Fundamental Pundit

Distributor Motor (MPMX) Rajin Bagi Dividen Jumbo, Tapi kok..

tsn, CNBC Indonesia
12 May 2023 11:05
Setelah absen akibat pandemi Covid-19, akhirnya pameran otomotif bernama Indonesia Motorcycle Show (IMOS) resmi kembali digelar pada 2 hingga 6 November 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
  • Laba menyusut karena beban-beban yang membengkak
  • Secara historis MPMX terkenal bagi dividen jumbo tapi ternyata karena jual asetnya
  • Kendati begitu, valuasi masih murah dan neraca cukup solid

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten distributor kendaraan bermotor, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) pada tiga bulan pertama 2023 mencatatkan penyusutan laba sebesar 9,99% secara tahunan (YoY) menjadi Rp131,07 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp145,61 miliar.

Penyusutan laba terjadi karena beban yang membengkak seperti beban pokok pendapatan yang naik 33,82% YoY menjadi Rp3,45 triliun dibandingkan periode kuartal I-2022 sebesar Rp2,57 triliun.

Beban usaha dan beban pajak penghasilan juga meningkat masing-masing naik 22,27% YoY menjadi Rp218,60 miliar dan naik 49,76% YoY menjadi Rp39,56 miliar. Selain itu, ada laba neto dari operasi yang dihentikan turun tajam hingga 97,51% YoY menjadi Rp619 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp24,88 miliar.

Kendati begitu, pendapatan neto masih tumbuh 34,27% YoY menjadi Rp3,78 triliun di kuartal I-2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,81 triliun. Pendapatan paling banyak didorong segmen distribusi ritel dan aftermarket mencapai Rp3,72 triliun, sedangkan sisanya dari segmen asuransi sebesar Rp65 juta.

Kendati begitu, pendapatan neto masih tumbuh 34,27% YoY menjadi Rp3,78 triliun di kuartal I-2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,81 triliun. Pendapatan paling banyak didorong segmen distribusi ritel dan aftermarket mencapai Rp3,72 triliun, sedangkan sisanya dari segmen asuransi sebesar Rp65 juta. 

Bagaimana Neraca MPMX?

Menilai dari posisi keuangan MPMX hingga kuartal I-2023 terbilang masih cukup solid, terlihat dari aset yang tumbuh tipis 0,70% YoY menjadi Rp8,95 triliun, namun sayangnya posisi kas dan setara kas-nya turun 5,1% YoY menjadi Rp1,89 triliun.

Dari sisi liabilitas MPMX berhasil menurunkan 2,66% YoY menjadi Rp2,63 triliun di kuartal I-2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,70 triliun. Sementara itu, untuk ekuitas atau modal tumbuh 2,34% YoY menjadi Rp6,32 triliun. Hal tersebut mengimplikasi rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) turun dari 43,67% menjadi 41,60%

Dividen Jumbo Efek Jualan Anak Usaha


Secara historical, MPMX terkenal sebagai emiten yang rajin bagi dividen jumbo. Bahkan di tahun lalu dividen yang dibagikan senilai Rp180/saham atau setara Dividen Payout Ratio (DPR) sebesar 195%. Artinya, dalam membagikan dividen uang yang digunakan bukan hanya dari laba bersih tahun buku 2021 melainkan mengambil porsi kas-nya atau menjual saham treasury-nya.

Apakah menarik perusahaan yang bagi dividen dengan mengurangi kas-nya? Sebenarnya ini cukup relatif untuk bilang iya ataupun tidak, mengingat MPMX masih memiliki saham treasury sebesar Rp88,88 miliar hingga kuartal I-2023, tetapi sayangnya nilai tersebut turun 11,79% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp100,77 miliar.

Jika MPMX mau membagikan dividen jumbo lagi tahun ini tentu perlu menjual lagi saham treasury-nya atau bahkan bisa mengurangi porsi kasnya.

Apakah bisa dengan cara lain? Tentu ada cara lainnya, seperti yang sudah pernah dilakukan MPMX di tahun-tahun sebelumnya dengan cara jual aset. Tercatat pada 2022, MPMX menjual 50% kepemilikan sahamnya atas MPMRent senilai Rp783,78 miliar kepada Carro, perusahaan asal Singapura.

Pada 2018, MPMX juga pernah jual anak usahanya, PT Federal Karyatama senilai Rp5,9 triliun kepada Esso Petroleum Company Limited (ESSO) dan ExxonMobil UK Limited (EMUKL). Namun, cara ini belum tentu akan dilakukan lagi di masa depan karena jual aset tidaklah bijak jika hanya untuk memberikan dividen jumbo mengingat pembagian dividen juga sifatnya tidak wajib.

Lalu bagaimana prospek dividennya, apakah akan dibagi jumbo lagi?

Jika menilai dari profitabilitas di 2022 lalu MPMX masih mencatatkan EPS sebesar 148, naik dibandingkan EPS 2021 sebesar 92. Walaupun naik, nilai EPS tersebut masih lebih rendah dibandingkan dividen yang dibagikan tahun lalu di Rp180/saham. Artinya, peluang MPMX membagi dividen seperti tahun lalu akan cukup sulit karena kurang bijak untuk jual aset maupun mengurangi kas-nya.

Valuasi Terdiskon
Berdasarkan metrik valuasi Price to Earning Ratio (PER), hingga akhir perdagangan Kamis (11/5/2023) dihargai 8,28 kali lebih rendah jika dibandingkan rata-rata PER selama lima tahun terakhir sebesar 13,35 kali.

Menggunakan metrik valuasi Price to Book Value (PBV), MPMX dihargai 0,85 kali masih lebih rendah dari 1 kali nilai bukunya. Oleh karena itu, secara teoritis MPMX terbilang masih cukup murah.

Apakah masih layak koleksi MPMX?
Menilai dari valuasi yang murah memang jadi indikator yang cukup untuk pertimbangan beli MPMX. Namun, secara teknikal pergerakan MPMX sudah menjauhi tren naiknya dan kembali bergerak sideways. Akan menarik untuk diakumulasi apabila harga saham MPMX tidak turun dari support 1260 atau berhasil breakout resistance di 1260 karena menunjukkan tren-nya kembali naik.

Harga saham MPMXFoto: Tradingview
Harga saham MPMX

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut. 

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation