Fundamental Pundit

Rugi 4 Kuartal Beruntrun, Masih Ada Yang Mau Beli Saham BEEF?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
15 May 2023 11:20
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
  • Kerugian BEEF pada kuartal I 2023 merosot hingga 82% karena meningkatnya pendapatan.
  • Ekuitas BEEF negatif karena tingginya ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kepada non-pengendali.
  • Diketahui BEEF menerima gugatan PKPU dari PT Sukses International Anugerah Pratama dengan total transaksi mencapai Rp2 miliar.

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu emiten di sektor Barang Konsumen Primer PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) kembali menunjukkan kinerja buruk pada kuartal I-2023 dengan kembali membukukan kerugian. 

BEEF diketahui telah listing sejak 10 Januari 2019 dengan harga IPO Rp340. Sedangkan harga saham BEEF hingga perdagangan 12 Mei 2023 sudah berada di harga Rp63/lembar saham. Harga saham BEEF telah merosot hingga 81,4% sejak listing.

Selain itu management sendiri belum bisa memastikan target penjualan BEEF pada tahun 2023. BEEF juga masih tersangkut kasus gugatan PKPU yang dilayangkan oleh PT Sukses International Anugerah Pratama dengan total transaksi mencapai Rp2 miliar.

Lalu apa masih ada yang menarik dari saham BEEF?

Pertumbuhan Laba Kuartal I

Sejak pandemi Covid-19 pada 2020, BEEF terus membukukan kerugian. BEEF kembali membukukan kerugian pada kuartal I 2023, meskipun kerugian tersebut turun hingga 82% menjadi Rp6,8 miliar, yang sebelumnya pada kuartal I-2022 sebesar Rp39 miliar.

Kenaikan pendapatan yang tajam sebesar 218% menjadi Rp24,6 miliar dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp7,7 miliar, mampu meminimalisir kerugian. Selain itu ada faktor dari turunnya beban penjualan menjadi Rp629 juta dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp2,9 miliar.

Rincian Pendapatan

Pendapatan BEEF meningkat dari distribusi dan penjualan menjadi sebesar Rp21,2 miliar dari sebelumnya Rp1,9 miliar. Namun sayangnya untuk pengolahan makanan turun menjadi Rp3,7 miliar dari sebelumnya Rp6,3 miliar. Dan untuk eliminasi dari produk berkurang menjadi Rp269 juta dari sebelumnya Rp539 juta. Eliminasi produk berasal dari produk pengolahan makanan.

Ekuitas

Jika melihat ekuitas pada BEEF terjadi hal yang cukup mengejutkan di mana ekuitas dari BEEF justru berada di angka negatif pada kuartal I-2023 sebesar Rp273,1 miliar. Hal tersebut lantaran karena tingginya pengurangan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp555,8 miliar dan kepentingan non-pengendali sebesar Rp647juta.

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah modal yang dimiliki oleh pemilik entitas induk dari BEEF yakni adalah PT Tigatunggal Adimulya. Jadi ekuitas sebesar Rp555,8 miliar adalah ekuitas untuk PT Tigatunggal Adimulya. Diketahui PT Tigatunggal Adimulya adalah salah satu pemegang saham dari BEEF.

Namun PT Tigatunggal Adimulya melepas kepemilikan saham dari BEEF yang awalnya 383,57 juta atau 20% menjadi hanya 23,57 juta atau 1%. Penjualan tersebut dilakukan pada 16-20 Februari 2023.

Begitu juga dengan ekuitas senilai Rp647 miliar adalah ekuitas untuk kepentingan non-pengendali dari BEEF.

Rasio Keuangan

BEEF pun tak mampu menghasilkan laba bersih, NPM berada di angka negatif 27,85% dikarenakan masih membukukan kerugian pada kuartal I-2023.

Return On Asset (ROA) berada di angka yang cukup buruk dengan negatif 4,36%. Hal ini berarti dalam mengelola aset terhadap laba bersih bukan menghasilkan laba justru menghasilkan kerugian.

Debt to Equity Ratio (DER) BEEF juga berada di angka yang cukup buruk dengan negatif 332,32%. Dikarenakan total utangnya tinggi berada di angka Rp905,6 miliar pada kuartal I-2023 sedangkan jika melihat total modalnya justru BEEF berada di angka negatif di angka Rp273,1 miliar.

Bisnis

BEEF bergerak dalam distribusi dan penjualan sapi hidup, distribusi dan penjualan karkas sapi, daging, jeroan, kulit, dan produk turunan sapi lainnya, distribusi dan penjualan produk makanan olahan baik dalam kondisi segar dingin (chilled) maupun beku (frozen).

Brand yang dimiliki BEEF:
- Kibif
- Boss
- Kipao
- Murato
- Adell
- Ohayo
- Sentaku
- Redd

Prospek Bisnis

Perusahaan Singapura Asia Agri International Pte. Ltd (AAI) mengumumkan rencana tender offer atas 581,58 juta lembar atau 30,86% saham BEEF dengan harga Rp61/lembar saham. Asia Agri International juga menegaskan akan mengembangkan BEEF sesuai dengan bidang usahanya, tanpa menjadikan BEEF sebagai perusahaan tertutup dan tidak akan merubah kebijakan dividen.

Dengan masuknya investor baru, BEEF berencana melanjutkan perbaikan kinerja, termasuk memenuhi kewajiban kepada kreditur putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Diketahui BEEF menerima gugatan PKPU dari PT Sukses International Anugerah Pratama dengan total transaksi mencapai Rp2 miliar. Direktur Utama BEEF Yustinus Sadmoko mengatakan bahwa pihaknya telah membayar lunas sebagian, nilai transaksi yang menjadi dasar gugatan PKPU adalah Rp315.351.600,- dari nilai ini sebagian sudah dibayarkan, sehingga masih tersisa Rp212.521.600.

Management BEEF mengatakan bahwa belum ada target untuk penjualan 2023. Penjualan pada 2023 akan berjalan mengikuti kebutuhan masyarakat atas produk-produk yang dikeluarkan. Sekretaris Perusahaan Estika Tata Tiara Ratna Sari mengatakan salah satu media Indonesia Bisnis.com pada bulan Februari 2023 bahwa perseroan tidak menentukan target yang tinggi, tetapi tetap melaksanakan penjualan seluruh produk ke pasar sehingga dapat memantau kebutuhan masyarakat atas produk BEEF.

Masih layak dibeli atau tidak?

Melihat secara fundamental saham BEEF memang masih belum layak dikoleksi dengan kembalinya membukukan kerugian. Selain itu hal paling menonjol adalah ekuitas BEEF yang masih negatif karena besarnya ekuitas terhadap pemilik entitas induk.

Bahkan management BEEF sendiri juga belum bisa memastikan target penjualan tahun 2023. Meski pada bulan Desember 2022 terhadap media kontan Direktur Utama BEEF Imam Subowo pernah menargetkan penjualan sebesar Rp700 miliar. Namun pada awal tahun 2023 management tidak meyakini target tersebut. Sehingga hal ini menjadi keraguan atas prospek bisnis BEEF di tahun 2023.

Sehingga saat ini saham BEEF belum begitu menarik untuk dikoleksi selama Perseroan belum menunjukkan perbaikan kinerja dengan berhasil membukukan laba.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation