Bukan AS & China, ASEAN Jadi Kunci Dunia Jaga Perubahan Iklim

Jakarta, CNBC Indonesia - ASEAN akan menjadi pusat energi baru dan terbarukan (EBT) dunia, sebab memiliki sumber daya mineral yang melimpah.
Penggunaan energi terbarukan merupakan langkah yang disepakati bersama oleh negara-negara untuk menahan kenaikan suhu bumi yang dapat menimbulkan masalah iklim.
Masalahnya saat ini sinyal perubahan iklim tersebut mulai terasa seperti es di kutub yang mulai mencair, kekeringan, suhu yang lebih panas, dan cuaca yang tidak menentu. Dampaknya adalah kelaparan, gagal panen, hingga kematian.
Maka dari itu timbul gerakan net zero emission untuk mengurangi polusi yang mencemari lingkungan. Salah satu caranya adalah mengurangi bahkan menutup pengguna pembangkit listrik tenaga uap yang dihidupkan oleh batu bara untuk digantikan dengan energi lain.
![]() Sumber Energi Dunia |
Polusi udara tidak hanya disebabkan oleh asap PLTU tapi juga oleh kendaraan bermotor. Maka dari itu kendaraan listrik menjadi pengganti kendaraan konvensional yang menggunakan bensin. ASEAN dapat menjadi pusat sumber daya, sebab kaya akan mineral seperti nickel, timah, tembaga, bauksit, dan lainnya yang dibutuhkan dalam manufaktur EBT.
Tanah di Asia Tenggara subur akan timah yang memiliki produksi dan cadangan terbesar di dunia. Menurut catatan U.S.Geological Survey (USGS), produksi timah lima negara Asia Tenggara tercatat sebagai produsen besar timah dunia dengan sumber daya yang juga melimpah.
Adapun negara tersebut adalah Indonesia, Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Laos. Kelima negara tersebut memproduksi 109,8 ribu tOn timah atau 36.6% dari total produksi timah global pada 2021.
Sementara itu untuk mineral nikel, sumber daya berada di Indonesia sebagai produsen dan pemilik cadangan terbesar di dunia dan Filipina. Kedua negara anggota ASEAN tersebut memiliki produksi nikel sebesar 1,37 juta ton atau 54,5% dari total produksi nikel dunia pada 2021 mengutip data USGS.
Kemudian tembaga yang juga merupakan material penting dalam EBT dimiliki oleh ASEAN. Indonesia menjadi salah satu produsen tembaga terbesar di dunia dengan produksi 810 ton pada 2021 menurut USGS.
![]() Produsen Mineral EBT |
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)