Newsletter

RI & AS Bawa Kabar Genting Hari Ini, Investor Dibuat Was-Was

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
06 October 2023 06:00
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan Kamis (5/10/2023), dimana investor tengah menanti data gaji pada hari Jumat.

Dow Jones turun tipis 0,03% di level 33.119,57, sedangkan S&P 500 tersungkur 0,13% di level 4.258,19, dan Nasdaq terkoreksi 0,12% di level 13.219,83.

Saham-saham AS berakhir sedikit lebih rendah setelah memantul dari posisi terendah pada hari Kamis karena investor menunggu laporan pekerjaan bulanan pada hari Jumat dan kemungkinan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga.

Volume di bursa AS sebanyak 9,76 miliar lembar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,63 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

S&P 500 membukukan tiga titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 39 titik terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 24 titik tertinggi baru dan 330 titik terendah baru.

Data AS mengenai klaim awal tunjangan pengangguran negara menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang masih tangguh, sehari setelah laporan menunjukkan gaji swasta AS meningkat kurang dari perkiraan pada bulan September.

Pengajuan awal tunjangan pengangguran mencapai 207.000 pada pekan yang berakhir 30 September, naik hanya 2.000 dari periode sebelumnya dan di bawah perkiraan konsensus Dow Jones sebesar 210.000.

Klaim lanjutan, yang terlambat seminggu, sedikit berubah menjadi 1,664 juta, di bawah perkiraan FactSet sebesar 1,68 juta. Rata-rata pergerakan klaim dalam empat minggu, yang mengatasi volatilitas, turun menjadi 208.750, penurunan sebesar 2.500.

Laporan gaji bulanan pada hari Jumat bisa menjadi berita ekonomi paling penting minggu ini, namun investor masih khawatir mengenai apakah The Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Patokan imbal hasil Treasury AS menurun. Awal pekan ini, angka tersebut mencapai 4,8% yang menjadi rekor tertinggi sejak 2007 atau 16 tahun terakhir.

Jumlah obligasi yang mengalami penurunan melebihi jumlah obligasi yang naik di NYSE dengan rasio 1,11 banding 1, sementara di Nasdaq rasio 1,02 banding 1 mendukung penurunan.

Presiden Bank Fed San Francisco Mary Dalydi Economic Club of New York mengatakan dengan kebijakan moneter AS yang kini lebih terbatas dan kenaikan imbal hasil Treasury AS baru-baru ini, The Fed mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga lagi.
Pernyataan Mary menjadi angin segar mengingat selama ini pernyataan The Fed lebih ke arah hawkish.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular