
AS Buat RI Pesta, Data Dagang RI Bikin Gembira Apa Merana?

Dari bursa Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street melanjutkan pesta pada perdagangan Kamis kemarin atau Jumat dini hari waktu Indonesia.
Indeks Dow Jones terbang ke rekor baru dengan menguat 0,43% atau 158 poin ke 37.248,35. Ini adalah kali pertama indeks Dow Jones menyentuh rekor 37.000.
Sementara itu, indeks Nasdaq menanjak 0,19% atau 27,59 poin ke 14.761,56 dan indeks S&P 500 terapresiasi 12,46 poin atau 0,26% ke posisi 4.719,55.
Bursa Wall Street melanjutkan pesta setelah bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan akan memangkas bunga pada tahun depan.
Sikap The Fed tersebut langsung membuat imbal hasil US Treasury jatuh ke bawah 4% untuk pertama kalinya sejak Agustus 2023.
Kenaikan penjualan eceran juga membuat pelaku pasar saham semakin optimis jika ekonomi AS tidak akan mengalami resesi dan hanya menghadapi soft economic landing.
"Sikap The Fed lebih dovish daripada yang kita harapkan sebelum pertemuan," tutur Michael Gapen, kepala ekonom untuk AS di Bank of America, kepada CNBC International.
Indeks acuan Wall Street bertahan di zona hijau lantaran efek bank sentral AS yang mempertahankan suku bunga pada pertemuan terakhir tahun ini.
Selain itu, The Fed juga sudah menyatakan isyarat melakukan pivot tahun depan yang menjadi tanda bahwa suku bunga di level saat ini, yakni di 5,25% - 5,50% sudah merupakan terminal rate atau titik puncak dari era kenaikan suku bunga sejak tahun lalu.
Pada press conference The Fed dini hari kemarin, Kamis (14/12/2023), Chairman Jerome Powell mengatakan pengetatan kebijakan moneter bersejarah kemungkinan besar akan berakhir, karena inflasi turun lebih cepat dari perkiraan, dan diskusi mengenai pemotongan biaya pinjaman mulai terlihat.
Sebagai informasi, The Fed telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 dalam upaya mengekang inflasi yang telah mencapai rekor tertinggi selama beberapa dekade.
Pada hari Rabu, 17 dari 19 pejabat Fed memproyeksikan tingkat kebijakan akan lebih rendah pada akhir tahun 2024. Pasar memproyeksi bank sentral AS paling tidak akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali tahun depan atau sedikitnya sekitar 75 basis poin (bps).
"Investor merasa cukup bullish dalam hal penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun depan, yang sedikit lebih besar dari perkiraan para penjual," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance.
Pasar uang sekarang melihat peluang sebesar 83,3% untuk setidaknya penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret 2024, naik dari sekitar 50% sebelum keputusan kebijakan tersebut, dan hampir sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga lainnya pada bulan Mei, menurut alat FedWatch CME Group.
(tsn/tsn)