CNBC Indonesia Research

Anies vs Ganjar, Siapa Lebih Jago Rayu Investor?

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
27 April 2023 15:00
Rel trem peninggalan Belanda yang ditemukan dalam proyek pembangunan MRT Fase 2A merupakan rel trem tertua di Indonesia.
Foto: Rel trem peninggalan Belanda yang ditemukan dalam proyek pembangunan MRT Fase 2A merupakan rel trem tertua di Indonesia. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Anies memimpin Jakarta mulai kuartal IV-2017 hingga kuartal III 2022.

Selama periode tersebut, total penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau investasi dari penanam modal lokal yang masuk ke DKI menembus Rp 288,23 triliun.

Jika dirata-rata maka investasi PMDN yang masuk ke Jakarta mencapai Rp 14,4 triliun per kuartal.

Data BKPM menunjukkan investasi PMDN melonjak pada Januari-September 2017 tercatat Rp 32,7 triliun sementara pada Januari-September 2022 tercatat  Rp 64,8 triliun.

Namun, Jakarta bukanlah pilihan paling favorit untuk investor asing.

Pada periode 2017-2022, Jakarta selalu menempati urutan kedua dan kalah dari Jawa Barat sebagai lokasi favorit investor asing.
Posisinya bahkan melorot ke urutan ke empat pada 2022.

Selama 20 kuartal atau lima tahun dipimpin Anies, jumlah investasi asing yang masuk ke DKI Jakarta tercatat US$ 20,4 miliar.

Secara keseluruhan, total investasi di Jakarta baik PMA ataupun PMDN melonjak 32% dari Rp 108,6 triliun pada 2017 menjadi Rp 143 triliun pada 2022.  

Beberapa proyek besar di era Anies adalah kelanjutan proyek mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), serta banyaknya start up.

Lokasi PMAFoto: BKPM
Lokasi PMA

 

2. Ganjar Pranowo

Ganjar dilantik sebagai Gubernur Jateng bersama pasangnya H Taj Yasin Maimoen pun pada September 2018 untuk periode kedua. Ganjar juga sebelumnya telah memimpin Jawa Tengah untuk periode 2013-2018.

Untuk mencari perbandingan yang sama dengan Anies maka tim CNBC Indonesia akan menggunakan data investasi periode Ganjar dalam 20 kuartal terakhir. Periode tersebut terbentang antara kuartal I-2018 hingga kuartal IV 2022.

Data BKPM menunjukkan nilai investasi di Jawa Tengah dari pemodal lokal atau PMDN  pada 2018-2022 mencapai Rp 133, 1 triliun atau rata-rata Rp 6,7 triliun per kuartal.

Jawa Tengah masuk dalam empat besar lokasi favorit PMDN pada 2018 dan 2021. Selebihnya,  Jawa Tengah ada di peringkat 6-8 untuk lokasi favorit PMDN.

Jawa Tengah juga bukan tujuan favorit investor asing. Pada periode 2018-2022, hanya sekali Jawa tengah mampu menembus tiga besar.

Jawa Tengah bahkan hanya menempati urutan ke delapan sebagai tujuan favorit investor asing pada 2022. Investasi asing pada kuartal I-2018 2018 hingga kuartal IV-2022 tercatat US$ 10,4 miliar.

Secara keseluruhan, total investasi Jawa tengah baik PMA ataupun PMDN juga cenderung turun dari Rp 59,3 triliun pada 2018 menjadi  Rp 59 triliun pada 2022.

Beberapa proyek besar di Jawa Tengah pada era Ganjar adalah pengembangan kawasan industri Batang.  Jawa Tengah juga menjadi pilihan relokasi pabrik padat karya seperti tekstil.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular