
Hari Pembuktian Akhirnya Tiba: IHSG Rekor Apa Tekor?

Pasar keuangan Indonesia baik bursa, mata uang, dan SBN akan mengakhiri perdagangan di 2023 pada hari ini. Semangat akhir tahun di satu sisi bisa membuat perdagangan sangat bergairah karena pelaku pasar akan memborong di hari terakhir. Namun, di sisi lain bisa berjalan sebaliknya.
Hari Terakhir Perdagangan Pasar Modal, Siap Rekor?
Pasar modal Indonesia (IHSG) memasuki akhir perdagangan 2023 hari ini dengan potensi mencatat sejarah baru. Setelah mencapai level psikologis 7.300 dan rekor tertinggi sepanjang 2023, IHSG masih menyimpan ambisi untuk menutup tahun ini dengan rekor ke level tertinggi sepanjang masa, yaitu 7.318,01.
Posisi penutupan kemarin di 7.303,88 tersisa selisih 15 poin untuk mencapai rekor. Dalam mengejar rekor ini, banyak faktor yang perlu diperhatikan, termasuk sentimen global, khususnya tren pelemahan dolar AS (DXY) yang memberikan keberpihakan positif bagi pasar domestik.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 7123 - 7337.
"Pola gerak IHSG masih memperlihatkan pergerakan yang cukup stabil dengan peluang kenaikan yang masih terbuka dan berpotensi untuk menggapai level ATHnya (All Time High) kembali," tutur William, dalam catatannya.
Menurutnya, kenaikan yang terjadi dalam pergerakan IHSG saat ini masih ditopang oleh stabilnya kondisi perekonomian Indonesia yang terlihat dari data perekonomian yang telah terlansir serta stabilnya nilai tukar rupiah, sehingga jika terjadi koreksi wajar hal tersebut tentunya masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan harapan capital gain di tahun mendatang
Ambruknya Dolar
Faktor pendukung dari sentimen global yang dapat memacu IHSG menuju rekor tertinggi adalah tren pelemahan dolar AS. Indeks dolar AS (DXY) pada perdagangan kemarin merosot ke 100,2 atau terendah sejak Juli 2023 atau lima bulan lebih. Pelemahan ini mencerminkan arus dana yang semakin deras keluar dari Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir, yang diperkirakan mengalir ke pasar-pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Data terbaru dari Bank Indonesia (BI) pada tanggal 18-21 Desember 2023, menunjukkan bahwa investor asing terus mencatatkan pembelian neto di pasar keuangan domestik. Likuiditas yang melimpah di pasar saham pun menjadi katalis positif.
Sentimen ini membantu membangun kepercayaan pelaku pasar domestik. Seiring dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) di tahun depan, ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di pasar negara berkembang menjadi daya tarik bagi investor.
Selain itu, klaim pengangguran di Amerika Serikat yang naik sedikit menjadi 218.000 untuk pekan yang berakhir pada 23 Desember memberikan sinyal positif bagi ekonomi global, termasuk Indonesia. Hal ini memberikan angin segar bagi perekonomian global dan memperbesar peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed di tahun mendatang.
Suku Bunga Penggerak Utama IHSG 2023?
Sejauh tahun 2023, IHSG tercatat mengalami stagnasi, bergerak di kisaran 6.500-7.000. Kondisi ini tak lepas dari sentimen suku bunga tinggi yang ditujukan untuk mengendalikan inflasi. Kebijakan The Fed dalam mengetatkan suku bunga sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 hingga Juli 2023, sebelum menahannya pada September, November, dan Desember 2023, telah memberikan dampak signifikan.
Tidak hanya berfungsi untuk mengendalikan inflasi, kebijakan moneter ini juga berhasil menahan laju kenaikan harga. Inflasi AS yang turun dari 9,1% (YoY) pada Juni 2022 menjadi 3,1% (YoY) pada November 2023 menunjukkan bahwa kebijakan The Fed mulai memberikan hasil.
Dengan pertumbuhan ekonomi AS yang masih kencang di angka 4,9% hingga September 2023, pelaku pasar mulai mendapatkan keyakinan bahwa pemangkasan suku bunga pada Maret tahun depan semakin mungkin terjadi.
Pergerakan IHSG yang mulai menembus level psikologis 7.000 pada kuartal-IV 2023, khususnya sejak November, mencerminkan kuatnya korelasi antara kebijakan suku bunga dan pergerakan IHSG sepanjang tahun ini.
Suku Bunga Dovish & Pemilu, IHSG 2024 Tembus 7.700?
Dengan memasuki tahun 2024, IHSG dibayangi oleh dua faktor utama yang dapat menjadi pendorong potensial menuju level tertinggi sepanjang masa. Pertama, sentimen suku bunga yang sudah berada di puncak dan potensi pemangkasan. Kedua, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang diperkirakan akan menggerakkan likuiditas dan perekonomian secara keseluruhan.
Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, memproyeksikan IHSG mencapai posisi 7.100 pada tahun depan. Dengan ekspektasi bahwa suku bunga akan turun dan optimisme akan meningkat setelah pemilu.
Selain itu, Genta Wira Anjalu, Chief Investment Officer Sinar Mas Asset Management, menargetkan IHSG mencapai 7.700 pada tahun 2024. Namun, keberhasilan mencapai target tersebut tetap tergantung pada kondisi geopolitik dan ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil.
Secara keseluruhan, IHSG terlihat memiliki outlook positif untuk 2024. Namun, ketidakpastian tetap ada, terutama terkait dengan ketidakstabilan geopolitik akibat perang, potensi resesi di beberapa negara, risiko pemilu, dan ancaman lainnya yang bisa mempengaruhi pergerakan pasar.
Perdagangan terakhir tahun ini berlangsung pada hari ini, para pelaku pasar akan memantau setiap perkembangan yang dapat mempengaruhi arah IHSG menuju akhir tahun. Lantas, mampukah IHSG tembus rekor tertinggi sepanjang masa jelang penutupan tahun pada hari ini?
(mza/mza)