Newsletter

Dunia Menunggu Kabar dari AS di Tengah Perang Hamas vs Israel

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
11 October 2023 06:00
ISRAEL-PALESTINIANS/
Foto: REUTERS/STRINGER

Pelaku pasar diperkirakan masih akan mencermati dampak perang Israel vs Hamas pada perdagangan pasar keuangan hari ini. Serangan ini mengancam pasokan energi Timur Tengah. Harga energi fosil sempat mengalami lonjakan akibat kabar ini, namun minyak terpantau mulai melandai.

Kendati demikian, tensi antar dua negara ini belum mereda, bahkan bisa dikatakan semakin 'menggila'. 

Israel telah mengumumkan "pengepungan total" terhadap Gaza, memutus pasokan air, makanan dan listrik, ketika militan Hamas mengancam akan mulai membunuh sandera sipil jika pengeboman terhadap wilayah tersebut terus berlanjut tanpa peringatan sebelumnya.

Militan Palestina menculik lebih dari 100 orang dalam serangan multi-front yang mengejutkan dan menewaskan lebih dari 700 orang, menjadikan Sabtu (7/10/2023) sebagai hari paling mematikan dalam sejarah Israel. Media Israel mengatakan pada Senin (9/10/2023) bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 900 orang.

Menanggapi serangan tersebut, Israel telah melancarkan serangan dari udara dan laut, yang menurut petugas medis telah menewaskan 687 warga Palestina di Gaza, sebuah wilayah yang menjadi rumah bagi 2,3 juta orang yang tidak memiliki tempat untuk melarikan diri.

Tanggapan Perdana Menteri Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta oposisi politik untuk bergabung dengan pemerintahan persatuan nasional dan mengatakan serangan "baru saja dimulai".

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Senin malam, Netanyahu berjanji untuk "membasmi teroris" yang masih ada di Israel. "Apa yang akan kita lakukan terhadap musuh-musuh kita dalam beberapa hari mendatang akan berdampak pada mereka selama beberapa generasi," katanya, dilansir The Guardian, Selasa (10/10/2023).

Israel secara resmi menyatakan perang pada Minggu dan memanggil 300.000 tentara cadangan untuk bertugas, menandakan kemungkinan serangan darat ke Gaza - sebuah tindakan yang di masa lalu selalu menyebabkan pertumpahan darah lebih lanjut.

Namun, pasukan Israel menghadapi tugas yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu berperang di perkotaan, sementara puluhan sandera kemungkinan besar disembunyikan di terowongan dan ruang bawah tanah di seluruh Jalur Gaza.

Ancaman Hamas

Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, mengeklaim pada Senin bahwa pemboman Israel telah menewaskan "empat tawanan musuh dan para penculiknya".

Kemudian, dia mengatakan Hamas akan membunuh seorang tawanan sipil Israel sebagai imbalan atas pengeboman baru Israel terhadap rumah-rumah warga sipil "tanpa peringatan sebelumnya".

Dalam pernyataan audio, Ubaida mengatakan telah terjadi serangan hebat oleh Israel terhadap wilayah sipil di Gaza di mana apartemen-apartemen dihancurkan.

"Kami telah memutuskan untuk mengakhiri hal ini dan mulai sekarang, dan kami menyatakan bahwa setiap penargetan terhadap warga kami di rumah mereka tanpa peringatan sebelumnya akan berakibat pada eksekusi salah satu sandera warga sipil yang kami tahan," katanya.

Dampak Terhadap Pasar Modal

Peperangan Israel Vs Hamas belum menunjukkan dampak signifikan terhadap pasar modal dalam negeri maupun AS yang merupakan pusat ekonomi dunia. Hal ini disinyalir akibat peperangan ini yang cenderung masih terfokus pada kawasan tersebut dan belum melebar. 

Namun, masalah ini dapat mengancam pasar keuangan lebih luas, sebab konflik yang berada di Timur Tengah ini merupakan wilayah penting untuk sumber energi, khususnya minyak dan gas. Dan lagi, negara pendukungnya juga berkontribusi besar untuk energi dunia. 

AS yang mendukung Israel merupakan produsen minyak dan gas terbesar dunia. Sedangkan, Iran yang mendukung Hamas juga berperan penting terhadap kontribusi energi global. 

Selain itu, permasalahan ini mulai menjadi sorotan berbagai negara, seperti Korea Utara yang menunjukkan bantuannya. Melansir CNBC IndonesiaRadio Free Asia, outlet media yang berbasis di Washington, melaporkan dugaan penggunaan senjata Korut oleh pejuang Hamas. Ini video yang dibagikan oleh akun X War Noir.

Di sisi lain, Arab Saudi menunjukkan keprihatinannya dengan mendukung untuk penyelesaian masalah ini. 

"Arab Saudi terus mendukung rakyat Palestina untuk mencapai hak sah mereka atas kehidupan yang layak," kata Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) yang dimuat AFP, dikutip laporan kantor berita resmi Saudi Press Agency, Selasa (10/10/2023).

Melebarnya persoalan ini dapat mengakibatkan peperangan menyeret negara adikuasa lainnya untuk campur tangan, sehingga peperangan semakin ricuh. Tentunya, melebarnya masalah ini dapat menekan laju pasar keuangan ke zona merah. 

Di pasar modal, dampak perang menjadi angin segar bagi perusahaan berbasis komoditas energi seperti minyak dan batu bara. Saham-saham berbasis komoditas energi seperti PT Medco Energi Internasional Tbk, PT Indika Energy Tbk (INDY), PT PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), hingga PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sempat menguat tajam.

(mza/mza)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular