Fundamental Pundit

Dapat Proyek IKN Jokowi & Suntikan Modal, 3 Saham BUMN Karya Terbang

Tim Riset, CNBC Indonesia
12 July 2024 10:55
Presiden Jokowi memberikan Keterangan Pers usai meninjau lokasi lapangan upacara HUT Ke-79 Kemerdekaan RI, IKN, Rabu (5/6/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Jokowi memberikan Keterangan Pers usai meninjau lokasi lapangan upacara HUT Ke-79 Kemerdekaan RI, IKN, Rabu (5/6/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
  • Tiga Saham BUMN Karya Catat Pergerakan Saham Hingga Ratusan Persen
  • Kontrak Proyek Baru BUMN Karya Kompak Meningkat
  • Rencana peleburan BUMN Karya akan segera dilaksanakan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan saham BUMN Karya yang cukup signifikan mengundang banyak pertanyaan bagi para investor pasar modal. Di tengah kabar banjirnya kontrak baru untuk BUMN Karya hingga perbaikan kinerja pada kuartal I 2024, mendorong optimisme para pelaku pasar bahwa kinerja emiten-emiten BUMN Karya akan membaik pada periode selanjutnya.

Dalam rangkuman CNBC Indonesia Research, tercatat pergerakan positif atau reversal trend pada tiga emiten BUMN Karya mulai terlihat pada 20 Juni 2024. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT PP (Persero) Tbk (PTPP) kompak mencatatkan pergerakan saham yang positif selama kurang lebih dua minggu.

Tercatat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan return yang paling tinggi sebesar 162,5% hanya dalam waktu dua minggu. Sementara PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) catat kenaikan 46,89% dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) sebesar 43,88%.

Jika mencerna dari sisi kinerja, WIKA mencatatkan kinerja paling buruk pada kuartal I 2024.

WIKA masih mencatatkan kerugian pada kuartal I 2024 sebesar Rp1,13 triliun. Kerugian tersebut pun justru membengkak 117% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Bahkan kinerja laba rugi secara tahunan justru mengalami penurunan tajam.

Sementara itu, ADHI justru mencatatkan kenaikan laba sebesar 20% menjadi Rp10 milliar pada kuartal I 2024, dibandingkan laba pada kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8 miliar.

Begitu juga dengan kinerja PTPP yang mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 176% menjadi Rp95 miliar pada kuartal I 2024, dibandingkan pada kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp34 miliar.

Kemudian, ketiga saham BUMN diatas masuk dalam daftar lima BUMN Karya yang meminta Pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) Jumbo untuk tahun 2025.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2025 dengan total mencapai Rp21,38 triliun.. Pengajuan suntikan dana segar ini telah disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI pada Senin (8/7/2024).

Usulan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu akan dialokasikan untuk pengerjaan beberapa proyek strategi nasional (PSN) di sektor infrastruktur, termasuk menambah ekuitas perusahaan.

Permintaan PMN masih dalam tahap pendalaman dan akan dibahas kembali bersama Kementerian BUMN selaku pemegang saham perseroan, sebelum disepakati Bersama.

Kontrak Baru BUMN Karya

Ketiga emiten tersebut pun berhasil mendapatkan kontrak baru hingga periode Mei dan Juni 2024.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatatkan kontrak baru sebesar Rp10,2 triliun, naik Rp800 miliar dari Mei 2024 sebesar Rp9,4 triliun.

Kontrak baru hingga periode Juni 2024 diperoleh dari pekerjaan Gedung 50%, sumber daya air 32%, dan sisanya proyek jalan & jembatan, properti, manufaktur, dan Engineering, Procurement dan Construction (EPC).

Kontrak besar yang diraih ADHI di Juni 2024 yakni proyek Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek Tahap II, Hunian Pekerja Konstruksi Tahap II, Gedung Istana Wakil Presiden, gedung dan sarana Pendukung Asrama PSSI.

Sebelumnya, ADHI juga berhasil mengantongi proyek dalam pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN), yakni Jalan Tol Kariangau-Karangjoang Seksi 3A, Jembatan Pulau Balang, dan Intake Sepaku.

Kemudian, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp 8,86 triliun hingga Mei 2024. Mayoritas kontrak tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan gedung, industri, realti properti, dan EPCC.

Adapun, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) juga berhasil mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 9,5 triliun hingga 28 Juni 2024. Kontrak baru tersebut diisi oleh sektor Infrastruktur Jalan dan Jembatan sebanyak 54,41% serta sektor Gedung 39,57%.

Proyek IKN BUMN Karya

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT PP (Persero) Tbk (PTPP) pun ikut serta dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan, berikut beberapa proyek yang diterima dan di garap oleh ketiga emiten tersebut.

Pembentukan Holding BUMN Karya

Sebelumnya, menteri BUMN Erick Thohir telah mengirimkan surat kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait pembentukan Holding BUMN Karya. Namun, ia masih belum bisa memastikan kapan Holding BUMN Karya ini bakal rampung.

Adapun tujuh BUMN Karya yang akan dilebur yakni PT Hutama Karya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Brantas Abipraya, dan PT Nindya Karya.

Rencananya, ADHI masih akan menjadi induk holding bagi Brantas dan Nindya. Sementara itu, WSKT bakal bergabung ke Hutama Karya dan PTPP akan bersatu dengan WIKA.

Tujuan utama pembentukan holding BUMN Karya ialah untuk menciptakan sinergi antar perusahaan, meningkatkan nilai tambah, dan memperkuat daya saing di pasar global. Dengan pengelolaan yang terpusat, holding company dapat memanfaatkan skala ekonomi, mengurangi redundansi, dan meningkatkan efisiensi operasional.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation