Market Insight

Saham Teknologi Mulai Bangkit, Rotasi Sektoral Dimulai?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
14 June 2023 14:25
FILE PHOTO: A lock icon, signifying an encrypted Internet connection, is seen on an Internet Explorer browser in a photo illustration in Paris, France April 15, 2014.  REUTERS/Mal Langsdon/File Photo
Foto: Ilustrasi Internet (REUTERS/Mal Langsdon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Geliat sektor teknologi selama beberapa hari terakhir mulai terasa mewarnai bursa. Tercatat selama seminggu terakhir hingga perdagangan hari ini, Rabu (14/6/2023) indeks teknologi (IDXTECHNO) berhasil masuk ke zona hijau, naik 2,85% menjadi 4929,36.

Menguat-nya sektor teknologi bermula dari akhir Mei lalu, ketika saham berkapitalisasi besar PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melambung hingga auto reject atas (ARA). Hal ini membuat pergerakan IDXTECHNO secara teknikal berhasil mengakhiri masa downtrend dan saat ini terpantau melanjutkan masa sideways-nya.

Indeks sektor teknologi IndonesiaFoto: Tradingview
Indeks sektor teknologi Indonesia

Tren sideways menjadi satu pertanda akumulasi dari pelaku pasar, ini juga menunjukkan adanya rotasi sektoral ke saham-saham teknologi sudah dimulai. Setelah sekian lama betah terjerembab di zona merah.

Berdasarkan konstituen indeks IDX30 yang memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi pasar besar, melalui Refinitiv menggunakan Relative Rotation Graph (RRG) dalam interval mingguan terlihat adanya rotasi sektoral pada beberapa emiten terkait teknologi seperti GOTO, EMTK, ARTO, dan MNCN yang sudah masuk dalam fase improving yang artinya pergerakan harga saham sudah semakin membaik.

Grafik rotasi pergerakan harga saham tiap konstituen indeks IDX30Foto: Refinitiv
Grafik rotasi pergerakan harga saham tiap konstituen indeks IDX30

Gairah pelaku pasar yang mulai muncul bukanlah tanpa sebab, kondisi makro yang membaik turut menjadi penopang naiknya harga saham teknologi. Salah satunya dari melandai-nya inflasi Amerika Serikat (AS).

Tercatat pada periode Mei 2023, inflasi AS berada di 4,0 % (year on year/yoy), melandai dari 4,9% (yoy) pada April. Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari dua tahun terakhir. Inflasi Mei juga lebih rendah dari ekspektasi pasar (4,1%).

Secara bulanan (month to month/mtm), inflasi AS juga melemah ke 0,1% pada Mei tahun ini, dari 0,4% pada April. Sementara itu, inflasi inti-di luar kelompok volatile- tercatat 5,3% (yoy) yang merupakan rekor terendah sejak November 2021.

Melandai-nya inflasi AS ditopang oleh turunnya harga energi dan makanan. Harga komoditas energi terkoreksi 11,7% (yoy) pada Mei, jauh lebih dalam dibandingkan koreksi 5,1% pada April.

Inflasi bahan makanan melandai ke 6,7% (yoy) pada Mei, dibandingkan 7,7% (yoy) pada bulan sebelumnya. Namun, kenaikan masih terjadi pada beberapa komoditas seperti apparel, rumah, dan layanan transportasi.

Dengan inflasi yang melandai akan membuka peluang the Fed memberikan ruang jeda suku bunga. Ketika suku bunga Fed mulai ditahan ada potensi pasar keuangan Indonesia menguat yang tentunya akan berdampak positif ke aliran dana asing.

Mengingat untuk pendanaan beberapa emiten di sektor teknologi ini memang banyak yang masih mengandalkan asing sebagai angel investor.

Tak hanya itu, dari dalam negeri juga sudah mulai ada katalis positif dari dukungan Bank Indonesia (BI) yang sudah menahan suku bunga selama empat bulan beruntun. Suku bunga yang lebih akomodatif tentu akan memberikan keuntungan pada emiten sektor teknologi karena beban yang dikeluarkan bisa lebih ringan.

Kendati begitu, tetap perlu diwaspadai risiko volatilitas dari saham emiten teknologi yang cenderung lebih tinggi karena dari segi fundamental beberapa belum mencatatkan profitabilitas yang optimal dan valuasi masih mahal, sehingga tidak menutup kemungkinan fokus pelaku pasar hanya untuk memanfaatkan peluang trading jangka pendek saja.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation