keuangan dalam negeri pekan ini. Diperkirakan pasar akan volatile sebelum pemilu dan kemungkinan bisa bergerak menguat atau sebaliknya melemah tajam pada Kamis pekan ini tergantung pada hasil quick count atau hitung cepat pilpres.
Hasil quick count setidaknya akan menunjukkan apakah pilpres Indonesia akan berlangsung satu atau dua putaran. Pelaksanaan pilpres satu atau dua putaran ini akan mempengaruhi sentimen investasi, terutama dari investor asing. Pasalnya, belum ada kejelasan mengenai kebijakan yang akan diambil ke depan.
Selain Pilpres, pelaku pasar juga menunggu hasil pemilu legislatif yang akan menentukan partai pemenang pemilu. Dalam jajak pendapat, persaingan keras terjadi antara Partai Gerindra dan PDI-Perjuangan untuk memenangkan pemilu.
Kedua partai ini mengusung capres berbeda sehingga menarik dilihat apakah keduanya akan memilih berkoalisi atau oposisi jika partai dan capresnya kalah.
Neraca Perdagangan Januari 2024
Pasar keuangan Indonesia akan kembali beroperasi pada Kamis (15/2/2024), di mana pada tanggal tersebut akan dirilis Neraca Perdagangan Indonesia periode Januari 2024, serta Pertumbuhan Ekspor dan Impor Indonesia periode yang sama.
Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 3,31 miliar pada Desember 2023, meningkat dari periode November 2023 yang hanya sebesar US$ 2,41 miliar. Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai US$ 22,41 miliar, naik 1,89% dibanding periode November 2023 (mtm), didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar 1,06% dan ekspor migas sebesar 15,28% (mtm).
Namun, nilai impor Indonesia pada Desember 2023 turun 2,45% dibanding periode November 2023 (mtm), dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas sebesar 2,26% dan impor migas sebesar 3,33% (mtm).
Menarik disimak seperti apa kinerja ekspor Indonesia di awal tahun di tengah terus merosotnya harga komoditas.
Penjualan Eceran Desember
Pada Jumat (16/2/2024) Bank Indonesia (BI) akan merilis data Penjualan Ritel Indonesia periode Desember 2023. Kinerja penjualan eceran pada bulan tersebut diprediksi tetap kuat, tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember sebesar 217,9 atau tumbuh 0,1% secara tahunan (yoy).
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau. Secara bulanan, penjualan eceran juga diprediksi meningkat sebesar 4,8% (mtm), didukung oleh peningkatan pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Peningkatan ini sejalan dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur tahun baru yang meningkatkan permintaan dalam negeri, serta strategi potongan harga dari para pengecer.
Sentimen dari Luar Negeri: Inflasi AS-Klaim Pengangguran
Dari China, sentimen pasar diperkirakan akan sepi pada pekan ini karena negara sedang merayakan Tahun Baru Imlek 2024. Libur umum selama delapan hari ini, dari 10 hingga 17 Februari 2024, membuat China minim dampaknya terhadap pasar global.
Sementara itu, dari Amerika Serikat (AS), terdapat beberapa sentimen yang dapat mempengaruhi pasar keuangan Indonesia, terutama pada pergerakan mata uang Rupiah.
Pada Selasa (13/2/2024), akan dirilis Indeks Harga Konsumen (IHK) atau data inflasi AS periode Januari 2024. Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Iinflasi AS mencapai 3,4% (yoy) pada Desember 2023, naik dari 3,1% pada November 2023. Secara bulanan (mtm), tingkat inflasi AS mencapai 0,3%, meningkat dari 0,1% pada bulan sebelumnya.
Hasil data inflasi AS periode Januari 2024 diharapkan akan menjadi penentu arah pergerakan mata uang Rupiah terhadap Dolar AS.
Pada Kamis (15/2/2024), akan ada rilis laporan bulanan IEA, klaim pengangguran awal dan berkelanjutan, penjualan ritel periode Januari 2024, serta Indeks Harga Ekspor dan Impor periode yang sama.
Klaim pengangguran awal AS pada 8 Februari 2024 turun menjadi 218 ribu, dari 224 ribu pada 1 Februari 2024. Begitu juga dengan klaim pengangguran berkelanjutan yang turun menjadi 1,87 juta dari 1,89 juta pada periode yang sama. Penurunan klaim pengangguran ini mencerminkan kekuatan pasar tenaga kerja dan ekonomi AS, yang dapat menghentikan rencana The Fed untuk memangkas suku bunga. Hal ini berpotensi mendorong penguatan Dolar AS terhadap mata uang asing lainnya, termasuk Rupiah.
Dalam rangka membaca arah kebijakan The Fed, data penjualan ritel AS pada Januari 2024 juga akan memainkan peran penting. Pada Desember 2023, data penjualan ritel AS naik 0,6% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya naik 0,3%.
AS juga akan merilis indeks harga ekspor dan impor pada Januari 2024. Pada Desember 2023, indeks harga impor AS tidak mengalami perubahan setelah dua bulan sebelumnya mengalami penurunan. Harga impor AS turun 1,6% pada tahun yang berakhir pada bulan Desember. Harga impor AS belum mengalami peningkatan selama 12 bulan terakhir sejak Januari 2023.
Sementara itu, indeks harga ekspor AS turun 0,9% untuk bulan ketiga berturut-turut pada bulan Desember. Meskipun ada penurunan, namun penurunan pada bulan Desember ini merupakan yang terkecil selama 12 bulan terakhir sejak Februari 2023. Penurunan harga ekspor terutama disumbangkan oleh sektor pertanian dan non-pertanian. Harga ekspor AS turun sebesar 3,2% dalam satu tahun terakhir. Meskipun mengalami penurunan baru-baru ini, penurunan pada bulan Desember ini menandai penurunan terkecil selama 12 bulan terakhir sejak Februari 2023.
Agenda ekonomi:
- Presiden mengadakan rapat internal dengan Menteri Perdagangan membahas penyelesaian permasalahan sawit rakyat di Istana Merdeka, Jakarta Pusat (09:30 WIB)
Rilis data inflasi India periode Januari 2024 (19.00 WIB)
Rilis data produksi manufaktur India periode Desember 2023 (19.00 WIB)
Rilis data neraca perdagangan Rusia periode Desember 2023 (20.00 WIB)
Pidato Gubernur Bank Sentral AS The Fed Bowman (21.20 WIB)
Agenda korporasi:
Ex Date Dividen PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR)
Hari pertama perdagangan IPO PT Harta Djaya Karya (MEJA), PT Multikarya Asia Pasifik Raya (MKAP), PT Homeco Victoria Makmur (LIVE)
Perdagangan awal waran PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA)
RUPS PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Link Net Tbk (LINK)
Berikut indikator ekonomi terbaru: