
Ekonomi AS Mulai Menderita, RI Siap-Siap Lanjut Pesta

IHSG memiliki potensi untuk mencapai angka psikologis 7.000 pada perdagangan hari ini ditopang oleh sentimen yang membaik. Wall Street yang menjadi acuan pasar saham dunia mencatatkan penguatan untuk kali keempat secara beruntun.
Hasil rilis data ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan justru menjadi booster bagi saham AS.
Laporan dari ADP yang menunjukkan bahwa gaji swasta meningkat sebesar 177.000 pekerjaan pada bulan lalu, di bawah angka revisi pada bulan Juli yaitu 371.000. Itu juga meleset dari perkiraan Dow Jones sebesar 200.000. kenaikan terkecil dalam lima bulan dan kurang dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Refinitiv sebesar 195.000.
Ditambah dengan pertumbuhan produk domestik bruto tahunan direvisi turun menjadi 2,1% dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,4%.
Ekonomi AS yang lesu malah memberikan investor sebuah harapan bahwa Bank Sentral AS Federal Reserve/The Fed akan melunak soal suku bunga acuan.
Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 90% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September.
![]() Fedwatch |
Selain itu, para investor juga menantikan rilis data pengeluaran pribadi dan pemasukan pribadi yang juga menjadi acuan bagi The Fed dalam menentukan kebijakan moneter.
Berdasarkan hasil konsensus Trading Economics tingkat pendapatan pribadi stagnan di angka 0,3%, month-to-month pada Juli. Sementara tingkat pengeluaran tumbuh 0,7% mom, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan lalu sebesar 0,5%.
Hari ini juga akan rilis data Harga Indeks PCE yang menjadi ukuran inflasi bagi The Fed. Konsensus Trading Economics memperkirakan Core PCE Price Index AS pada Juli akan stabil di angka 0,2%. Sedangkan klaim awal pengangguran diperkirakan meningkat 5.000 menjadi 235.000 pada minggu yang berakhir 26 Agustus 2023.
Jika rilis data sesuai ekspektasi, hal ini akan menjadi pendukung bagi The Fed untuk tetap menahan suku bunga pada September.
Selain data dari AS, hari ini juga akan rilis kondisi manufaktur China yang dapat berpengaruh terhadap Indonesia Asal tahu saja, China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
PMI Manufaktur China pada Agustus diperkirakan di posisi 49,4 pada Juli. Angka tersebut hanya naik 1 poin dari posisi sebelumnya sebesar 49,3.
Meskipun nak, PMI Manufaktur China masih berada di kondisi kontrakasi. PMI Manufaktur adalah ukuran mengenai kondisi manufaktur sebuah negara, Angka 50 adalah batas, di bawah angka tersebut manufaktur terkontraksi sementara di atas 50 artinya manufaktur sedang ekspansi.
Investor saat ini juga menanti data ekonomi dalam negeri yang akan dirilis besok, yakni PMI Manufaktur dan inflasi.
PMI Manufaktur Indonesia saat ini konsisten berada di zona ekspansi. Diperkirakan pada Agustus masih tetap berada di zona ekspansi selama 25 bulan berturut-turut di angka 53.
Inflasi Agustus 2023 diperkirakan meningkat sementara secara bulanan melandai setelah berlari kencang pada bulan lau. Sebagai catatan, inflasi pada Juli tercatat 3,08% (yoy) dan 0,21% (month to month/mtm).
Hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2023. Ratusan pemerintah daerah, pimpinan Bank Indonesia, serta pejabat negara juga akan menghadiri acara ini.
Menarik disimak apa saja yang akan menjadi perhatian Jokowi untuk inflasi tahun ini dan tahun depan serta bagaimana pemerintah menangani inflasi.
(ras/ras)