PMI Manufaktur RI Ngebut di Desember, Tertinggi dalam 3 Bulan

Maesaroh, CNBC Indonesia
02 January 2024 09:15
Pabrik. (CNBC Indonesia/Sefti Oktarianisa)
Foto: Pabrik. (CNBC Indonesia/Sefti Oktarianisa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas manufaktur Indonesia terus menanjak di akhir 2023. Kenaikan tersebut tercermin dalam data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global hari ini, Selasa (2//1/2024). Kenaikan PMI menjadi modal positif untuk mengawali tahun bari 2024.

PMI manufaktur Indonesia naik ke angka 52,2 pada Desember 2023. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir, termasuk dibandingkan November 2023 (51,7).

PMI manufaktur Indonesia sudah berada dalam fase ekspansif selama 28 bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

"Data PMI Desember menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia menutup triwulan terakhir pada tahun ini dengan catatan positif karena permintaan baru yang akan datang dan output keduanya mengalami ekspansi pada tingkat solid," tutur Jingyi Pan, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, dikutip dari website resmi mereka.

Dia menambahkan pelaku usaha juga sangat optimis menatap tahu baru 2024. Optimisme didorong oleh besarnya pesanan yang masuk. Namun, inflasi bergerak lebih tinggi meski inflasi biaya input berkurang.

"Jumlah tenaga kerja juga naik sejalan dengan aktivitas pembelian, terdorong oleh optimisme yang membaik di antara produsen barang terkait perkiraan tahun mendatang," imbuhnya.

S&P Global menjelaskan kenaikan PMI ditopang oleh meningkatnya pesanan baru baik dari dalam ataupun luar negeri. Pesanan naik didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi lebih pada basis pelanggan.

Meski pesanan naik tetapi pertumbuhan pesanan menjadi yang paling lambat selama periode enam bulan terakhir, terutama, permintaan asing. Permintaan baru untuk ekspor sudah melandai selama dua bulan berturut-turut di tengah laporan upaya mengurangi stok di beberapa klien.

S&P menjelaskan kenaikan pekerjaan baru mempercepat ekspansi pada output. Tingkat pertumbuhan produksi secara keseluruhan bahkan mengalami percepatan hingga ke posisi tertinggi dalam empat bulan.

Kenaikan jumlah pesanan baru juga membuat adanya penumpukan pekerjaan. Ini adalah kali pertama terjadi penumpukan sejak Juni. Ini ada meski tergolong kecil.

Adanya peningkatan beban kerja mendorong perusahaan manufaktur Indonesia untuk menambah tenaga selama dua bulan berturut-turut meski jumlahnya terbilang kecil.

Aktivitas pembelian juga naik bersamaan dengan penambahan jumlah staf karena perusahaan membutuhkan input tambahan untuk produksi.

Kendati aktivitas naik tetapi perusahaan melakukan perbaikan pada waktu pengiriman dari pemasok sehingga dapat lebih cepat mengakumulasi pembelian stok pada Desember.

Sebaliknya, inventaris pasca produksi sedikit menurun karena barang jadi dikirimkan untuk memenuhi pesanan.

Optimisme pelaku usaha manufaktur Indonesia meningkat pada tahun ini karena perusahaan berharap jika penjualan terus berkembang pada 2024.

"Meski masih di bawah rata-rata jangka panjang, tingkat optimisme merupakan tertinggi kedua dalam rekor sejak bulan Oktober 2022," jelas S&P.

Dari segi harga, keseluruhan biaya input kembali naik pada Desember sehingga memperpanjang periode menjadi lebih dari empat tahun. Inflasi terjadi karena kenaikan harga bahan baku, pengiriman dan biaya konversi nilai tukar. Perusahaan manufaktur Indonesia pun kemudian menaikkan harga jual mereka sedikit lebih cepat pada Desember untuk menutupi biaya.

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation