Jokowi Ngamuk! Uang Warga RI Lari Ke Mana?

Sementara dari luar negeri, pada hari ini, pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen penggerak pasar hari ini, mulai dari data aktivitas manufaktur China versi NBS, inflas Personal Consumption Expenditure (PCE) AS, inflasi Uni Eropa, dan data klaim pengangguran mingguan AS.
Data Estimasi Kedua PDB AS kuartal III-2023
Sebelumnya kemarin malam waktu Indonesia, Biro Analisis Ekonomi AS merilis data estimasi kedua dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS periode kuartal III-2023. Ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh sebesar 5,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2023. Realisasi tersebut lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,9% dan proyeksi para analis sebesar 5%.
Adapun pada kuartal sebelumnya,pertumbuhan ekonomi AS hanya sebesar 2,1% setelah turun selama tiga kuartal berturut-turut. Hasil pada kuartal III pun menandai pertumbuhan terkuat sejak kuartal terakhir 2021.
Investasi non-perumahan direvisi lebih tinggi untuk menunjukkan kenaikan sebesar 1,3% dibandingkan perkiraan awal yang turun sebesar 0,1%.
Selain itu, investasi perumahan meningkat untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun dan dengan laju yang jauh lebih cepat dari perkiraan awal (6,2% vs 3,9% pada perkiraan awal).
Sementara itu, inventaris swasta menambah pertumbuhan sebesar 1,4%, di atas perkiraan sebelumnya sebesar 1,32% dan belanja pemerintah meningkat lebih cepat (5,5% vs 4,6%).
Di sisi lain, belanja konsumen naik 3,6%, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 4%, namun tetap menjadi kenaikan terbesar sejak kuartal IV- 2021.
PMI Manufaktur China versi NBS
China akan mengumumkan data Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur periode November versi NBS pada hari ini. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur bulan ini mencapai 49,9.
Jika benar, maka manufaktur China sedikit membaik dari periode Oktober yang di angka 49,5. Namun, aktivitas manufaktur China masih berada di zona kontraksi karena berada di bawah angka acuan 50.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.
Sebelumnya, Trading Economics mencatat China secara tak terduga mengalami penurunan indeks manufaktur menjadi 49,5 pada Oktober 2023 dari 50,2 pada bulan September.
Nilai tersebut meleset dari perkiraan pasar sebesar 50,2 yang menyoroti bahwa pemulihan ekonomi di negara tersebut masih rapuh dan diperlukan lebih banyak langkah dukungan dari pemerintah.
Melemahnya ekonomi China dapat menjadi sentimen negatif pasar keuangan domestik. Pasalnya, China merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke-2 dunia dan ekonomi pemimpin Asia.
Selain itu, lesunya China dapat berdampak pada perlambatan perdagangan, sehingga tingkat ekspor-impor dengan Indonesia akan mengalami gangguan.
Inflasi PCE Amerika Serikat
Inflasi PCE atau indeks harga PCE AS periode Oktober 2023 juga akan dirilis pada hari ini, lebih tepatnya malam hari waktu Indonesia.
Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan inflasi PCE pada bulan lalu mencapai 3% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada September lalu sebesar 3,4% (yoy).
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE bulan lalu juga diprediksi turun menjadi 0,1% (mtm), dari sebelumnya pada September lalu sebesar 0,4% (mtm).
Adapun inflasi PCE inti juga diprediksi melandai 0,2% pada bulan lalu, dari sebelumnya pada September sebesar 0,3%.
Jika inflasi PCE benar-benar melandai, maka pasar semakin optimis bahwa The Fed berpotensi melunak k depannya.
PCE merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data ini akan membantu memberikan petunjuk mengenai arah tingkat suku bunga The Fed selanjutnya.
Klaim Pengangguran Mingguan
Data klaim pengangguran mingguan AS untuk periode pekan yang berakhir 25 November 2023 juga akan dipantau oleh pasar, mengingat pada pekan sebelumnya mengalami penurunan.
Namun, data klaim pengangguran mingguan diprediksi meningkat menjadi 213.000 pada pekan yang berakhir 25 November 2023, dari sebelumnya pada pekan yang berakhir 18 November 2023 sebesar 209.000 klaim.
Jika data klaim pengangguran AS benar-benar kembali naik, maka pasar akan cenderung bimbang menentukan apakah The Fed dapat bersikap melunak atau tidak.
Namun, The Fed sebelumnya menekankan bahwa mereka akan lebih berhati-hati menentukan arah kebijakan moneter berikutnya.
Inflasi Uni Eropa
Uni Eropa akan merilis data inflasi periode November pada hari ini. Sebelumnya, inflasi Uni Eropa tercatat sebesar 2,9% pada Oktober berada di bawah perkiraan konsensus 2,8% (yoy).
Meski demikian, persentase kenaikan harga di Eropa menunjukkan level terendah sejak Juli 2021, namun masih di atas target bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) sebesar 2%. Melambatnya inflasi UE terutama didorong oleh penurunan harga energi dan perlambatan ekonomi.
Sementara itu, tingkat suku bunga inti, tidak termasuk harga pangan dan energi yang berfluktuasi, juga turun menjadi 4,2% pada bulan Oktober, mencapai level terendah sejak Juli 2022.
Sentimen ini dapat menjadi pendorong pasar, sebab terkendalinya inflasi akan membuat kebijakan bank sentral yang lebih melunak. Biasanya, hal ini akan membuat pelaku pasar lebih berani mengambil risiko dalam berinvestasi termasuk di pasar modal.
(chd/chd)