Capek Terbang Tinggi, Harga Batu Bara Jatuh Lebih dari 2%

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
31 August 2023 07:22
Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)
Foto: Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Harga batu bara melandai setelah terbang kencang. Pelemahan ini justru terjadi di tengah sentimen yang masih positif, sehingga ada indikasi ini hanyalah koreksi wajar.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Oktober ditutup di posisi US$ 158 per ton atau turun 2,26% pada perdagangan Rabu (30/8/2023).

Harga pasir hitam jatuh setelah menguat tiga hari beruntun. Penurunan kali ini menyebabkan batu bara berada di bawah level psikologis US$ 160.

Pekan sebelumnya, harga batu bara lari kencang selama 12 hari perdagangan beruntun yang telah terpatahkan.

Pekan sebelumnya, harga batu bara sempat mencatat rekor tersendiri, menguat selama 12 hari beruntun yang menjadi rekor terpanjang sejak Desember 2009.

Rekor ini terakhir kali tercipta pada akhir Desember 2010 atau 12 tahun terakhir. Pada saat batu bara melambung luar biasa pada 2022 lalu pun, harga batu bara tidak mampu mencetak penguatan selama 12 hari. Penguatan terlamanya berlangsung sepuluh hari beruntun.

Sentimen penggerak utama harga batu bara kemarin berasal dari konsumen batu bara terbesar dunia, China. Negeri Tirai Bambu terus mengizinkan dua pembangkit listrik tenaga batu bara per minggu. Analisis menunjukkan bahwa negara penghasil karbon terbesar di dunia ini tetap berkomitmen pada batu bara meskipun ada pertumbuhan energi terbarukan.

Menurut analisis dari Global Energy Monitor (GEM) dan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA), pemerintah mengizinkan pembangunan dua pembangkit listrik tenaga batu bara per minggu.

Pada paruh pertama tahun 2023, pembangkit listrik tenaga batu bara baru sebesar 52 Giga watts (GW) diizinkan di Tiongkok, meskipun Pemerintah Tiongkok telah berjanji untuk mencapai puncak emisi pada tahun 2030, dengan tujuan mencapai emisi nol pada tahun 2060.

Peningkatan pembangkit batu bara seharusnya mendorong harga komoditas ini. Namun, koreksi terjadi seiring dampak peningkatan permintaan pembangkit listrik mungkin belum dirasakan.

Sentimen penurunan harga selanjutnya datang dari India sebagai konsumen terbesar kedua. Melansir Reuters, perusahaan listrik India memanfaatkan campuran batubara domestik kualitas rendah ditambah impor batu bara kualitas tinggi.

Hal ini menyebabkan permintaan batu bara kalori tinggi yang erat dikaitkan dengan Indeks ICE Newcastle tidak mengalami kenaikan signifikan. Alhasil, permintaan batu bara global kualitas tinggi masih tertahan.

Kabar yang turut membuat harga batu bara turun akibat membaiknya hubungan China dan Australia. Perdagangan komoditas antara dua negara ini yang telah kembali aktif, mengakibatkan permintaan China dapat lebih terdiversifikasi. Hal ini berdampak peningkatan pasokan global dan terdapat tambahan pilihan untuk impor batu bara China.

Selain itu, pasar masih menantikan akhir dari permasalahan LNG Australia. Australia adalah eksportir LNG terbesar di dunia, dan fasilitasnya termasuk yang terbesar. Permasalahan ini akan mengganggu kebutuhan Eropa yang bergantung pada sumber energi gas menjelang musim dingin di akhir tahun.

Mulai tanggal 7 September, para pekerja akan menghentikan peralatan dan berhenti melakukan tugas-tugas tertentu di fasilitas LNG Gorgon dan Wheatstone, kelompok serikat pekerja Offshore Alliance memperingatkan Chevron minggu ini.

Sentimen LNG Australia menyebabkan harga gas bergerak beda arah dengan batu bara. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) semakin mendekati level psikologis EUR 40 per Mega-Watt hour MWh. Harga naik 2,26% ke 35,99 euro per MWh.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation