Daftar 5 Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara, BCA Juara

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah emiten asal Indonesia tercatat sebagai perusahaan terbesar di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN berdasarkan kapitalisasi pasar (market cap). Secara umum, sektor perbankan menjadi penguasa di kawasan ini.
Bank besutan Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA memiliki market cap terbesar, yakni mencapai Rp1.137,2 triliun atau setara dengan US$74,6 miliar (asumsi kurs Rp15.250/US$).
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), BBCA juga menghuni posisi nomor wahid di atas ratusan saham lainnya.
BCA membukukan kinerja positif. Sepanjang semester pertama tahun ini, perusahaan membukukan kenaikan laba bersih 34% yoy menjadi Rp 24,2 triliun.
Perfoma positif didorong oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Hingga Juni 2023, kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM. Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang tumbuh 12,0% YoY menjadi Rp114,6 triliun, serta KKB yang naik 19,2% YoY menjadi Rp51,4 triliun.
Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,4% YoY menjadi Rp14,6 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 13,9% YoY menjadi Rp183,9 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9% YoY mencapai Rp219,2 trilliun.
Kredit korporasi juga naik 5,1% YoY mencapai Rp326,0 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 9,0% YoY menjadi Rp735,9 triliun di Juni 2023.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 6,9% YoY mencapai Rp181,2 triliun di Juni 2023, berkontribusi hingga 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Di posisi kedua, ada perbankan asal Singapura, DBS Group Holdings, yang memiliki market cap US$63,7 miliar. Di Negeri Singa, DBS Group berada di peringkat pertama dalam hal market cap.
DBS Group mencatatkan rekor kinerja pada kuartal kedua 2023.
Laba bersih kuartal kedua meningkat 48% dari tahun lalu menjadi SGD2,69 miliar, dengan return on equity (ROE) mencapai 19,2%, keduanya merupakan rekor tertinggi baru. Total pendapatan meningkat 35% melebihi SGD5 miliar untuk pertama kalinya.
Laba bersih semester pertama naik 45% menjadi SGD 5,26 miliar dan return on equity (ROE) naik ke level tertinggi baru sebesar 18,9%. Total pendapatan meningkat 34% menjadi SGD10,0 miliar, didorong oleh pembukuan komersial dari margin bunga bersih (NIM) yang lebih tinggi serta peningkatan biaya kartu dan pendapatan pelanggan treasury.
Bank BUMN RI PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berada di posisi ketiga dengan market cap Rp852 triliun atau setara dengan US$55,7 miliar.
Di BEI, BBRI menduduki peringkat kedua di bawah BBCA.
BRI berhasil menorehkan kinerja keuangan yang positif selama semester I 2023. Ini berkat pertumbuhan kredit mikro dan rasio dana murah (CASA) yang tinggi, perbaikan rasio efisiensi hingga semakin solidnya kinerja anak usaha.
Hal tersebut semakin mengokohkan raihan laba bersih BRI dari tahun ke tahun, termasuk sejak 2007 hingga paruh pertama 2023.
Bahkan, perolehan laba bersih semester I tahun ini yang mencapai Rp31,07 triliun sudah hampir mendekati laba bersih tahun penuh 2021 yang sebesar Rp31,07 triliun.
BRI menjadi peraih laba bersih terbesar di antara perbankan RI, yakni Rp29,42 triliun selama paruh pertama 2023.
Tidak hanya di antara raksasa perbankan, BRI juga merupakan emiten dengan laba terjumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama semester I tahun ini.
BRI berhasil mencatat kinerja impresif pada paruh pertama tahun ini dengan mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk (laba bersih) sebesar Rp 29,14 triliun, naik 18,7% yoy.
Perolehan laba tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih yang naik 1,43% menjadi Rp 65,54 triliun pada semester I-2023.
Seiring dengan peningkatan tersebut, beban bunga BRI juga membengkak 63,71% menjadi Rp 20,05 triliun. Rasio beban bunga terhadap bunga enam bulan pertama tahun ini pun membengkak jadi 23,42%, dari yang sebelumnya hanya 15,93%.
Pada penyaluran kredit, BRI secara konsolidasi tercatat sebesar Rp 1.202,13 triliun, meningkat 5,54% yoy pada semester I-2023.
Pendorong pertumbuhan kredit BRI adalah segmen mikro. Emiten bersandi BBRI ini mencatat kredit mikro tumbuh double digit 11,41% yoy menjadi Rp 577,94 triliun. Dengan demikian kredit mikro berkontribusi 48,08% terhadap total penyaluran pembiayaan kepada pihak ketiga.
Total sumbangsih kredit UMKM terhadap portofolio BRI mencapai 84,48%, atau secara nilai mencapai rekor sebesar Rp 1.015,54triliun. Ini menjadi kali pertama kredit UMKM BRI menembus di atas Rp1.000 triliun.
Berikut daftar lima emiten dengan market cap terbesar di ASEAN.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/ras)