Meski Pasar Hanya 4 Hari Buka, Pekan Depan Akan Banjir Sentimen

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
11 February 2024 21:00
Tenang! Utang RI vs AS Bak Bumi dan Langit, Ini Buktinya
Foto: Infografis/Tenang! Utang RI vs AS Bak Bumi dan Langit, Ini Buktinya/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di Tanah Air praktis hanya aktif selama tiga hari perdagangan selama pekan ini. Hal ini disebabkan adanya libur panjang dalam rangka, Isra Miraj 1445 H dan Hari Imlek.

Minggu ini pasar saham bergerak variatif dengan kencenderungan melemah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,17% di level 7235,15 pada perdagangan Rabu (7/2/2024). Dalam tiga hari perdagangan atau sepekan IHSG turun 0,05%.

Pasar keuangan pada pekan depan akan bergerak volatile, akan banyak sentimen dari dalam negeri dan luar negeri. Namun pasar keuangan dalam negeri hanya akan berjalan 4 hari perdagangan, karena pada Rabu (14/2/2024) ditetapkan sebagai hari libur nasional dalam rangka Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Sentimen Dalam Negeri

Dari dalam negeri akan terdapat beberapa sentimen menjadi roda penggerak pasar keuangan RI.

Pada hari Selasa (13/2/2024) akan terdapat rilis dari Bank Indonesia (BI) mengenai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia periode Januari 2024. Perlemahan ekonomi dunia yang terus berlanjut di tahun 2024 diprediksi akan semakin dalam sepanjang tahun. Pengetatan keuangan, kondisi geopolitik yang belum stabil, hingga kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) yang menyudutkan pasar tenaga kerja mendorong perekonomian global sulit bangkit di awal tahun 2024, meskipun inflasi dunia mulai stabil. Meskipun demikian, kondisi perekonomian Indonesia terpantau masih terkendali.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK ) periode Desember 2023 menunjukkan nilai yang lebih tinggi sebesar 123,8 dibandingkan periode November 2023 sebesar 123,6. Hal tersebut dikarenakan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang meningkat, terutama pada Indeks Pembelian Barang Tahan Lama.

Sementara, pada hari Rabu (14/2/2024) ditetapkan sebagai hari libur nasional dalam rangka Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Kemudian pasar keuangan RI akan kembali buka pada Kamis (15/2/2024), dimana pada tanggal tersebut akan terdapat rilis Neraca Perdagangan Indonesia periode Januari 2024, serta Pertumbuhan Ekspor dan Impor Indonesia periode Januari 2024.

Diketahui, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar US$ 3,31 miliar pada periode Desember 2023, jumlah tersebut lebih tinggi dari periode November 2023 yang hanya sebesar US$ 2,41 miliar.

Begitu juga dengan nilai ekspor Indonesia pada periode Desember 2023 mencapai US$ 22,41 miliar, atau naik 1,89% dibanding ekspor periode November 2023 (mtm). Peningkatan ekspor ini didorong oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 1,06% dan naiknya ekspor migas sebesar 15,28% (mtm).

Namun, sayangnya nilai impor Indonesia pada periode Desember 2023 tercatat sebesar US$ 19,11 miliar atau turun 2,45% dibanding periode November 2023 (mtm). Penurunan kinerja impor Desember 2023 disebabkan turunnya impor nonmigas sebesar 2,26% dan turunnya impor migas sebesar 3,33% (mtm).

Dan pada hari Jumat (16/2/2024) akan terdapat rilis dari Bank Indonesia (BI) mengenai Penjualan Ritel Indonesia periode Desember 2023.

Kinerja penjualan eceran pada Desember 2023 diprakirakan tetap kuat. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember sebesar 217,9 atau secara tahunan tumbuh 0,1% (yoy), didorong oleh meningkatnya pertumbuhan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Makanan, Minuman, dan Tembakau. Secara bulanan, penjualan eceran juga diprakirakan meningkat, dengan pertumbuhan sebesar 4,8% (mtm). Kinerja seluruh kelompok diprakirakan meningkat, terutama pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sejalan dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur tahun baru yang meningkatkan permintaan dalam negeri, serta strategi potongan harga dari retailer.

Sementara pada November 2023, IPR tercatat tetap kuat sebesar 207,9 atau secara tahunan tumbuh sebesar 2,1% (yoy). Tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh Subkelompok Sandang dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tumbuh meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara bulanan, penjualan eceran tetap tumbuh sebesar 0,2% (mtm), terutama ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan Kelompok Suku Cadang dan Aksesori dan Subkelompok Sandang.

Sentimen dari Luar Negeri

Dari China masih akan sepi sentimen pada pekan depan, dikarenakan China tengah merayakan Tahun Baru Imlek 2024. Dikutip dari China Highlight, hari libur umum untuk Tahun Baru Imlek mencapai delapan hari dari Tahun Baru Imlek hingga hari ke-8 tahun baru kalender lunar. Tepatnya pada 10 hingga 17 Februari 2024.

Sementara dari Amerika Serikat (AS), terdapat beberapa sentimen yang dapat mempengaruhi pasar keuangan RI terutama pada pergerakan mata uang garuda.

Pada hari Selasa (13/2/2024) akan ada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) atau data inflasi AS periode Januari 2024.

Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat sebanyak 3,4% (yoy) pada periode Desember 2023, naik dari 3,1% pada periode November 2023. Dibandingkan dengan bulan November (mtm), tingkat inflasi AS mencapai 0,3%, meningkat dari level 0,1% pada bulan sebelumnya.

Hasil dari data inflasi AS periode Januari 2024 tentunya akan menjadi penentu arah mata uang garuda terhadap dolar AS selama sepekan depan.

Berlanjut pada Kamis (15/2/2024), akan terdapat rilis laporan bulananan IEA, klaim pengangguran awal dan berkelanjutan, penjualan ritel periode Januari 2024, Indeks Harga Ekspor dan Impor periode Januari 2024.

Diketahui klaim pengangguran awal AS yang terbit pada 8 Februari 2024 sebesar 218ribu, angka ini menurun dari periode 1 Februari 2024 sebesar 224ribu. Begitu juga dengan klaim pengangguran berkelanjutan AS yang terbit pada 8 Februari 2024 sebesar 1,87 juta, angka ini turun dari periode 1 Februari 2024 sebesar 1,89 juta.

Klaim pengangguran yang menurun menandakan pasar tenaga kerja AS dan ekonomi AS yang kuat, sehingga dapat mengurungkan niat The Fed untuk memangkas suku bunga. Hal ini dapat mendorong dolar AS lebih kuat terhadap mata uang asing lainnya termasuk rupiah.

Selain itu yang dapat mempengaruhi harga dolar AS juga dari penjualan ritel AS. Diketahui AS akan merilis data penjualan ritel periode Januari 2024, sementara itu data penjualan ritel AS pada periode Desember tercatat naik melebihi bulan sebelumnya, 0,6% vs 0,3%.

AS juga akan merilis indeks harga ekspor dan impor periode Januari 2024. Diketahui, indeks harga impor AS tidak berubah pada bulan Desember, setelah mengalami penurunan dalam 2 bulan sebelumnya. Harga impor AS turun 1,6% untuk tahun yang berakhir pada bulan Desember. Harga impor AS belum meningkat dalam 12 bulan sejak Januari 2023.

Sementara, indeks harga ekspor AS turun 0,9% untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan Desember. Penurunan tersebut merupakan penurunan dalam 1 bulan pertama sejak Juni 2023. Penurunan harga pada ekspor pertanian dan non-pertanian berkontribusi terhadap penurunan pada bulan Desember. Harga ekspor AS turun 3,2% selama setahun terakhir. Meskipun terjadi penurunan baru-baru ini, penurunan pada bulan Desember merupakan penurunan terkecil dalam 12 bulan sejak Februari 2023.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation