Macro Insight

Dunia Berubah! Saham Lewat, Asing Lebih Lirik Surat Utang RI

rev, CNBC Indonesia
31 July 2023 17:50
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -Investor asing mulai berdatangan ke pasar keuangan Tanah Air. Ketidakpastian global yang mereda serta proyeksi melonggarnya kebijakan suku bunga ke depan membuat investor asing mulai berani masuk ke Emerging Market, termasuk Indonesia.

Tingginya aliran dana asing ke Indonesia bisa dilihat dari capital inflow yang masuk hingga Juli  tahun ini. Dana asing yang masuk ke pasar keuangan RI juga lebih mengalir ke pasar obligasi bukan lagi saham.

Data Bank Indonesia hingga 27 Juli 2023 menunjukkan investor asing mencatat net buy sebesar Rp112,92 triliun. Net buy ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp94,52 triliun sementara di pasar saham tercatat net buy Rp18,40 triliun.

Besarnya inflow pada Juli tahun ini, terutama di pasar saham, berbanding terbalik dengan 2022 dan 2021.
Berdasarkan data setelmen yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) hingga Juli 2021, investor asing tercatat beli neto atau net buy sebesar Rp 0,64 triliun. Net buy di pasar SBN sebesar Rp 1,12 triliun sementara di pasar saham malah tercatat net sell sebesar Rp 0,47 triliun.

Namun, kondisi ini berbanding terbalik pada akhir tahun di mana pasar saham menjadi incaran investor asing.
Hingga akhir 2021, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 42,83 triliun. Pada pasar SBN tercatat net sell sebesar Rp 80,92 triliun sementara di pasar saham masih tercatat net buy sebesar Rp 38,09 triliun.

Hingga Juli 2022, dana asing keluar dari pasar keuangan RI tercatat Rp 81,1 triliun. Investor asing mencatat net sell di pasar SBN sebesar Rp138,95 triliun sedangkan di pasar saham dana asing tercatat net buy sebesar Rp57,85 triliun. 

Pada akhir 2022, investor asing mencatat net sell sebesar 
Rp128,98 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp61,02 triliun di pasar saham. Dengan demikian, secara keseluruhan masih terjadi net sell sebesar Rp 67,96 triliun.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Head Economic and Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menjelaskan, pasar saat ini mulai mencari negara mana yang secara fundamental ekonominya bagus dan Indonesia merupakan salah satunya.

Spread suku bunga Indonesia cukup kompetitif dibandingkan negara lainnya.

"Sehingga kalau mereka masuk sekarang secara portofolio itu punya return bisa dari beberapa aspek. Yaitu from the price in dan currency gain. Karena saya melihat justru pada saat The Fed akan memuncak, nanti rupiah akan menguat secara cepat. Jadi, makanya funds banyak masuk," jelas Enrico.

Faktor lainnya adalah terbukanya peluang bagi BI untuk memangkas suku bunganya. Ketika suku bunga dipangkas, maka harga obligasi akan mengalami kenaikan sebab korelasi suku bunga dan harga obligasi adalah berbanding terbalik.

Untuk diketahui bahwa ruang bagi BI memangkas suku bunganya semakin lebar mengingat inflasi Indonesia saat ini sudah berada dalam range target pemerintah, yakni 3% ± 1%.

Saat ini inflasi Indonesia per Juni 2023 berada di angka 3,52% year on year (yoy) dan diekspektasikan kembali turun pada Selasa (1/8/2023).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi Juli 2023 akan menembus 0,21% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Inflasi bulanan pada Mei tercatat 0,14%.

Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan akan menembus 3,08% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,50%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation