Newsletter

Ada Kabar Genting AS-China di Tengah Perang Israel vs Hamas

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
09 October 2023 06:00
Ilustrasi Wall Street. (AP/J. David Ake)
Foto: AFP/SAUL LOEB

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup kompak pada perdagangan Jumat (6/10/2023) karena pembalikan arah penguatan pasca rilis data tenaga kerja AS. Penguatan saham-saham AS terjadi setelah data tingkat pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan dan imbal hasil obligasi yang semakin tinggi.

Dow Jones menguat 0,87% di level 33.407,58, S&P 500 naik 1,18% di level 4.308,50, Nasdaq naik terapresiasi 1,60% di level 13.431,34.

Tenaga kerja AS mengalami peningkatan sebanyak 336 ribu pada September kata Departemen Tenaga Kerja yang dikutip dari CNBC International. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan akan ada 170.000 pekerjaan dengan kenaikan upah yang tidak setinggi perkiraan.

Peningkatan peluang bekerja mengindikasikan bisnis dapat berlangsung signifikan. Di sisi lain, upah yang mengalami penurunan akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan, sekaligus berpotensi menurunkan daya beli yang akan semakin mengendalikan inflasi.

Pekan lalu, AS juga mengumumkan tingkat pengangguran mereka ada di angka 3,8% pada September 2023, atau stagnan dibandingkan Agustus.

Rilis data ini tentunya memberi angin segar untuk bursa AS yang sedang dilanda ketidakpastian, sehingga terus mengalami koreksi. Kabar ini mendorong seluruh bursa AS berbalik arah ke zona hijau.

Pedagang tidak mengetahui alasan pembalikan intraday tersebut. Beberapa pihak berpendapat bahwa angka upah yang lebih lemah dalam laporan ketenagakerjaanlah yang membuat investor memikirkan kembali sikap bearish mereka sebelumnya.

Melonjaknya imbal hasil obligasi mengguncang saham-saham AS, dan beberapa investor khawatir saham-saham raksasa teknologi dan perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang mungkin menjadi titik lemah lainnya.

Imbal hasil obligasi tinggi yang notabene lebih rendah risiko dibanding saham, seharusnya berpotensi mendorong sikap investor mengurangi investasi di saham. Tingkat yield Treasury 10-tahun diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam 16 tahun.

Selain itu, tingginya suku bunga turut mengkhawatirkan pelaku pasar akan sulitnya pendanaan khususnya untuk emiten teknologi yang masih belum memiliki kepastian keberlangsungan usaha.

Faktor terapresiasinya pasar juga diasumsikan akibat pasar yang telah menjadi sangat oversold (jenuh jual) dengan S&P 500 pada satu titik minggu ini turun lebih dari 8% dari level tertingginya di awal tahun ini.

Saham teknologi juga menjadi penopang kenaikan S&P 500 dengan kenaikan saham Advanced Micro Devices (AMD) dan Palo Alto Networks terbang lebih dari 4%.

Saham Ford dan General Motors (GM) naik 0,84% dan 1,95% akibat serikat pekerja United Auto Workers mengatakan tidak akan ada lagi pemogokan pada minggu ini karena adanya kemajuan dalam pembicaraan dengan produsen mobil.

(mza/mza)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular