KTT ASEAN 2023

Bank Asal RI Pimpin Pertumbuhan Sektor Keuangan ASEAN

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
07 September 2023 16:15
KTT Asean 2023
Foto: KTT Asean 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor keuangan menjadi sektor yang cukup penting bagi suatu negara, termasuk di ASEAN, sehingga peranan perbankan juga cukup penting untuk meningkatkan literasi keuangan.

Perbankan juga dapat menjadi perusahaan yang cukup penting untuk menghadapi tantangan inklusivitas keuangan yang signifikan. Sehingga menjadi inklusivitas memegang peranan yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

Terlebih, dengan tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan transaksi dan menggunakan jasa layanan bank tercatat masih rendah.

Tercatat persentase penduduk yang belum menggunakan layanan perbankan masih mencapai 70%. Tidak hanya itu, sekitar 39 juta dari 70 juta UMKM juga menghadapi kekurangan pendanaan yang cukup besar dengan nilai US$ 300 Miliar setiap tahunnya.

Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani menjelaskan, di tengah kondisi ini munculnya layanan keuangan digital membuka jalan untuk menjembatani kesenjangan keuangan.

Layanan ini khususnya teruntuk bagi mereka yang belum mempunyai rekening bank, belum memakai jasa layanan perbankan, dan juga bagi UMKM yang sebelumnya mungkin dinilai unbankable.

Layanan keuangan digital memainkan peran penting dalam mendorong inklusivitas keuangan, dan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Kawasan ASEAN.

"Kita telah melihat contoh di negara-negara ASEAN, bahwa pertumbuhan dan revolusi keuangan digital telah meningkatkan perekonomian negara dan inklusivitas ekonomi. Hal serupa juga terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, dimana Indonesia telah berada di garis depan untuk revolusi keuangan digital, menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan yang luar biasa," tutur Rosan dalam keterangan tertulis, Rabu (6/9/2023).

Rosan menambahkan, dari perspektif ASEAN, dalam beberapa tahun terakhir, sektor keuangan digital ASEAN juga telah bertransformasi, yang utamanya diarahkan untuk memperkuat inklusi keuangan bagi konsumen dan UMKM. Pertumbuhan dalam bidang ini sangat kuat dengan peningkatan volume pembayaran digital.

Sementara itu, lanskap pinjaman digital juga tidak ketinggalan dan diperkirakan akan tumbuh secara signifikan pada 2030. Menghadapi fenomena itu, bank-bank BUMN kini berfokus pada tiga transformasi yang mencakup pinjaman digital, pembayaran digital (e-wallet), dan perbankan digital.

Dalam mentransformasi pinjaman digital, BRI, Bank Mandiri dan Bank BNI telah meluncurkan platform pinjaman digital yang memungkinkan individu yang tidak memiliki riwayat pinjaman dapat mengakses layanan keuangan secara digital.

Inisiatif ini memberikan dampak yang signifikan terhadap inklusi keuangan, misalnya pinjaman digital BRI yang tumbuh 146% dalam waktu satu tahun di periode 2021 hingga 2022 dengan nilai pinjaman US$ 125juta kepada jutaan peminjam dalam tiga kuartal pertama di 2022.

"Kemudian, untuk pembayaran digital (e-wallet), beberapa BUMN juga telah memperluas layanan pembayaran melalui platform e-money bagi pelanggan. Terakhir, untuk perbankan digital, Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN juga telah membangun solusi perbankan digital, salah satunya mobile banking BNI yang telah tumbuh 59,6% year on year menjadi 7,8 juta pengguna pada tahun 2020," jelas Rosan.

Terlepas dari pentingnya peranan perbankan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan di ASEAN, beberapa perbankan di ASEAN juga sudah cukup bergengsi di kancah global, di mana beberapa bank tersebut dianggap sebagai bank-bank besar di ASEAN yang juga menjadi peranan penting untuk menjaga pertumbuhan dan menghadapi tantangan inklusivitas keuangan.

Setidaknya ada sepuluh bank-bank besar dengan kapitalisasi pasar jumbo. Dari kesepuluh bank-bank jumbo tersebut, terbanyak berasal dari Indonesia, yakni ada empat bank. Sedangkan dari Malaysia ada tiga bank, Singapura dua bank dan Thailand satu bank.

Berikut bank-bank jumbo di ASEAN berdasarkan kapitalisasi pasarnya.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi bank dari Indonesia yang paling besar kapitalisasi pasarnya, yakni mencapai US$ 73,84 miliar.

Sedangkan di posisi kedua, masih dari Indonesia yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 54,23 miliar.

Sementara di posisi ketiga, ada dari Singapura yakni OCBC Bank, dengan kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 41,68 miliar. Kemudian dari Singapura lagi, ada UOB.

Dari Malaysia, ada Maybank yang kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 29,65 miliar. Berikutnya dari Malaysia ada Public Bank Bhd (PBBank), dan CIMB Group.

Terakhir, ada bank jumbo dari Thailand dan menjadi satu-satunya bank jumbo Thailand yang masuk 10 besar di ASEAN, yakni Siam Commercial Bank (SCB), dengan kapitalisasi pasarnya sebesar US$ 11,15 miliar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/ras)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation