Newsletter

Amerika Bikin Kecewa Lagi, Mampukah BI Buat RI Tetap Pesta?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Kamis, 21/09/2023 06:00 WIB
Foto: Dok Bank Indonesia
  • Pasar keuangan Tanah Air kembali beragam kemarin, jelang pengumuman suku bunga The Fed dan bank sentral lainnya.
  • Wall Street ditutup melemah, karena pasar cenderung kecewa dengan sikap The Fed yang masih akan mempertahankan hawkish-nya.
  • Proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun depan tidak sesuai dengan harapan pasar, di mana hanya sedikit pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun depan.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air pada perdagangan kemarin, Rabu (20/9/2023), kembali ditutup beragam, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup kembali menguat. Sedangkan rupiah cenderung stagnan, dan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) kembali naik.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 0,45% ke posisi 7.011,681. IHSG akhirnya berhasil menyentuh kembali level psikologis 7.000 kemarin, di mana level psikologis ini terakhir dicetak pada awal Desember 2022.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin cukup ramai yakni mencapai sekitar Rp 14 triliun, dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 288 saham terapresiasi, 249 saham terdepresiasi, dan 220 saham lainnya stagnan.

Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp 796,11 miliar di seluruh pasar pada perdagangan kemarin, dengan rincian sebesar Rp 728,03 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 68,09 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Sedangkan di bursa Asia-Pasifik, hanya tiga indeks saham yang berhasil menguat kemarin, termasuk IHSG. Bahkan, IHSG menjadi yang terbaik di Asia-Pasifik kemarin. Adapun indeks yang menguat selain IHSG yakni KOSPI Korea Selatan dan Straits Times Singapura.

Sedangkan sisanya berakhir di zona merah, dengan indeks S&P BSE Sensex India menjadi yang paling parah koreksinya yakni mencapai 1,18%.

Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia-Pasifik pada perdagangan Rabu kemarin.

Sedangkan untuk mata uang rupiah pada perdagangan kemarin ditutup cenderung stagnan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan kemarin di posisi Rp 15,375/US$ di pasar spot, alias stagnan.

Saat rupiah stagnan di hadapan The Greenback, mayoritas mata uang Asia melemah. Kecuali baht Thailand dan dolar Hong Kong.

Berikut pergerakan rupiah dan mata uang Asia pada perdagangan Rabu kemarin.

Sementara di pasar surat berharga negara (SBN), pada perdagangan kemarin harganya kembali melemah, terlihat dari imbal hasil (yield) yang kembali naik.

Melansir data dari Refinitiv, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara terpantau naik 1,6 basis poin (bp) menjadi 6,765%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Ketika yield naik, maka tandanya investor sedang melepas SBN.

IHSG berhasil menembus kembali level psikologis 7.000, di tengah sikap investor yang cenderung wait and see menanti sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Bank Indonesia (BI), dan beberapa bank sentral lainnya, sehingga hal ini dapat disebut sebagai 'Super Thursday', karena banyak bank sentral yang akan mengumumkan suku bunga hari ini.

Pelaku pasar memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga ketika mengumumkan keputusannya. Hal ini dibuktikan dengan prediksi pasar dalam CME FedWatch Tool yang mencapai probabilitas 99%, atau hanya 1% yang memperkirakan The Fed menaikkan 25 basis poin (bp).

Beralih ke Indonesia, BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu dan Kamis pekan ini (20-21 September 2023). Saat ini, pasar berekspektasi bahwa BI akan menahan suku bunganya dan akan memperpanjang tren suku bunga di posisi 5,75% sejak Januari 2023.

Suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari tahun ini atau delapan bulan terakhir. BI mengerek suku bunga sebesar 225 bp dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.


(chd/chd)
Pages