Polling CNBC Indonesia

Surplus Dagang RI Diramal Naik Sih Tapi Malah Bikin Sedih

mae, CNBC Indonesia
16 July 2023 17:02
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan masih mencatatkan surplus pada Juni 2023 atau 38 bulan beruntun
  • Surplus neraca perdagangan diperkirakan melonjak menjadi US$ 1,17 miliar pada Juni, dari US$ 0,44 miliar pada Mei
  • Melemahnya impor menjadi salah satu faktor dari kenaikan surplus pada Juni

Jakarta, CNBC Indonesia - Surplus neraca perdagangan diperkirakan melonjak pada Juni 2023. Surplus naik karena lonjakan impor seperti pada Mei diproyeksi tidak akan terulang.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Juni 2023 pada Senin (16/7/2023).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni 2023 akan mencapai US$ 1,17 miliar.
Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Mei 2023 yang mencapai US$ 0,44 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 38 bulan beruntun.


Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan terkontraksi 19% (year on year/yoy) sementara impor terkoreksi 6,69% pada Juni 2023.
Sebagai catatan, nilai ekspor Juni 2023 menguat 0,96% (yoy) dan melonjak 12,61% (month to month/mtm) menjadi US$ 21,72 miliar.
Impor tumbuh 14,35 (yoy) dan melonjak 38,65% (mtm) menjadi US$ 21,28 miliar.

Lonjakan impor pada Mei terbilang di luar kebiasaan karena impor lebih kerap terkontraksi sepanjang tahun ini. Lonjakan impor diperkirakan tidak akan terjadi kembali pada Juni sehingga neraca perdagangan diproyeksi lebih besar.

Baik impor dan ekspor diperkirakan akan terkoreksi pada Juni Pelemahan ekspor disebabkan oleh melandainya harga komoditas serta permintaan dari mitra dagang Indonesia.

Berdasarkan catatan Refinitiv, rata-rata harga batu bara pada Juni 2023 tercatat US$ 139,42 per ton. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada Mei yang tercatat US$ 160,23 per ton atau pada April yang tercatat US$ 194,28 per ton.
Ekspor batu bara kemungkinan masih naik dari sisi volume karena gelombang panas yang menerjang Asia.  Namun, harga batu bara yang jatuh membuat nilai ekspor akan melandai.

China mengimpor batu bara sebanyak 39,81 juta ton pada Juni, naik 0,68% dibandingkan pada Mei 2023.
Batu bara menyumbang nilai ekspor sekitar 19% sehingga permintaan akan komoditas tersebut akan berdampak besar kepada ekspor Indonesia secara keseluruhan.

Kabar baiknya rata-rata harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) merangkak naik menjadi MYR 3.534,64 per ton. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan pada Mei yang tercatat MYR 3.501,5 per ton.

Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution menjelaskan ekspor diproyeksi melandai karena permintaan dari mitra dagang utama akan melemah sejalan dengan perlambatan ekonomi global.

"Larangan ekspor bijih bauksit yang mulai diberlakukan pemerintah sejak Juni akan sedikit menekan nilai ekspor Indonesia," tutur Damhuri kepada CNBC Indonesia.

Mitra dagang utama Indonesia, China, masih menunjukkan perlambatan permintaan. Biro Statistik Nasional (NBS) melaporkan impor China mengalami kontraksi 6,8% (yoy) pada Juni 2023. Kontraksi ini sudah terjadi dalam empat bulan terakhir.
Sementara itu, ekspor China terkontraksi 12,4% pada Juni, lebih dalam dibandingkan koreksi 7,5% pada Mei.

Damhuri menambahkan penurunan permintaan ekspor juga akan menyebabkan penurunan impor, karena sebagian barang ekspor Indonesia (khususnya produk manufaktur) bahan bakunya masih diimpor.

Pelemahan nilai tukar rupiah juga membuat harga barang impor menjadi semakin mahal sehingga bisa permintaan impor berkurang.
Pelemahan impor dlam jangka panjang juga bisa menandai melemahnya permintaan dalam negeri dan menjadi sinyal melemahnya ekonomi ke depan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation