
Jokowi Minta Ketum Parpol Penuhi 'Impian Besar' nya, Apa Itu?

Angka Pengangguran Harus Kecil
Jika ingin menjadi negara maju Indonesia harus menekan angka pengangguran dengan mendorong penyediaan lapangan pekerjaan yang banyak. Negara berkembang dan negara terbelakang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang besar.
Untuk diketahui, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar5,86%, turun sebesar 0,63 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021. Jumlahnya mencapai 8,45 ribu orang dan berada masih berusaha pulih pasca pandemi Covid-19.
Kualitas SDM yang Baik & Terjaminnya Kesehatan Bagi Rakyatnya
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bisa kita lihat dari tingkat pendidikan yang terjamin. Ini menjadi syarat menjadi negara mau. Pembiayaan pendidikan di suatu negara harus dapat di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kualitas SDM yang cemerlang serta tingkat pendidikan yang baik bakal menciptakan manusia yang unggul dan ahli di bidangnya dan bakal berkontribusi baik untuk kemajuan negaranya.
Berdasarkan data BPS, angka putus sekolah di Indonesia terus mencatatkan penurunan. Untuk menjamin kualitas SDM yang baik angka putus sekolah ini tentunya harus semakin ditekan.
Merujuk pada Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Dunia juga menghitung Human Capital Index (HCI) untuk melihat sejauh mana peran pendidikan dan kesehatan terhadap produktivitas ke depannya.
Pada tahun 2020, HCI Indonesia sebesar 0,54, berada pada peringkat 96 dari 175 negara.
Perkembangan kualitas SDM Indonesia sangat lambat meskipun pemerintah sudah menaikkan anggaran pendidikan dan kesehatan yang sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir.
Dari sisi anggaran menembus Rp 612,2 triliun pada 2023 atau 20% dari total APBN. Namun, output dari pendidikan terus dipertanyakan.
Sesuai amanat UUD 1945 dan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari total APBN.
Sayangnya, mandatory spendings ebesar 20% dari APBN belum berdampak maksimal kepada output pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan skor PISA (Programme for International Student Assessment/PISA) Indonesia di urutan ke 74 atau peringkat keenam dari bawah pada2018.
Sementara itu, kemampuan membaca siswa Indonesia di skor 371 berada di posisi 74, kemampuan Matematika mendapat 379 berada di posisi 73, dan kemampuan sains dengan skor 396 berada di posisi 71.
Hasil studi PISA 2018 dari OECD juga menunjukkan kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, meraih skor rata-rata yakni 371.
Skor di bawah rata-rata skor OECD yakni 487. Skor tersebut bahkan terus turun dari 402 pada 2009. Inilah yang patut menjadi perhatian pemerintah.
Infrastruktur Harus Bagus
Infrastruktur yang bagus baik dari sisi hard infrastruktur seperti jalan, bandara, ataupun telekomunikasi, hingga soft infrastruktur yakni dari sisi birokrasi dan institusi.
Ketiga, adalah ekonomi yang memiliki nilai tambah tinggi dari berbagai sektor, terutama sektor jasa.
Biasanya sektor jasa itu lebih baik, itu bisa muncul kalau nilai tambah tinggi pasti karena Inovasi dan teknologi dan sektor jasa itu, berarti karena tadi manusia-manusia nya lebih educated, skillful dan mereka memiliki kepastian.
Sri Mulyani menekankan untuk menjadi kekuatan ekonomi kelima dibutuhkan proyeksi dan ada tahapan-tahapan dalam prosesnya. Tahapan tersebut harus benar-benar dilakukan secara konsisten, dan APBN yang ditetapkan harus bisa menopang cita-cita tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)