Newsletter

Dunia Menunggu Kabar dari AS di Tengah Perang Hamas vs Israel

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
11 October 2023 06:00
Ilustrasi Wall Street. (AP/Richard Drew)
Foto: (AP/Richard Drew)

Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup kompak kembali di zona hijau pada perdagangan Selasa (10/10/2023) didorong oleh penurunan imbal hasil Treasury akibat kekhawatiran investor akan risiko perang Israel-Hamas, sehingga pelaku pasar AS menilai pasar modal relatif lebih menguntungkan.

Dow Jones ditutup menguat 0,4% atau 134,65 poin di posisi 33.793,3 sementara S&P 500 naik 0,52% atau 22,58 poin ke posisi 4.358,24, Begitu juga denganNasdaqyang terapresiasi0,58% atau 78,61 poin di posisi 13.562,84.

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan turun sekitar 8 basis poin menjadi 4,701%, karena investor beralih ke aset safe haven tradisional di tengah konflik. Pergerakan ini mencerminkan reaksi pertama pasar obligasi terhadap konflik Israel-Hamas seiring kembali dibukanya pasar setelah libur Hari Columbus.

Harga minyak juga melemah setelah reli pada sesi sebelumnya. West Texas Intermediate dan Brent berjangka lebih rendah sebesar 0,4%.

"Saya pikir penurunan imbal hasil membuat pasar saham menguat cukup baik. Itu juga membuat pasar sedikit lega karena kenaikan imbal hasil secara terus menerus mungkin sudah berlalu," tutur Mona Mahajan, analis dari Edward Jones, dikutip dari CNBC International.

Penurunan imbal hasil memberikan dorongan pada pasar saham, karena Wall Street masih khawatir atas kenaikan suku bunga yang cepat baru-baru ini. Investor mungkin juga sudah melupakan risiko geopolitik yang disebabkan oleh konflik tersebut.

Hal tersebut didukung oleh laporan payrolls bulan September yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat dan optimisme menjelang serangkaian pendapatan kuartal ketiga minggu ini.

Serangan Hamas terhadap Israel menandai serangan paling mematikan dalam 50 tahun terakhir. Setidaknya 900 orang di Israel telah terbunuh sejauh ini dalam apa yang disebut Hamas sebagai Operasi 'Al Aqsa Flood' atau Banjir Al Aqsa, dan lebih dari 687 orang di Gaza dan Tepi Barat tewas dalam serangan balasan Israel di Jalur Gaza, menurut angka terbaru.

Sebagai informasi, Hamas adalah kelompok penentang Israel yang didukung oleh Iran dan telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.

"Sangat menantang untuk ingin menjadi investor ekuitas dan saham AS saat ini," kata manajer hedge fund Miliarder Paul Tudor kepada CNBC International.

"Anda menghadapi ketidakpastian geopolitik... Amerika Serikat mungkin berada dalam posisi fiskal terlemah sejak Perang Dunia II dengan utang terhadap PDB sebesar 122%," lanjutnya.

Selama sesi perdagangan hari Senin, saham-saham juga berbalik arah yang anjlok pada pembukaan menjadi positif secara keseluruhan.

(mza/mza)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular