
Thailand Raja Gula ASEAN, Indonesia Nomor Berapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi gula mampu tumbuh paling tinggi diantara lima komoditas utama ASEAN. Thailand menjadi produsen terbesar dengan nilai ekspor lebih dari tiga per empat hasil produksi.
Melansir data dari ASEAN Food Security Information System (AFSIS), produksi gula, yang berasal dari tebu, ASEAN sepanjang 2021 tumbuh 19,4%, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (2012-2021) sekitar 4,7%. Nilai pertumbuhan ini paling tinggi dibandingkan empat komoditas utama ASEAN lain seperti padi, jagung, kedelai, dan ketela.
Nilai pertumbuhan rata-rata tahunan selama periode 2012- 2021 gula masih menempati posisi teratas sebesar 4,60%N
Thailand menjadi jawara urusan produksi pada 2021 mencapai 92,1 juta metrik ton, disusul Indonesia pada posisi kedua dengan produksi sebanyak 36,4 juta metrik ton, kemudian Filipina sebesar 20,4 juta metrik ton. Terakhir, pada posisi empat dan kelima teratas ada Vietnam dan Myanmar masing-masing 11,4 juta dan 11,3 juta metrik ton.
![]() Pertumbuhan produksi gula di lima negara ASEAN kontributor terbesar |
Ada tiga negara anggota ASEAN yang sama sekali tidak menghasilkan gula yaitu Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Sementara dua negara lainya yaitu Laos dan Kamboja tidak terlalu banyak memproduksi gula, masing-masing pada 2021 sebesar 1,34 juta dan 682 ribu metrik ton.
Beralih ke Thailand yang menempati posisi teratas kontributor gula terbesar di ASEAN, ternyata menjadi salah satu produsen gula terbesar yakni berada di nomor empat dunia. Thailand bersaing dengan Brazil, China, India dan Pakistan.
Industri gula di Thailand menjadi cukup vital bagi perkembangan ekonomi di bidang agrikultur. Pasokan gula yang berlebih mampu mencukupi kebutuhan domestik, sehingga sisanya mencapai lebih dari 75% bisa di ekspor ke berbagai negara.
Sebagai informasi, gula merupakan hasil olahan dari tanaman tebu yang tumbuh didaerah tropis dan subtropis. Oleh sebab itu, kawasan Asia Tenggara yang mayoritas berada di iklim tropis sangat cocok untuk budidaya tebu.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
