
AS Beri Kabar Buruk, China & Perang Bikin Dunia Ketar-Ketir

Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup berbalik ke zona merah pada perdagangan Kamis (12/10/2023) setelah data inflasi AS keluar. Bursa tertekan oleh kenaikan imbal hasil Treasury karena investor khawatir atas data baru yang menunjukkan inflasi AS masih melaju kencang.
Dow Jones ditutup melemah 0,51% di posisi 33.631,14, sementara S&P 500 turun 0,62% di posisi 4.349,61, begitu juga dengan Nasdaq terkoreksi 0,63% di posisi 13.574,22. Terdepresiasinya pasar AS mengakhiri reli kenaikan 4 hari beruntun.
Imbal hasil Treasury melonjak setelah data inflasi keluar pada Kamis malam waktu Indonesia. Suku bunga acuan 10 tahun naik hampir 16 basis poin menjadi 4,932%. Imbal hasil Treasury 10 tahun baru-baru ini diperdagangkan mencapai level tertinggi dalam 16 tahun yang menggoyahkan pasar saham. Awal bulan ini, imbal hasil Treasury 10-tahun diperdagangkan di atas 4,8%.
Beberapa investor percaya bahwa imbal hasil yang lebih tinggi akan bertahan, mempengaruhi penurunan pasar ekuitas pada hari Kamis.
"Setiap angka [Inflasi) yang muncul menunjukkan lebih banyak kekakuan yang menghilangkan keyakinan bahwa pada akhirnya kita akan mencapai inflasi 2%. Kami tidak akan mencapai inflasi sebesar 2%, namun pasar obligasi masih percaya bahwa kami akan mencapainya atau mendekatinya," kata Phillip Colmar, Managing Partner dan ahli strategi global di MRB Partners, dikutip dari CNBC International.
Pasar modal dalam dua bulan ke belakang menunjukkan adanya tren penurunan "karena pasar menyadari bahwa imbal hasil akan bergerak lebih tinggi," tambahnya.
Sonu Varghese, wakil presiden dan ahli strategi makro Carson Group, juga mencatat "korelasi negatif langsung terhadap harga ekuitas" ketika imbal hasil naik, terutama dalam jangka waktu singkat seperti yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir.
Indeks harga konsumen yang dirilis Kamis menunjukkan inflasi AS meningkat 0,4% secara bulanan (month to month/mtm) dan 3,7% dari tahun lalu (year on year/yoy) pada September 2023.
Kenaikan tersebut lebih tinggi dari konsensus Dow Jones masing-masing sebesar 0,3% (mtm) dan 3,6% (yoy. Inflasi bulanan menunjukkan adanya penurunan, namun secara tahunan tidak mengalami perubahan yang menjadi kekhawatiran sulit tercapainya target inflasi 2%.
Selain itu, Perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung telah menimbulkan pertanyaan mengenai potensi krisis pasokan minyak dan kenaikan harga bahan bakar jika ketidakstabilan geopolitik menyebar ke negara-negara produsen minyak di wilayah tersebut.
(mza/mza)