CNBC Indonesia Research

Anies vs Ganjar, Siapa Lebih Jago Rayu Investor?

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
27 April 2023 15:00
Ilustrasi, Ganjar vs Anies
Foto: ilustrasi Pemilu 2024 Ganjar dan Anies (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)
  • Ganjar dan Anies resmi dicalonkan oleh partai pengusung untuk maju dalam pilpres 2024
  • Ganjar memimpin Jawa Tengah yang mengandalkan sektor pertanian dan manufaktur
  • Anies memimpin Jakarta yang mengandalkan sektor jasa, perkantoran, hingga telekomunikasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan akan saling berhadapan dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Jejak rekam kedua politisi tersebut pun kini menjadi perhatian besar.

Ganjar telah ditetapkan sebagai Calon Presiden dari PDIP pada Jumat (21/4/2023). Ganjar saat ini adalah Gubernur Jawa Tengah (Jateng).

Ganjar dilantik sebagai Gubernur Jateng bersama pasangnya H Taj Yasin Maimoen pun pada September 2018.

Sementara itu Anies Baswedan dicalonkan oleh Partai Nasional Demokrat (nasdem) pada 3 Oktober 2022. Anies adalah mantan Gubernur DKI Jakarta pada periode Oktober 2017- September 2022.

Keduanya masih sama-sama relatif muda dan memimpin provinsi yang memiliki posisi strategis dalam percaturan politik dan ekonomi nasional.

Lalu, bagaimana kiprah Anies dan Ganjar dalam mengundang investor?

Perlu dicatat jika Jawa Tengah dan DKI Jakarta memiliki fokus pembangunan serta sektor investasi andalan yang berbeda.  DKI Jakarta adalah ibu kota negara, tentu tidak akan mengandalkan investasi di bidang pertanian.

Sektor andalah Jakarta adalah real estate, perkantoran, perdagangan, pariwisata, telekomunikasi, jasa, pergudangan, hingga transportasi.

Investasi di Jakarta lebih berorientasi padat modal.


Sebaliknya, Jawa Tengah adalah daerah yang sangat mengandalkan investasi di bidang pertanian, manufaktur, dan bisnis UMKM.

Industri padat karya menjadi incaran Jawa Tengah untuk menyerap tenaga kerja.

Kemudahan perizinan, sarana infrastruktur, dan pasar yang besar tentu juga sangat mempengaruhi keputusan investor dalam memilih lokasi investasi.

Lokasi PMDNFoto: BKPM
Lokasi PMDN

 

1. Anies Baswedan

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan Jakarta adalah lokasi paling favorit bagi investor dalam negeri untuk menanamkan modal.

Jakarta diuntungkan sebagai pusat bisnis Tanah Air, memiliki infrastruktur yang memadai, serta pasar yang besar sehingga memudahkan investor.

Selama kurun waktu 2017-2022, Jakarta mampu menarik investasi paling besar dari pemodal lokal dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia.

Jakarta adalah rumah bagi investor lokal. Pengecualian terjadi pada 2020 dan 2021 di mana Indonesia tengah dihantam pandemi Covid-19.

Saingan terbesar Jakarta bukanlah Jawa Tengah tetapi Jawa Barat dan Jawa Timur.

 

Anies memimpin Jakarta mulai kuartal IV-2017 hingga kuartal III 2022.

Selama periode tersebut, total penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau investasi dari penanam modal lokal yang masuk ke DKI menembus Rp 288,23 triliun.

Jika dirata-rata maka investasi PMDN yang masuk ke Jakarta mencapai Rp 14,4 triliun per kuartal.

Data BKPM menunjukkan investasi PMDN melonjak pada Januari-September 2017 tercatat Rp 32,7 triliun sementara pada Januari-September 2022 tercatat  Rp 64,8 triliun.

Namun, Jakarta bukanlah pilihan paling favorit untuk investor asing.

Pada periode 2017-2022, Jakarta selalu menempati urutan kedua dan kalah dari Jawa Barat sebagai lokasi favorit investor asing.
Posisinya bahkan melorot ke urutan ke empat pada 2022.

Selama 20 kuartal atau lima tahun dipimpin Anies, jumlah investasi asing yang masuk ke DKI Jakarta tercatat US$ 20,4 miliar.

Secara keseluruhan, total investasi di Jakarta baik PMA ataupun PMDN melonjak 32% dari Rp 108,6 triliun pada 2017 menjadi Rp 143 triliun pada 2022.  

Beberapa proyek besar di era Anies adalah kelanjutan proyek mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), serta banyaknya start up.

Lokasi PMAFoto: BKPM
Lokasi PMA

 

2. Ganjar Pranowo

Ganjar dilantik sebagai Gubernur Jateng bersama pasangnya H Taj Yasin Maimoen pun pada September 2018 untuk periode kedua. Ganjar juga sebelumnya telah memimpin Jawa Tengah untuk periode 2013-2018.

Untuk mencari perbandingan yang sama dengan Anies maka tim CNBC Indonesia akan menggunakan data investasi periode Ganjar dalam 20 kuartal terakhir. Periode tersebut terbentang antara kuartal I-2018 hingga kuartal IV 2022.

Data BKPM menunjukkan nilai investasi di Jawa Tengah dari pemodal lokal atau PMDN  pada 2018-2022 mencapai Rp 133, 1 triliun atau rata-rata Rp 6,7 triliun per kuartal.

Jawa Tengah masuk dalam empat besar lokasi favorit PMDN pada 2018 dan 2021. Selebihnya,  Jawa Tengah ada di peringkat 6-8 untuk lokasi favorit PMDN.

Jawa Tengah juga bukan tujuan favorit investor asing. Pada periode 2018-2022, hanya sekali Jawa tengah mampu menembus tiga besar.

Jawa Tengah bahkan hanya menempati urutan ke delapan sebagai tujuan favorit investor asing pada 2022. Investasi asing pada kuartal I-2018 2018 hingga kuartal IV-2022 tercatat US$ 10,4 miliar.

Secara keseluruhan, total investasi Jawa tengah baik PMA ataupun PMDN juga cenderung turun dari Rp 59,3 triliun pada 2018 menjadi  Rp 59 triliun pada 2022.

Beberapa proyek besar di Jawa Tengah pada era Ganjar adalah pengembangan kawasan industri Batang.  Jawa Tengah juga menjadi pilihan relokasi pabrik padat karya seperti tekstil.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 


(mae/mae) Next Article Hasil Quick Count 15.56 WIB: 6 Lembaga Kompak Prabowo-Gibran 1 Putaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular