
Selamat Datang 2024, Hidup Tak Akan Lebih Mudah

Dibandingkan pasar mata uang, bursa saham menatap 2024 dengan lebih optimis. Kinerja Wall Street yang diyakini akan tetap cemerlang pada tahun ini serta menggeliatnya ekonomi nasional membuat bursa saham diproyeksi lebih bergairah. Belum lagi, ada suntikan berupa derasnya capital inflow.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir 2023, Jumat (29/12/2023) ditutup di posisi 7.272,79 dengan penguatan sepanjang 2023 sebesar 6,16% dan sempat mencetak rekor tertingginya pada perdagangan Kamis (29/12/2023) dengan menyentuh posisi 7.303,88.
Kenaikan IHSG pada tahun lalu lebih besar dibandingkan 2022 yang tercatat 4,06%.
Pergerakan IHSG pada tahun 2023 juga sejalan dengan bursa Asia dan Wall Street di mana hampir semua menguat tajam meski di pertengahan tahun sempat babak belur.
Adapun dari awal tahun hingga Desember 2023, BEI mencetak rekor sejarah IPO terbanyak dimana sudah ada 79 perusahaan melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO), dengan total perolehan dana mencapai Rp 54,14 triliun. Capaian IPO tersebut tercatat sebagai rekor tertinggi sepanjang masa, dari sebelumnya 66 IPO pada 1990.
Meski BEI mencetak rekor baru dalam hal jumlah IPO terbanyak sepanjang masa, namun kinerja mayoritas sahamnya justru berbanding terbalik. Dari 79 saham IPO 2023, hanya 28 saham yang mencatatkan kinerja positif, alias harga terakhirnya sudah berada di atas harga IPO atau jauh di atas harga IPO.
Sedangkan sisanya yakni 51 saham masih mencatatkan kinerja buruk dari harga IPO-nya hingga perdagangan akhir Desember 2023.
Beralih ke rekor lainnya, IHSG mencetak rekor baru dari sisi nilai kapitalisasi pasar. Pada 28 Desember 2023, nilai kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp11.762 triliun. Ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah. Selanjutnya, rekor volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah pada 31 Mei 2023 yakni dengan 89 miliar lembar saham.
Selain itu, BEI juga mencatat milestone baru dengan berbagai kebijakan kembali ke normal setelah terpukul pandemi Covid-19 tiga tahun lalu.
Berbagai kebijakan kembali ke normal antara lain penerapan normalisasi jam perdagangan seperti sebelum Covid-19 dimana sesi I dimulai pukul 09.00 - 12.00 WIB kemudian dilanjutkan sesi II pada 13.30 - 16.00 WIB. Normalisasi tersebut resmi dimulai pada 3 April 2023 lalu.
Selanjutnya ada peluncuran indeks papan akselerasi dan papan pemantauan khusus hybrid, serta penerapan Auto Reject Atas (ARA) dan Auto Reject Bawah (ARB) simetris secara bertahap dimana tahap pertama dilakukan pada 5 Juni 2023 dengan batas maksimal 15%, kemudian tahap kedua berlaku pada 4 September 2023 dengan penerapan simetris, 20%, 25%, dan 35%.
Tak hanya itu, pada 26 September 2023 lalu BEI menorehkan milestone baru dengan peluncuran bursa karbon. Hingga akhir 2023, bursa karbon telah mencatatkan 1.757.949 tCO2e karbon kredit. Sementara volume perdagangan yang tercatat sebanyak 494.254 tCO2e senilai Rp30,91 miliar yang berasal dari dua instrumen atau project dan 46 user.
Sanggupkah IHSG Bertahan di Tengah Panasnya Tahun Pemilu?
Kini perhatian investor beralih memprediksi bagaimana pergerakan lanjutan IHSG pada 2024 mendatang. Tahun baru tak lepas dari tahun politik dimana Indonesia akan menggelar pemilihan umum (pemilu) Presiden dan Wakil Presiden periode 2024 hingga 2029 serta pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Secara historis, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung positif selama gelaran pemilu beberapa edisi terakhir.
Lima pemilu sebelumnya bisa dibilang menghasilkan presiden terpilih yang secara umum bisa diterima oleh pasar. Sudah ada tiga nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk tahun 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan nomor urut 3.
Pada edisi pemilu tahun depan, amunisi belanja masyarakat tampaknya akan mendapat tambahan asupan dari tetesan 'uang politik' menjelang Pemilu 2024. Untuk Pemilu 2024, Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran hingga Rp71,3 triliun yang akan tersebar di beberapa kementerian/lembaga.
Catatan historis setiap jelang pemilu membuktikan bagaimana uang "promosi suara" para politisi dan partai politik membantu menggerakkan roda ekonomi. Belum lagi ada multiplier effect dari hajatan berupa kenaikan konsumsi.
Dalam lima tahun sekali, Indonesia melakukan pemilu dengan dana cukup besar, money multiplier-nya cukup kuat. Dari sisi konsumsi terutama dari lembaga non-profit akan cukup besar menyumbang pertumbuhan untuk beberapa sektor seperti retail terkait pakaian, lalu media, logistik, dan transportasi.Sektor tersebut biasanya pertumbuhannya akan lebih cepat.
Data BEI juga menunjukkan investor tetap melakukan net buying selama tahun politik. Kapitalisasi market juga meningkat meski ada gelaran pilpres.
Pada pilpres 2014, misalnya, investor asing mencatat net buy sebesar Rp 42,6 triliun sementara pada tahun politik 2019 tercatat net buy Rp 49,2 triliun.
kinerja beberapa sektor berpotensi tumbuh positif, seperti sektor barang konsumen, layanan komunikasi, keuangan, dan lain-lain
![]() Pasar Modal Indonesia cenderung mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun-tahun politik |
Sektor Potensial 2024
Beberapa sektor lain yang diproyeksi akan diuntungkan oleh pilpres adalah sektor emiten consumer goods, ritel, hingga telekomunikasi yang punya katalis pertumbuhan di tengah sentimen jelang Pemilu 2024 diprediksi bisa tahan banting.
Selain tiga sektor yang diprediksi bertumbuh karena dorongan dari domestik efek tahun pemilu, terdapat pula satu sektor yang akan terdorong kenaikannya dari sentimen global. Sektor tersebut berasal dari komoditas, namun bukan komoditas minyak ataupun batu bara, melainkan komoditas emas.
Sepanjang tahun 2023 harga emas di pasar spot telah mengalami kenaikan sebesar 17,06% saat menyentuh level tertinggi sepanjang tahun 2023 pada 4 Desember 2023 di level US$2.135,4 per troy ons. Harga emas berhasil melewati All Time High nya pada 7 Agustus 2020 di posisi US$2072,50.
Kebijakan The Fed yang mulai dovish juga akan menguntungkan sektor teknologi, properti, hingga perbankan. Dengan adanya pelonggaran The Fed maka BI diharapkan juga akan memangkas suku bunga sehingga permintaan kredit naik dan ongkos pinjaman turun.
Sektor infrastruktur juga diperkirakan akan diuntungkan tahun ini sejalan dengan upaya Presiden Jokowi menggenjot pembangunan proyek di tahun terakhirnya.
Proyeksi IHSG Pada 2024
Arjun Ajwani, Senior Research Infovesta Kapital Advisory menyatakan proyeksi IHSG 2024 bisa mencapai 7500.
"Proyeksi IHSG akhir tahun 2024 sebesar 7.500, dengan return sebesar 4,15% untuk tahun 2024 full year. Ini berdasarkan asumsi akhir tahun ini 2023 IHSG akan menutup di level 7.200" Ungkap Arjun
Lainnya ada, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyatakan proyeksinya untuk IHSG pada 2024 bisa mencapai 8000, dengan sektor bank yang masih akan bullish.
"IHSG bisa ke 8000 dan sektor yang masih menarik tetap perbankan" Tutur Rudiyanto pada CNBC Indonesia.
Polling dari 10 lembaga/sekuritas yang dikumpulkan CNBC Indonesia Research memproyeksikan pergerakan IHSG akan positif pada tahun politik dengan berada di kisaran level 7.950.
Prospek IHSG bergerak ke arah positif tahun depan dengan catatan dapat tercapai jika sektor-sektor di tahun pemilu kompak meningkat serta ekonomi Indonesia terus bergerak surplus. Akan tetapi, jika setelah masa pemilu masalah geopolitik dan inflasi makin meningkat dan tak terkendali, maka tidak menutup kemungkinan IHSG dapat bergerak bearish di kisaran 6.700.
(mae)
