Newsletter

Ada Skandal Boeing & Harga Energi Jatuh, Mampukah IHSG-Rupiah Bangkit?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
09 January 2024 06:01
Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) Alaska Airlines mengandangkan seluruh armada Boeing 737 Max 9 menyusul insiden pada salah satu unitnya. (AP Photo/Craig Mitchelldyer)
Foto: Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) Alaska Airlines mengandangkan seluruh armada Boeing 737 Max 9 menyusul insiden pada salah satu unitnya. (AP Photo/Craig Mitchelldyer)

Pada hari ini, pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen penggerak pasar hari ini, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Adapun berikut sentimen pasar dari dalam dan luar negeri pada hari ini.

1. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia

Pada hari ini, Bank Indonesia (BI) akan merilis indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia periode Desember 2023. IKK diproyeksi akan ke angka 124 dibandingkan capaian pada November di posisi 123,6.

Peningkatan IKK pada Desember kemungkinan besar karena ada peningkatan daya beli masyarakat lantaran seasonality natal dan tahun baru (nataru).

Sebagai catatan, nilai IKK secara nasional masih menunjukkan angka di atas 100 yang berarti keyakinan konsumen masih optimis.

Pada November 2023, IKK RI turun menjadi 23,6 dibandingkan sebulan sebelumnya yang tercatat di 124,3. IKK Indonesia memang tercatat masih berada di zona optimis. Akan tetapi terjadi penurunan terhadap sejumlah faktor pembentuk.

Keyakinan konsumen dalam pembelian durable goods atau barang jangka lama menurun terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1-2 juta. Dilihat dari kelompok usia, penurunan Indeks Pembelian Durable Goods terdalam terjadi pada kelompok usia di atas 60 tahun.

Indonesia menggantungkan 53% ekonominya dari pergerakan konsumsi sehingga laju IKK menjadi pentiing karena mencerminkan gerak konsumsi ke depan. Perusahaan consumer goods akan sangat ditentukan oleh laju konsumsi masyarakat, termasuk PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Mayora Indah (MYOR), dan Indofood Group.

2. Neraca Perdagangan Amerika Serikat.

Pada  Selasa malam hari ini waktu Indonesia, data neraca dagang dari Negeri Paman Sam untuk periode November 2023 akan dirilis.

Neraca perdagangan AS pada November 2023 diproyeksi akan mengalami defisit lebih besar mencapai US$ 65 miliar, dibandingkan defisit bulan sebelumnya sebesar US$ 64,3 miliar.

Walaupun data yang keluar cenderung laggard, akan tetapi proyeksi pelebaran defisit neraca dagang ini menunjukkan semakin terkontraksi-nya perdagangan ekspor dan impor di AS.

Melansir dari Trading Economics, ekspor AS pada November akan menyusut ke US$ 252,8 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 258,8 miliar. Sementara impor akan menyusut jadi US$ 317,6 miliar dibandingkan satu bulan sebelumnya sebesar US$ 323 miliar.

Bagi Indonesia, AS merupakan negara kedua terbesar yang menyumbang ekspor terbesar setelah China. Sehingga, perkembangan neraca dagang Negeri Paman Sam ini patut dicermati karena akan mempengaruhi perdagangan ekspor-impor Tanah Air.

 3. Skandal Boeing

Skandal yang menghantui perusahaan produsen pesawat Boeing juga sepertinya akan dicermati oleh investor di global, mengingat dampaknya terbilang tidak dapat dianggap remeh.

Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS mengatakan bahwa "komponen utama yang hilang" dari jet Boeing 737 MAX 9 Alaska Airlines yang melakukan pendaratan darurat telah ditemukan dari halaman belakang sebuah rumah di pinggiran kota.

Pintu merobek sisi kiri jet Alaska Airlines itu pada Jumat pekan lalu setelah lepas landas dari Portland, Oregon, dalam perjalanan ke Ontario, California, menurunkan tekanan udara pada pesawat dan memaksa pilot untuk kembali dan mendarat dengan selamat dengan 171 penumpang dan enam awak di dalamnya.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) pada Sabtu lalu juga memerintahkan penghentian sementara 171 jet Boeing MAX 9 yang dipasang dengan panel yang sama, yang berbobot sekitar 60 pon (27 kg) dan menutupi pintu keluar opsional yang terutama digunakan oleh maskapai penerbangan bertarif rendah.

Hal ini membuat FAA melarang pengoperasian pesawat Boeing 737 MAX 9 sampai regulator yakin bahwa armada tersebut aman, sehingga berdampak pada maskapai lain seperti United Airlines.

Alaska Airlines membatalkan 170 penerbangan pada Minggu dan 60 penerbangan lainnya pada Senin hari ini dan mengatakan gangguan perjalanan akibat larangan terbang tersebut diperkirakan akan berlangsung setidaknya hingga pertengahan pekan ini.

Buntut dari insiden di AS, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan resmi melarang tiga pesawat Lion Air untuk beroperasi. Hal ini terkait adanya skandal terbaru dari Boeing 737 Max 9 seperti yang digunakan Lion Air.

Dithub Kemenhub telah berkoordinasi dengan pihak Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat Regional Asia Pacific, Boeing serta Lion Air sebagai maskapai nasional yang menggunakan jenis pesawat Boeing 737-9 MAX.

"Berdasarkan review dan evaluasi oleh Ditjen Perhubungan Udara dan koordinasi dengan Lion Air diputuskan untuk memberhentikan pengoperasian sementara (temporary grounded) pesawat Boeing 737-9 Max sejak tanggal 6 Januari 2024 sampai perkembangan lebih lanjut," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni dalam Holding Statement, Senin (8/1/2024).

4. Konferensi pers RDK OJK

Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menggelar konferensi pers bulanan edisi Desember 2023. Akan hadir dalam konferensi pers Ketua DK OJK Mahendra Siregar dan DK lainnya.
Mengingat ini RDK Desember maka menarik disimak melihat review perkembangan industri keuangan sepanjang 2023 termasuk perkembangan kredit perbankan, pasar modal, asuransi, dan pembiayaan.

Menarik ditunggu apakah OJK akan mengeluarkan kebijakan baru untuk 2024 serta outlook OJK mengenai industri keuangan ke depan.

4. Harga Minyak, Gas, dan Batu Bara Jeblok

Harga energi kembali ambruk pada perdagangan kemarin, mulai dari minyak, gas, hingga batu bara. Harga jatuh karena melemahnya permintaan global, tingginya pasokan, serta kebijakan pemangkasan harga minyak oleh Aran Saudi.
Pada perdagangan Senin (8/1/2024), harga minyak brent jatuh 3,3% menjadi US$ 76,19 per barel sementara WTI jeblok 4,3% ke US$ 70,63 per barel.

Harga batu bara juga melemah 0,6% ke US$ 129,75 per ton dan harga gas alam Eropa jeblok 8,6%.
Harga minyak ambruk setelah raksasa Arab Saudi, Saudi Aramco, memangkas harga minyak ke konsumen Asia sebesar US$ 2 per barel.

Pemangkasan ini dilakukan karena terus melemahnya permintaan, terutama dari China.

Melemahnya harga komoditas energi akan menekan banyak emiten berbasis energi mulai dari PT Indika Energy (INDY), PT Medco Energi Internasional (MEDC), PT Adaro Energy Indonesia (ADRO), hingga PT Elnusa (ELSA).

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular