Newsletter

Ada Kabar Baru Soal Suku Bunga AS, RI Bisa Kena Getahnya!

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
22 November 2023 06:00
Perry Warjiyo
Foto: Foto Dokumentasi BI, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bertemu dengan Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell
  • Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam pada perdagangan kemarin di mana IHSG dan imbal hasil SBN merah tetapi rupiah menguat
  • Wall Street mengakhiri perdagangan dengan melemah setelah risalah FOMC keluar
  • Risalah FOMC, penetapan UMP, dan RDG Bank Indonesia diperkirakan akan menggerakkan pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan kemarin, Selasa (21/11/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi, rupiah menguat, dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) meningkat.

Pergerakan pasar keuangan hari ini rawan koreksi terutama dengan perkembangan sentimen dari Amerika Serikat (AS). Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini akan dibahas pada halaman 3 artikel ini. Para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4 serta kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS) sebagai ekonomi terbesar dunia pada halaman 2.

IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (21/11/2023), ditutup melemah 0,47% ke posisi 6.961,79. IHSG pada perdagangan kemarin turun sehingga membuat bursa domestik gagal menembus level psikologis 7.000, meski menyentuh level psikologis tersebut pada awal pembukaan perdagangan.

Sebanyak 225 saham bergerak naik, 297 bergerak turun dan 339 tidak berubah dengan transaksi turnover Rp 9 triliun dengan 22,29 miliar saham. Penurunan juga terjadi seiring investor asing mencatat net sell sebesar Rp 338,26 miliar.

Pelemahan IHSG dikontribusikan terbesar oleh penguatan sektor utilitas yang terkoreksi 6,92%, kesehatan 0,78%, bahan dasar 0,53%. Sementara, penguatan terjadi pada sektor teknologi 0,89%, energi 0,39%, dan konsumen siklikal 0,10%.

Koreksi IHSG pada perdagangan kemarin mematahkan tren penguatan dua hari perdagangan, menjadikan indikator pasar modal domestik belum mampu menembus level 7.000.

Sentimen penurunan IHSG didukung oleh Bank Indonesia (BI) yang merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan transaksi berjalan pada kuartal III-2023. NPI pada kuartal III-2023 mengalami defisit US$ 1,5 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$ 7,4 miliar.

Penurunan ini ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik. BI juga mencatat, neraca transaksi berjalan membaik ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa yang tetap solid.

Pada kuartal III-2023, transaksi berjalan mencatat defisit US$ 900 juta atau 0,2% dari PDB, jauh menurun dibandingkan dengan defisit US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari PDB pada triwulan sebelumnya.

Kemudian pada Kamis pekan ini, BI juga akan mengumumkan keputusan suku bunga acuan terbarunya. Diprediksi, BI akan menahan suku bunga acuannya kali ini.

Selain itu, penurunan IHSG besar diakibatkan oleh emiten energi baru dan terbarukan milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang malah berbalik arah menjadi bottom movers IHSG kemarin, yakni turun 20,34 indeks poin atau ditutup melemah 7,72% menjadi Rp 6.275 per saham.

Penurunan saham BREN menjauhkan kapitalisasi pasarnya yang sedang mengejar saham Bank Central Asia (BBCA) sebagai kapitalisasi pasar terbesar. Valuasi saham BREN tersisa Rp 839 triliun.

Koreksi ini terjadi seiring dengan pasar yang mulai melakukan aksi penjualan menjelang cum date pembagian dividen hari ini. Selain kapitalisasi pasarnya yang sudah 'pepet' BBCA, harga saham BREN sejak IPO telah melesat 700% dari harga IPO-nya di Rp 780/saham.

Prospek EBT sendiri sejatinya cenderung positif karena pemerintah saat ini berupaya untuk mengurangi ketergantungan akan energi fosil dan upaya untuk mengurangi perubahan iklim yang sudah ekstrim.

Namun, valuasi emiten ini jauh terlalu mahal dengan rasio valuasi yang sudah jauh dari harga wajar dan rata-rata industri. Penurunan ini mengindikasikan pelaku pasar yang khawatir dengan valuasi tidak wajarnya dengan pertumbuhan kinerja yang timpang.

Penurunan ini memungkinkan gelembung 'bubble' saham BREN sudah akan meletus. Pada dasarnya, pergerakan harga saham akan kembali mengacu pada kinerja riil fundamental sebagai landasan jangka panjang.

Beralih ke mata uang Garuda, Refinitiv mencatat rupiah ditutup menguat di angka Rp 15.435/US$ atau terapresiasi tipis 0,03% dan merupakan posisi terkuat sejak 25 September 2023. Penguatan ini juga melanjutkan kenaikan di hari sebelumnya yang juga terapresiasi sebesar 0,32%.

Indeks dolar AS mencapai titik terendah yang sejak akhir Agustus.

Indeks, yang mengukur the greenback terhadap enam mata uang asing, mencatat level terendah di 103,18. Itu menandai level termurah bagi indeks tersebut sejak 31 Agustus, ketika mencapai 103,009.

Tren penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat belum berdampak pada antusiasme masyarakat untuk membeli mata uang negara Paman Sam tersebut. Dua money changer atau jasa penukaran uang asing di kawasan Jakarta Selatan nampak sepi ketika CNBC Indonesia menyambangi kedua lokasi itu pada Selasa pagi (21/11/2023).

Kemarin, BI telah merilis data transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang keduanya menunjukkan defisit pada kuartal III-2023. Artinya kondisi ini melanjutkan tren defisit yang juga terjadi pada kuartal II-2023.

Transaksi berjalan pada kuartal III-2023 mengalami defisit US$900 juta atau 0,2% dari PDB. Bank sentral mengklaim defisit ini jauh menurun dibandingkan dengan defisit US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari PDB pada triwulan sebelumnya.

Dari pasar obligasi Indonesia, Surat Berharga Negara (SBN) mengalami penurunan harga yang tercermin dari kenaikan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun ke level 6,662% pada perdagangan Selasa, dibandingkan perdagangan sebelumnya berada di 6,643%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang turun demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Ketika yield naik, mengindikasikan investor sedang menjual SBN.

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup kompak melemah pada penutupan perdagangan Selasa (21/11/2023), memutus tren kenaikan dalam beberapa hari terakhir.

Pelemahan terjadi, meski risalah pertemuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan kecil kemungkinan akan menaikkan suku bunga kembali. Selain itu, faktor penurunan juga diperkirakan akibat ekspektasi pelaku pasar yang terlalu berlebih akan adanya harapan penurunan suku bunga.

Dow Jones ditutup melemah 0,18% di level 35.088,29, S&P 500 turun 0,20% di level 4.538,19, dan Nasdaq terkoreksi 0,59% di level 14.199,98.

The Fed mengindikasikan bahwa kebijakannya harus tetap "restriktif" di tengah kekhawatiran bahwa inflasi akan menjadi semakin tinggi.

"Dalam pembahasan prospek kebijakan, para peserta terus menilai bahwa kebijakan moneter harus dijaga cukup ketat agar inflasi dapat kembali ke sasaran Komite sebesar 2% dari waktu ke waktu," demikian isi risalah tersebut.

Penetapan suku bunga The Fed menunjukkan hampir adanya kesepakatan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan tetap stabil mempertahankan pada pertemuan bulan Desember mendatang, dan memperkirakan pemangkasan mulai bulan Mei.

"Mungkin saja kita berada di tengah-tengah pergantian rezim yang jarang terjadi namun sangat signifikan. Dan mungkin saja kita tidak akan kembali ke tingkat suku bunga nol," kata Jon Burkett-St. Laurent, manajer portofolio senior di Exencial Wealth Advisors, dikutip dari CNBC International.

"Hal ini tidak berarti bahwa tingkat suku bunga akan naik menjadi 20% secara garis lurus, namun hal ini mungkin berarti bahwa tingkat suku bunga akan naik dan turun dalam kisaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan dekade yang lalu."

 

Karena biaya pendanaan tetap "lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama", data perumahan menunjukkan bulan lalu merupakan masa yang sulit bagi calon pembeli rumah.

Penjualan rumah pada Oktober mencapai 3,79 juta unit, lebih rendah dibandingkan perkiraan 3,9 juta, menurut National Association of Realtors. Ini menandai laju penjualan paling lambat sejak Agustus 2010, dan turun 14,6% dari tahun sebelumnya.

Saham Lowe's turun 3,1% setelah mengurangi perkiraan kinerja penjualan setahun penuh.

Pengecer pakaian American Eagle anjlok hampir 16% setelah pendapatan operasional yang lebih lemah dari perkiraan untuk setahun penuh.

Sementara itu, raksasa e-commerce Amazon turun 1,5% pasca David Faber dari CNBC melaporkan, bahwa mantan CEO Jeff Bezos mungkin menjual lebih banyak sahamnya. Miliarder itu melepas 1,67 juta saham pekan lalu.

Pelaku pasar juga akan memperhatikan pendapatan dari Nvidia. Saham Nvidia mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada hari Senin, tetapi merosot 0,9% pada hari Selasa.

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen penggerak pasar hari ini, baik dari dalam ataupun luar negeri. Sentimen luar negeri datang dari risalah pertemuan FOMC dan ambruknya Wall Street. Dari dalam negeri, pengumuman Upah Minimum Provinsi (UMP) bisa menjadi penggerak pasar hari ini.

Risalah FOMC, The Fed Lebih Hati-Hati Tapi Belum Ada Sinyal Pemangkasan
The Fed merilis risalah untuk pertemuan FOMC pada Oktober lalu pada Selasa waktu AS atau Rabu dini hari waktu Indonesia.  Risalah FOMC menunjukkan jika pejabat The Fed akan lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan suku bunga. Mereka juga mengisyaratkan hanya akan menaikkan suku bunga jika upaya untuk mengendalikan inflasi goyah.

Tidak hanya itu, dasar pertimbangan akan menunjukkan sedikit perubahan dari obsesi mengendalikan inflasi hingga 2% menjadi menahan suku bunga acuan tetap stabil, khususnya jika tidak ada kejutan kenaikan harga signifikan.

"Seluruh partisipan sepakat Komite ada di posisi untuk memproses (kebijakan) secara hati-hati. Kebijakan akan diputuskan berdasarkan informasi yang berkembang dan dampaknya kepada ekonomi," tulis risalah FOMC, dikutip dari website resmi The Fed.

Risalah tersebut menuliskan jika kondisi keuangan kini semakin ketat dipicu oleh imbal hasil yang lebih tinggi, kenaikan dolar, serta turunnya harga saham. Sebagian anggota FOMC melihat meskipun ekonomi masih tangguh dan pasar tenaga kerja AS masih kuat tetapi masih ada risiko dari perlambatan ekonomi. Risiko tersebut bisa membesar jika kondisi keuangan dan kredit makin ketat.

Risalah tersebut menambahkan jika anggota komite tetap mempertimbangkan untuk mengetatkan kebijakan moneter jika data yang berkembang menunjukkan target The fed dalam menekan inflasi tak memadai.

Kalimat ini lebih dovish dibandingkan FOMC pada pertemuan September di mana disebutkan mayoritas partisipan masih melihat kebutuhan untuk menaikkan suku bunga.

Namun, risalah FOMC belum menyebut apapun mengenai keinginan The Fed untuk memangkas suku bunga. The Fed masih khawatir jika inflasi masih bisa naik dan langkah The Fed selama ini belum cukup untuk meredam kenaikan harga.

"Dalam mendiskusikan outlook kebijakan, partisipan memastikan bahwa sangat penting untuk menjaga stance kebijakan moneter secara terbatas dalam mengembalikan inflasi ke target sasaran 2%," tulis FOMC.

Pelaku pasar melihat risalah FOMC semakin menegaskan optimisme mereka jika The Fed tidak akan mengerek suku bunga lagi. Terlebih, inflasi AS sudah jauh melandai ke 3,2% (year on year/yoy) pada Oktober 2023, dari 3,7% (yoy) pada September 2023.
Kendati demikian, tidak adanya pernyataan apapun mengenai pemangkasan suku bunga membuat pasar kecewa.

Perangkat CME FedWatch Tool menunjukkan pelaku pasar melihat kemungkinan 94% The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan 11-12 Desember mendatang. Posisi ini turun tipis dibandingkan pada hari sebelumnya yang mencapai 100%.

Pelaku pasar juga melihat kemungkinan 60% jika The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan 30 April-1 Mei 2024, proyeksi ini naik dibandingkan sebelumnya yakni 57%.

 Kenaikan UMP, Jakarta Tertinggi

Sejumlah provinsi sudah menetapkan UMP untuk 2024. Kenaikan UMP diharapkan menjadi daya dorong konsumsi serta pertumbuhan ekonomi. Dampak panjangnya adalah naiknya penjualan perusahaan serta meningkatnya investasi.
Kenaikan UMP akan menguntungkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di consumer goods seperti PT Unilever Indonesia (UNVR) ataupun grup Indofood. Jika upak naik maka perusahaan pembiayaan kendaraan atau rumah akan diuntungkan karena makin banyak buruh yang memiliki uang lebih untuk mengajukan kredit.

Setidaknya 16 provinsi di Indonesia sudah menetapkan upah minimum provinsi 2024. Untuk sementara Maluku Utara menjadi provinsi dengan kenaikan tertinggi yakni 7,5% atau Rp221.646,57 menjadi Rp3.200.000 dari UMP tahun 2023 yang sebesar Rp2.976.720.

Namun dari sisi nominal, Jakarta masih menjadi yang terbesar. Pemprov DKI Jakarta akhirnya mengumumkan UMP 2024 menjadi sebesar Rp5.067.381 atau hanya naik 3,6% atau Rp 165.583.

"Pemerintah DKI menetapkan alpha tertinggi yaitu alpha 0,3 sesuai PP (PP No 51 Tahun 2023). Pemda DKI tidak bisa melewati dari PP yang ditentukan. Jadi rupiahnya dari Rp 4,9 juta jadi Rp 5.067.381," ungkap Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Gedung Balai Kota, Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengumumkan UMP naik 4,02% dari UMP 2023 yang sebesar Rp1.958.169,69 menjadi Rp2.036.947.

RDG BI di Tengah Kembali Defisitnya NPI dan Transaksi Berjalan
BI hari ini akan mulai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada Kamis (23/11/2023).
Konsensus pasar sejauh ini memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 6,0%. Namun, ada sejumlah analis yang memperkirakan BI akan kembali mengerek suku bunga acuan sebesar 25 bps ke 6,25%.

BI secara mengejutkan mengerek suku bunga sebesar 25 bps menjadi 6% pada pertemuan Oktober lalu di tengah pelemahan rupiah yang sangat tajam. 

Fokus BI diyakini masih pada upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Nilai tukar memang menguat tajam pada November yakni menembus 2,88% tetapi masih rawan jatuh jika ada perubahan kebijakan suku bunga The Fed.
Kembali defisitnya transaksi berjalan dan NPI juga bisa menjadi batu sandungan BI.

Seperti diketahui, neraca transaksi berjalan pada kuartal III-2023 menorehkan defisit senilai US$900 juta atau sekitar Rp 3, 91 triliun (US$ 1=Rp 15.450). Nilai tersebut setara dengan 0,25% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini jauh menurun dibandingkan dengan defisit US$ 2,2 miliar (Rp 33,9 triliun) atau 0,63% dari PDB pada triwulan sebelumnya.

Defisit transaksi berjalan ini merupakan untuk kedua kalinya yang terjadi secara beruntun yang juga sempat terjadi pada kuartal I dan kuartal II-2021 atau dua tahun yang lalu.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2023 tercatat defisit US$1,5 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$7,4 miliar. Penurunan ini ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik.

Defisit NPI ini merupakan untuk kedua kalinya yang terjadi secara beruntun yang juga sempat terjadi pada kuartal I dan kuartal II-2021 atau dua tahun yang lalu.

Transaksi finansial masih mencatat defisit sebesar US$ 290 juta pada Juli-September 2023 karena membengkaknya defisit pada investasi portofolio.

Investasi portofolio yang mencatat investasi di pasar keuangan seperti saham dan obligasi tercatat defisit defisit sebesar US$ 3,13 miliar atau lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II-2023 yang tercatat sebesar US$ 2,63 miliar.

Besarnya defisit pada transaksi finansial ini mencerminkan banyaknya investor asing yag kabur dari pasar keuangan Indonesia pada Juli-September 2023.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

Rilis data pertumbuhan ekonomi Singapore kuartal-III 2023 (07.00 WIB)

Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika terkait revisi UU ITE di ruang rapat Komisi I DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan (10:00 WIB)

Rilis data pesanan barang tahan lama AS periode Oktober (20.30 WIB)

Rilis data klaim pengangguran AS per 18 November (20.30 WIB)

Rilis data pasokan serta impor minyak dan gas AS per 17 November (22.30 WIB)

Rilis data Indeks Harga Produsen (IHP) Russia periode Oktober (23.00 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

Cum date dividen PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)

Cum date dividen PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO)

Cum date dividen PT PAM Mineral Tbk (NICL)

Cum date dividen PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO)

RUPS PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM)

RUPS PT Sekar Laut Tbk (SKLT)

RUPS PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI)

Public Expose PT Arkora Hydro Tbk (ARKO)

Public Expose PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN)

Public Expose PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)

Public Expose PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular