Sektor Teknologi Rungkad! Saham GOTO Diprediksi Tertekan

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
28 October 2023 18:45
Terkuak! Ini Pemborong & Penjual Saham GOTO Saat Sentuh Rp54
Foto: Infografis/Terkuak! Ini Pemborong & Penjual Saham GOTO Saat Sentuh Rp54 / Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham paling volatile di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini mendekati level Rp50 per lembar saham. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah mengalami penurunan sebesar 39% sepanjang tahun 2023, telah kehilangan 8% selama sepekan. Hingga perdagangan Jumat (27/10/2023) saham GOTO telah mendarat di harga Rp56 per lembar saham.

Dalam sepekan GOTO masuk dalam net foreign sell dengan transaksi net sell Rp78,8 miliar.

Penurunan harga saham GOTO ditengah aksi penjualan dari para insider GOTO sendiri. Goto Peopleverse Fund (GPF) kembali melepas saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Terbaru GPF menyalurkan 648,11 juta lembar atau sebesar 0,82% Saham Seri A dari kepemilikan sahamnya di GOTO.

Transaksi dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2023. Harga transaksi adalah Rp 2 per saham, dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (23/10).

Aksi tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan Program Opsi Saham Karyawan dan Konsultan GOTO dengan harga pengalihan sebesar Rp 2 hingga Rp 67.

Aksi tersebut membuat kepemilikan GPF langsung dan tidak langsung menjadi 78,55 miliar Saham Seri A atau yang mewakili 6,54% kepemilikan saham GPF di dalam GoTo. Dari sebelumnya 79,20 miliar atau 6,69%.

Selain GPF, terdapat tiga pendiri PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang akan menjual saham GOTO. Ketiganya adalah Andre Soelistyo, William Tanuwijaya, dan Kevin Aluwi.

William Tanuwijaya telah melepas saham Seri A miliknya sebesar 332.220.000 lembar saham atau setara dengan 0,03% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendiri e-commerce Tokopedia tersebut menjual saham GOTO Seri A pada periode 9 hingga 13 Oktober saatharga saham GOTO dibanderol Rp 78,89 per lembar saham. Artinya, transaksi tersebut senilai Rp 26,2 miliar.

Adapun, anjloknya saham GOTO terjadi seiring perseroan menyelesaikan proses penambahan modal dengan menggandeng investor strategis lewat skema private placement.

Dalam aksi korporasi ini, GOTO tercatat memperoleh dana segar hingga Rp 1,53 triliun setelah Bhinneka Holdings menyerap 17,04 miliar saham baru GOTO di harga pelaksanaan Rp 90/saham.

Selain itu, sentimen dari kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi 6% juga menjadi pukulan bagi sektor teknologi.

Sektor teknologi sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga yang dapat memberatkan beban-beban operasionalnya yang berimbas pada tergerusnya laba.

Dalam waktu dekat, para analis memprediksi harga saham GOTO tampaknya masih berpotensi tertekan lantaran belum mendapatkan katalis baru. Rilis kinerja GOTO per kuartal III-2023 akan menjadi yang dinanti-nanti investor mengingat akhir bulan ini menjadi tenggat penyampaian laporan keuangan kuartal tersebut. Apabila lebih baik dari ekspektasi pasar, tren penurunan saham GOTO mungkin akan tertahan sejenak.

Sejumlah analis menyebut ada perbaikan kinerja GOTO dari sisi bottom line di kuartal ketiga ini. Maklum, dengan kapitalisasi pasar (market cap) yang sebesar Rp72,08 triliun (usai sempat di angka Rp400-an triliun di awal listing), GOTO masih menanggung rugi bersih.
Per semester I-2023, rugi bersih GOTO mencapai Rp7,16 triliun, dengan pendapatan mencapai Rp6,88 triliun.

Melihat trend saham teknologi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tercermin pada IDX Technology, dimana sepanjang tahun 2023 sektor teknologi telah terkoreksi sebesar 24%.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC Indonesia Research

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation