Deretan Perusahaan Ini Jadi "Korban" UMP Naik, Beban Bengkak

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
23 November 2023 08:15
This photograph taken on September 21, 2021 shows a general view of workers wearing face masks while working at the Maxport factory, which makes activewear for various textile clothing brands, in Hanoi. (Photo by Nhac NGUYEN / AFP)
Foto: AFP/NHAC NGUYEN

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 32 provinsi telah mengumumkan upah minimum provinsi (UMP) tahun 2024. Kenaikan upah memang dapat memberi dampak positif pada pergerakan daya beli masyarakat yang dapat mendorong pertumbuhan. Namun, hal ini juga dapat berpengaruh negatif untuk perusahaan yang memiliki model bisnis padat karya atau memiliki basis tenaga kerja yang besar.

Biaya tenaga kerja yang semakin mahal akan meningkatkan beban karyawan, sehingga menggerus pendapatan.

Sektor yang dapat terdampak diantaranya seperti perusahaan tekstil, rokok linting atau Sigaret Kretek Tangan (SKT), dsb. Sentimen ini dapat semakin memberatkan perusahaan tekstil yang mengalami permasalahan industri akibat penurunan permintaan dan permasalahan arus kas sebagai dampak pandemi Covid-19.

Industri Tekstil

Kenaikan UMP yang terus menerus menjadi salah satu alasan banyaknya pabrik tekstil yang merelokasi bisnisnya dari Jawa Barat dan Banten ke Jawa Tengah. Besarnya ketergantungan produksi pada tenaga kerja manusia membuat industri tekstil rawan dengan kenaikan UMP.

Emiten yang akan terdampak di antataranya adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) yang tengah dihadapi permasalahan PKPU akibat sulitnya menagih piutang. Bahkan, laporan tahunan SRIL mencatat arus kas keluar yang digunakan untuk pembayaran gaji dan imbalan kerja karyawan mencapai US$ 52 juta atau setara Rp 807 miliar.

Nilai beban gaji tersebut hampir mencapai 8,7% dari arus kas masuk yang diterima dari pelanggan senilai Rp 9,2 triliun. Tentunya, kenaikan dari UMP ini dapat menambah beban perseroan yang harus dibayarkan pada tenaga kerjanya.

Pabrik Sritex yang berlokasi di Sukoharjo dan lokasi anak usahanya yang berada di Semarang, dan Boyolali merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah yang memiliki tingkat UMP terendah. Hingga saat ini, UMP Jawa Tengah tercatat meningkat 4,02% menjadi Rp2.036.947.

Selain itu, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) yang sedang berada di harga 'gocap' juga akan terdampak. Sebagai catatan, PBRX juga sempat melakukan penambahan modal melalui rights issue untuk menghadapi persoalan arus kas nya.

Kontribusi arus kas keluar PBRX untuk pembayaran karyawan bahkan jauh lebih besar mencapai 16%. PBRX mengeluarkan kasnya sebesar Rp 1,7 triliun dan menerima kas dari pelanggan sebesar Rp 10,7 triliun.

Persentase pembayaran gaji karyawan PBRX yang lebih tinggi dibanding SRIL disebabkan oleh lokasi pabrik perseroan yang tidak terletak di provinsi dengan UMP terendah. Perusahaan ini tercatat memiliki anak usaha di Boyolali, Tangerang & Serang di Provinsi Banten, dan Bandung di Provinsi Jawa Barat.

Tersebarnya pabrik Pan Brothers menjadikan beban gaji karyawannya yang relatif lebih besar seiring dengan UMP yang lebih tinggi.

UMP Banten  ditetapkan naik 2,50% pada 2024 atau Rp66.532 menjadi Rp2.727.812,11. Sedangkan, UMP Jawa Barat tahun 2024 naik 3,57% atau Rp70.824 jadi Rp2.057.495. Untuk tahun 2023, pemerintah provinsi Jawa Barat sebelumnya menetapkan UMP sebesar Rp 1.986.670.

Permasalahan industri tekstil ini akan mengancam masa depan industri tekstil. Pasalnya, tekanan industri ini hingga saat ini sangatlah besar. Kenaikan UMP provinsi sangat memungkinkan permasalahan utang dan likuiditas sektor ini semakin parah.

Jika tidak terdapat rencana penyelesaian masalah yang konkret, industri tekstil akan memungkinkan mengalami gagal bayar utang dan harus 'disuntik' mati. Persoalan ini tidak hanya menyebabkan banyak karyawan yang harus terimbas PHK, tetapi juga mengancam keberlanjutan usaha dan sahamnya terpaksa untuk hengkang dari bursa atau delisting.

Industri Rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT)

Industri rokok juga dikenal membutuhkan tenaga kerja yang besar, mengingat rokok kretek tangan juga harus dikembangkan untuk memenuhi hajat hidup masyarakat luas.

Salah satu saham rokok yang juga akan terdampak kenaikan UMP adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM). Sentimen ini berpotensi menyebabkan kejatuhan harga saham WIIM mengingat harganya yang telah melesat 18 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.

Sumber: Presentasi Public Expose

Melansir Materi paparan publik perseroan, penjualan rokok wismilak pada kuartal-I 2023 tercatat seperempatnya atau 25% berasal dari penjualan rokok tipe Sigaret Kretek Tangan (SKT). Rokok tipe ini membutuhkan biaya tenaga kerja signifikan, karena membutuhkan karyawan untuk mengelola linting rokok.

Laporan tahunan perseroan mencatat jumlah tenaga kerja Wismilak pada 2022 sebanyak 3.257 orang. Jumlah beban yang dibayarkan perseroan untuk membayar karyawan juga tak kalah besar mencapai sekitar Rp 379 miliar pada 2023 yang disetahunkan. Sedangkan, penjualan saham WIIM pada 2023 yang disetahunkan sebesar Rp 4,9 triliun. Nilai tersebut berkisar 7,6% dari total pendapatan perusahaan.

Sebagai catatan, pabrik Wismilak yang berlokasi di Surabaya, Provinsi Jawa Timur yang memiliki standar upah 2024 naik sebesar Rp 125.000 atau 6,13% menjadi Rp 2.165.244,30.

Memang, kinerja keuangan perusahaan ini menunjukkan performa yang sangat baik sepanjang 2023, namun sentimen ini tidak menutup kemungkinan akan menggerus pendapatan perseroan, sehingga menyebabkan kejatuhan harga.

Industri Kayu

Salah satu saham yang terdampak dari kebijakan kenaikan UMP ialah perusahaan manufaktur produk berbahan dasar kayu. Pasalnya, perusahaan yang berlokasi di Sidoarjo Provinsi Jawa Timur ini memiliki tenaga kerja yang besar sekitar 2.500 pekerja.

Perusahaan mencatat upah buruh langsung pada 2023 sebesar Rp 369,8 miliar, beban gaji dan tunjangan Rp 70 miliar, dan jasa profesional Rp 25 miliar, sehingga jika dijumlahkan seluruhnya sekitar Rp 464,8 miliar.

Nilai tersebut berkontribusi sekitar 10,2% dari total pendapatan perseroan. Kenaikan UMP dapat memperbesar beban yang karyawan yang harus dibayarkan pada pekerjanya, sehingga akan menggerus pendapatan.

Pabrik Integra Indocabinet yang berlokasi di Sidoarjo mengalami kenaikan UMP dari Provinsi Jawa Timur dengan standar upah 2024 naik sebesar Rp 125.000 atau 6,13% menjadi Rp 2.165.244,30.

Kenaikan ini dapat menyebabkan kinerja keuangan saham WOOD semakin tertekan mengingat laba bersih perseroan yang terus menurun akibat industri properti global yang sedang tertekan. Sebagai informasi, penjualan ekspor WOOD pada 2022 berkontribusi sebesar 94,7% dengan penjualan terbesar dilakukan ke pasar Amerika Serikat.

 

Sumber: Presentasi Public Expose

Laba bersih WOOD turun dari titik tertingginya pada 2021 sebesar Rp 537 miliar menjadi Rp 79 miliar pada 2023 yang disetahunkan. Penurunan ini setara dengan koreksi 85% laba bersih.

Penurunan kinerja fundamental menyebabkan saham WOOD telah terkoreksi 34% selama 3 bulan terakhir, sehingga sentimen kenaikan upah ini dapat menjadikan laba perseroan semakin tertekan dan harga sahamnya akan semakin ambruk.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation