S&P 500 naik untuk hari kedelapan berturut-turut pada hari Rabu (8/11/2023), memperpanjang rekor kemenangan beruntun terpanjang dalam dua tahun. Indeks S&P 500 menguat 0,1% menjadi pada 4.382,78 dan menyamai serangkaian kenaikan delapan hari yang dicatatnya pada November 2021.
Nasdaq Composite naik tipis 0,08% menjadi berakhir pada 13.650,41. Rata-rata Industri Dow Jones kehilangan 40,33 poin, atau turun 0,12%, menjadi ditutup pada 34.112,27 dan mengakhiri kemenangan beruntun terbaiknya sejak Juli.
"Pasar mulai bersiap menghadapi The Fed yang akan absen, dan kita mungkin akan mendapatkan soft landing. Ekuitas benar-benar oversold selama beberapa bulan terakhir, dan akhirnya terjadi sedikit rebound," kata Anthony Saglimbene, kepala strategi pasar di Ameriprise, dikutip dari CNBC International.
Meskipun inflasi dan data perekonomian yang akan datang kemungkinan akan menjadi faktor dalam kenaikan ekuitas, data terus memberikan sinyal bahwa perekonomian sedang melambat namun tidak jatuh secara drastis, tambahnya.
Di berita lain, akhir musim laporan laba terus berlanjut. Rivian tergelincir 2,4% bahkan setelah membukukan hasil yang lebih baik dari perkiraan, sementara Robinhood tenggelam 14.3% sehari setelah membukukan penurunan volume perdagangan yang signifikan.
Penemuan Warner Bros merosot 19% untuk hari terburuk sejak Maret 2021, setelah melaporkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan. Roblox terapresiasi 11,8% karena hasil yang kuat. Dengan kenaikan hari Rabu, S&P naik 4,5% untuk bulan November, sedangkan Nasdaq melonjak 6,2%. Dow naik 3,2% untuk bulan ini.
Keuntungan ini terjadi ketika musim laporan pendapatan berakhir. Sekitar 88% perusahaan dalam indeks berbasis luas telah membukukan kinerjanya, dengan lebih dari 88% mengalahkan estimasi pendapatan. Namun, permintaan yang melambat berarti hanya 62% yang melampaui ekspektasi pendapatan, dan beberapa perusahaan memberikan pandangan yang hati-hati. Musim berlanjut setelah bel berakhir dengan hasil dari Walt Disney, Affirm Holdings, dan MGM Resorts.
Wall Street juga menantikan komentar mendatang dari Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell. Hal ini, ditambah dengan gambaran pendapatan, dan indeks harga konsumen minggu depan, dapat menjadi katalis utama berikutnya untuk ekuitas, kata CEO AXS Investments Greg Bassuk.
"Itu semua adalah data positif bagi The Fed, sehubungan dengan keinginannya untuk mendekatkan inflasi ke level 2% tersebut," ujarnya.
Pasar keuangan Indonesia diharapkan mampu mengakhiri perdagangan di zona hijau hari ini dengan sentimen positif yang datang dari domestik serta dari luar negeri. Dominasi Wall Street yang berada di zona hijau berpotensi memberikan angin segar bagi pasar keuangan domestik.
Sejumlah sentimen baik dari dalam ataupun luar negeri juga akan membayangi pergerakan IHSG, rupiah, dan SBN pada hari ini.
Inflasi China
Inflasi China akan dirilis pada Kamis (9/11/2023) pagi hari baik secara bulanan maupun tahunan. Trading Economics memproyeksikan inflasi China akan berada di angka 0,2% (year on year/yoy dan 0,2% (month on month)/mom untuk periode Oktober.
Sementara Producer Price Index (PPI) China pun diproyeksikan konsensus lebih rendah dengan deflasi sebesar 2,7% yoy dari periode sebelumnya yang mengalami deflasi 2,5%.
Inflasi China ini menjadi penting sebab salah satu tanda bahwa suatu negara mengalami pertumbuhan dan bergerak ke arah yang positif yakni diikuti dari inflasi yang terjadi.
Bagi China sendiri, belakangan ini Consumer Price Index (CPI) secara tahunan masih tergolong sangat rendah bahkan sempat mengalami deflasi pada Juli 2023 dan memberikan kekhawatiran bagi pasar.
Data inflasi China ini menjadi penting bagi Indonesia karena China merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia dan menjadi tujuan utama ekspor Indonesia. Oleh karena itu, perkembangan ekonomi di China akan berdampak signifikan terhadap ekonomi domestik.
Penjualan Ritel Indonesia
Pada pukul 10.00 WIB, Bank Indonesia (BI) akan merilis penjualan ritel secara tahunan. Sebelumnya, penjualan ritel di Indonesia meningkat sebesar 1,1% (yoy) pada bulan Agustus 2023, turun dari kenaikan 1,6% pada bulan Juli dan menunjukkan pertumbuhan selama tiga bulan berturut-turut.
Sementara proyeksi yang dihimpun oleh Trading Economics menunjukkan penjualan ritel Indonesia akan naik menjadi 2,9% yoy. Jika hal ini terjadi, maka ini menjadi hal positif bagi perekonomian Indonesia karena menunjukkan bahwa mayoritas penjualan bertumbuh yang berimplikasi bahwa perekonomian Indonesia berjalan dengan cukup baik.
Klaim Pengangguran Awal & Lanjutan AS
Pukul 20.30 WIB, Departemen Ketenagakerjaan AS akan merilis klaim pengangguran awal & lanjutan.
Pada periode yang berakhir tanggal 28 Oktober 2023, tercatat jumlah orang AS yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat 5.000 menjadi 217.000. Angka tersebut berada di atas ekspektasi pasar sebesar 210.000, menandai jumlah klaim tertinggi dalam hampir dua bulan. Sementara konsensus berekspektasi klaim pengangguran awal yang berakhir tanggal 4 November 2023 naik menjadi 218.000.
Sedangkan klaim pengangguran lanjutan terus meningkat sebesar 35.000 menjadi 1.818.000 pada pekan yang berakhir 21 Oktober 2023, tertinggi sejak pertengahan April, dari 1.783.000 pada minggu sebelumnya, dan di atas perkiraan pasar sebesar 1.800.000. Hal ini menunjukkan bahwa pengangguran semakin kesulitan mendapatkan pekerjaan. Lebih lanjut, data tersebut sejalan dengan sinyal dari The Fed bahwa kondisi pasar tenaga kerja sedang mengalami sedikit pelemahan, meskipun secara historis masih berada pada tingkat yang ketat.
Ambruknya Harga Minyak
Harga minyak mentah terus ambruk dalam dua hari terakhir. Pada perdagangan Rabu (9/11/2023), harga minyak WTI ditutup melemah 2,23% di posisi US$ 79,79/barel sementara WTI ditutup jeblok 2,26% ke US$ 75,62 per ton. Pelemahan ini memperpanjang tren negatifnya.
Dalam dua hari terakhir, harga minyak brent ambruk 6,3% sementara WTI jeblok 6,5% lebih. Pelemahan harga minyak ini akan membebani laju IHSG dan saham emiten berbasis komoditas minyak. Di antaranya adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Elnusa Tbk (ELSA).
Harga minyak jeblok karena peningkatan ekspor OPEC meredakan kekhawatiran tentang pengetatan pasar dan penguatan dolar.Ketakutan para pelaku pasar mengenai konflik Timur Tengah kini mulai mereda. Selain itu, pemulihan ekspor minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga menambah tekanan pada harga minyak.
Ekspor minyak mentah OPEC naik sekitar 1 juta barel per hari (bph) sejak nilai terendahnya pada bulan Agustus, sebagai akibat dari penurunan permintaan domestik secara musiman di Timur Tengah. Tampaknya pasokan ini terlalu banyak untuk diserap oleh negara-negara konsumen minyak.
Minyak brent berada pada titik terendah dalam 2-1/2 bulan, menunjukkan berkurangnya kekhawatiran terhadap defisit pasokan.
Dari sisi permintaan, impor minyak mentah China pada bulan Oktober menunjukkan pertumbuhan yang kuat namun total ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi lebih cepat dari perkiraan.
Data tersebut menandakan berlanjutnya penurunan prospek ekonomi China yang didorong oleh memburuknya permintaan di negara tujuan ekspor terbesar negara tersebut.
Stok minyak mentah AS naik hampir 12 juta barel pada pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute. Badan Informasi Energi AS kini memperkirakan total konsumsi minyak bumi di negara tersebut akan turun sebesar 300.000 barel per hari pada tahun ini, membalikkan perkiraan sebelumnya yang memperkirakan kenaikan sebesar 100.000 barel per hari.
Data dan agenda ekonomi:
* Inflasi (CPI & PPI) China (08:30 WIB)
* Presiden Jokowi akan meresmikan PLTS Terapung Cirata 192 megawatt-peak(MWp) (09:00 WIB)
* RDPU Komisi I DPR RI dengan penyelenggara jaringan bergerak seluler (Telkomsel, Indosat, dan XL) pukul 10:00 WIB
* Inflasi (CPI) Meksiko (19:00 WIB)
* Penjualan Ritel Indonesia (10:00 WIB)
* Klaim Awal Pengangguran AS (20:30 WIB)
* Klaim Lanjutan Pengangguran AS (20:30 WIB)
Agenda korporat:
* Tanggal DPS Dividen Tunai Interim Indo Kordsa Tbk (BRAM)
* tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA)
* Tanggal ex Dividen Saham PT Sumber Global Energy Tbk (SGER)
* Tanggal ex Dividen Tunai Interim PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO)
* Pemberitahuan RUPS Rencana Sekar Laut Tbk (SKLT)
* Tanggal cum Dividen Tunai Interim Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC)
Berikut indikator ekonomi terbaru:
CNBC INDONESIA RESEARCH