
Jokowi Minta Ketum Parpol Penuhi 'Impian Besar' nya, Apa Itu?

- Ketua Umum Parta Gerindra Prabowo Subianto mengungkapkan titipan presiden Jokowi dalam pertemuannya dengan 6 ketua umum parpol.
- Jokowi mengatakan bahwa dengan hilirisasi Indonesia bakal menjadi jalan untuk merubah 'nasib' negara kita.
- Ada banyak persyaratan yang Indonesia perlu penuhi jika ingin menjadi negara maju.
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia saat ini tengah berjuang keras untuk mengangkat derajatnya dari negara berkembang menjadi negara maju.
Hal ini ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi)berkali-kali terutama dalam merealisasikan industri hilirisasi yang 'katanya' bakal membawa Negeri ini naik derajat.
Pada pertemuan lima ketua umum parpol kemarin yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (2/5/20203), ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengungkapkan titipan pesan Jokowi terkait pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.
"Perkembangan terakhir di bidang ekonomi, ramalan semua negara besar, ramalan world bank, IMF, semua Indonesia bener-bener punya potensi bener-bener untuk menjadi negara maju," kata Prabowo kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Prabowo menyebut bahwa ekonomi Indonesia saat ini sudah di posisi ke-16 terbesar di dunia. Ke depan, kata dia, sangat mungkin Indonesia menjadi negara dengan perekenomian keempat terbesar di dunia.
"Sekarang kalau tidak salah GDP kita sudah 1,5 triliun, diperkirakan ekonomi kita sudah ke-16 terbesar dan diperkirakan kita sangat mungkin bisa menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia kalau kita bisa pandai memanfaatkan keadaan. Jadi itu titipan beliau kepada kita-kita," ucapnya.
Indonesia belakangan memang tak ingin terjebak menjadi negara berpendapatan menengah(middle income trap)karena Indonesia punya potensi untuk berpindah.
Lantas apa saja yang harus dipenuhi Indonesia untuk menjadi negara maju? Perlu diketahui negara maju merupakan negara yang punya pertumbuhan ekonomi yang baik, stabil, bahkan meningkat.
Ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun sebetulnya masih terbuka lebar untuk menjadi negara maju. Lihat saja, pasca dihantam pandemi covid-19 yang menghantam Indonesia sejak Maret 2020 membuat perekonomian jatuh ke jurang krisis.
Akan tetapi, dalam waktu yang tidak terlalu lama, hal itu bisa dikendalikan oleh pemerintah dan mampu pulih sejak pertengahan 2021.
Untuk menjadikan Indonesia negara besar kelima di dunia pada 2045, dibutuhkan sumber daya manusia, infrastruktur, dan kekuatan ekonomi yang mumpuni. Indonesia harus memiliki persyaratan tertentu yang biasanya dimiliki oleh negara maju.
Pendapatan Per Kapita Harus Tinggi
Ada banyak hal yang harus dilakukan agar Indonesia bisa naik level darimiddle income country(negara berpendapatan menengah) menjadi high income country (negara berpendapatan tinggi).
Pendapatan per kapita bakal berdampak pada tingkat kemakmuran masyarakatnya. Semakin tinggi pendapatan per kapitanya, maka semakin rendah tingkat kemiskinannya.
Umumnya, pendapatan per kapita negara maju berada di kisaran US$ 10.000 per tahun atau serta dengan Rp 150 juta per tahun (Kurs Rp 15.000 per US$ 1). Apabila Indonesia bisa menggapai dan melampauinya, maka bisa dikatakan negara maju.
Melihat data CEIC, PDB per kapita Indonesia berada dalam tren yang meningkat jika mengecualikan pandemi Covid-19.
Tahun 2022 angkanya sudah berada di US$ 4.783,27 atau setara dengan Rp 71,49 juta per tahun (Kurs Rp 15.000 per US$ 1).
Sebagai catatan, pendapatan per kapita menjadi penting karena hal itu menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat.
Eskpor Terus Meningkat Ketimbang Impor
Negara maju umumnya punya komoditi ekspor yang lebih banyak ketimbang impor. Hal tersebut mencirikan bahwa sebuah negara mampu memproduksi produk ini tentunya seiring dengan kemajuan teknologi dan sumberdaya yang memadai.
Maka, tak heran negara maju bisa memproduksi komoditas unggulannya kemudian di ekspor ke negara lainnya. Inilah yang menjadi harapan Jokowi terhadap hilirisasi yang tengah di upayakan 'mati-matian' saat ini.
Untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju, kata Jokowi, Indonesia memiliki bahan mentah dalam pembuatan baterai kendaraan listri atau EV.Di mana kelak, baterai kendaraan listrik ini akan menjadi ekosistem yang dibutuhkan oleh negara-negara lain.
Jika menilik dari Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor IndonesiaApril 2023 mencapai US$ 23,5 miliar.
Angka tersebut menguat 9,89% dibanding Februari 2023 (month-on-month/mom). Tapi, nilainya masih lebih rendah 11,3% dibanding Maret tahun lalu (year-on-year/yoy).
Hal serupa terjadi pada impor Indonesia yang nilainya meningkat 29,3% secara bulanan (mom) menjadi US$ 20,6 miliar, tapi turun 6,26% secara tahunan (yoy).
Adapun jika dilihat secara kumulatif,nilai ekspor Indonesia sepanjang kuartal I 2023 mencapai US$ 67,2 miliar, naik 1,6% dibanding kuartal I tahun lalu.
Sementara nilai impor pada kuartal I 2023 mencapai US$ 54,95 miliar, turun 3,28% dibanding kuartal I tahun sebelumnya.
Dengan nilai ekspor yang lebih tinggi dari impor, sepanjang kuartal I 2023 Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan US$ 12,25 miliar, meningkat 31% dibanding surplus kuartal I 2022.
Industrinya Maju
Merujuk data BPS, rata-rata pertumbuhan industri pengolahan pada era Presiden Jokowi (2015-2022) hanya mencapai 3,3%. Pertumbuhan pada 2020-2022 hanya 2,05%.
Padahal, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024menyebutkan target industri pengolahan pada 2020-2024 ada di angka 6,2-6,5%.
Lagi-lagi industri yang bakal dibangun fokus pada industri pertambangan dan Hilirisasi.
Sebagai informasi,Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menyusun peta jalan (roadmap) hilirisasi di Indonesia hingga 2040 alah satu poin dari peta jalan itu, yakni hilirisasi.
Dibutuhkan investasi hingga US$ 545,3 miliar atau setara Rp 8.200 triliun dengan kurs Rp 15.200/US$ sampai tahun 2040.
Adapun 21 komoditas yang ditetapkan Pemerintah Indonesia untuk dilakukan hilirisasi itu, yakni batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal, minyak bumi, gas, sawit, kelapa, karet, buofuel, kayu log, getah pinus, udang, perikanan, kepiting, rumput laut, dan garam.
Baca Halaman Selanjutnya >>>Syarat yang Harus Dipenuhi Indonesia Jadi Negara Maju
