7 Horor Mudik "Bak Neraka" RI, Era SBY vs Jokowi Parah Mana?

Setelah tragedi Brexit, nyatanya 'mudik neraka' tidak selesai begitu saja, tetapi sudah jauh lebih baik sehingga tragedi Brexit tidak terulang kembali.
5. Kemacetan Parah Tol Cipularang (April 2022)
Tahun 2022 merupakan tahun pertama diperbolehkannya kembali mudik setelah dilarang karena adanya Pandemi Covid-19. Sehingga kala itu, menjadi Lebaran yang berbeda.
Jadi, tidak heran bila kemudian jalanan dipadati dengan kendaraan para perantau yang hendak kembali ke kampung halaman masing-masing.
Karena itu, jumlah pemudik bertambah signifikan. Hal ini wajar karena masyarakat sebelumnya dilarang untuk mudik, sehingga ketika pemerintah mengizinkan kembali, maka masyarakat dapat melepas rindu kepada sanak saudara setelah selama dua tahun harus bertahan di daerah perantauan.
Alhasil akibat kenaikan pemudik yang sangat pesat tersebut, arus lalu lintas di kawasan tol Cikampek, Cipularang, hingga Cipali pun sangat padat.
Bahkan, volume kendaraan pada puncak mudik tahun lalu disebut mencatatkan rekor terbaru di Indonesia. Oleh karenanya, tidak heran juga jika kemacetan panjang ditemui di banyak titik.
Untuk mengurai kemacetan parah di Tol Cikampek, polisi lalu lintas setempat memberlakukan kebijakan one way dari KM 47 tol Cikampek hingga Gerbang Tol Kalikangkung di Semarang.
Namun, kebijakan one way ini berdampak kepada pemudik dari Bandung ke Jabodetabek melewati Tol Cipularang.
Kondisi arus kendaraan di sekitar Tol Cipularang, Purwakarta, dilaporkan macet total sepanjang 5 kilometer sejak 29 April dini hari. Kemacetan ini karena kendaraan menunggu untuk dibukanya kembali jalur dari Gerbang Tol Kalihurip Utama ke Tol Cikampek.
Arus lalu lintas di Tol Cipularang dari arah Bandung menuju Jakarta lumpuh total. Kendaraan berhenti dan tidak bergerak sama sekali mulai dari pintu masuk Tol Kalihurip Utama sampai beberapa kilometer ke belakang.
Kemacetan terjadi dari KM 100 sampai KM 81 hingga mengarah ke Gerbang Tol Sadang menuju arah Jakarta.
Kemacetan ini membuat orang-orang yang terjebak geram hingga memblokir jalur arah Bandung Tol Cipularang.
Bahkan, kemacetan Cipularang tahun lalu juga sempat viral lantaran banyak orang yang terjebak macet melakukan kegiatan lain untuk melepas rasa bosan.
6. Kemacetan Parah Pelabuhan Merak (April 2022)
Tak hanya di Tol Cipularang saja, kemacetan parah juga terjadi di Pelabuhan Merah pada arus mudik Lebaran tahun lalu.
Lalu lintas menuju Pelabuhan Merak pernah dikenang dalam satu momen kemacetan horor. Hal itu dialami para pemudik di musim angkutan lebaran 2022.
Kemacetan horor terjadi mencapai puncaknya pada H-2 lebaran, Sabtu, 30 April 2022. Macet sepanjang 10 kilometer terjadi di Jalan Cikuasa Atas, Kota Cilegon, Banten. Sedangkan ruas jalan tol Tangerang-Merak dipadati kendaraan sepanjang 9 kilometer.
Macet dipicu penutupan pelabuhan selama enam jam lantaran cuaca buruk. Kala itu banyak pemudik pingsan di dalam mobil karena lemas, dehidrasi berat, hingga muntah-muntah lantaran terlalu lama mengantre.
Puluhan ribu pemudik yang menggunakan sepeda motor turut mengalami kemacetan parah meski melewati jalan khusus. Cuaca buruk atau hujan menambah kesan horror mudik 2022 bagi pemotor. Tidak ada fasilitas tenda yang disiapkan mengantisipasi skenario buruk tersebut.
Bahkan, macet horor di Pelabuhan Merak tersebut menjadi catatan tersendiri Presiden Jokowi pada tahun lalu.
Alhasil, agar tidak terulang lagi kejadian yang sama pada arus mudik Lebaran 2023, pemerintah melakukan tindak pencegahan dengan memecah arus kendaraan yang ingin menyeberangi Pelabuhan Merak.
Untuk kendaraan roda empat atau lebih, penyeberangan tetap dilakukan di Pelabuhan Merak. Sedangkan untuk kendaraan roda dua, dialihkan menuju Pelabuhan Ciwandan di Cilegon, Banten.
7. Harga Tiket Pesawat Naik Gila-Gilaan (2018-2019)
'Mudik neraka' tak selalu dinotasikan sebagai kemacetan parah di jalur darat, tetapi juga dinotasikan kepada hal-hal lain yang masih berhubungan dengan arus mudik atau balik.
Salah satunya yakni harga tiket pesawat yang sangat mahal di periode 2018-2019, di mana kabar ini juga mempengaruhi tingkat pemudik yang ingin melakukan mudik menggunakan pesawat saat itu.
Diketahui, mahalnya harga tiket pesawat saat itu telah membuat jumlah penumpang domestik anjlok. Badan Pusat Statistik (BPS) saat itu mencatat jumlah penerbangan domestik mengalami penurunan hingga 1,45 juta orang.
Jika pada Oktober 2018, jumlah penerbangan mencapai 8,11 juta, maka angkanya terus menurun hingga 7,93 juta pada Desember 2018 dan 6,66 juta pada Januari 2019.
Dari data BPS sepanjang Januari 2019, penerbangan domestik mengalami penurunan sebesar 16,07% (month-to-month/mtm) dan 12,55% (year-on-year/yoy).
Kenaikan harga tiket pesawat, ditambah persoalan bagasi berbayar ini sebelumnya telah menuai dampak di berbagai bandara di Indonesia.
Pada arus mudik 2019, tiket pesawat yang sangat mahal tersebut pun turut mempengaruhi jumlah pemudik yang ingin mudik menggunakan pesawat.
Terhitung, jumlah penumpang pesawat untuk mudik 2019 turun sebanyak 40%, jika dibandingkan dengan periode mudik H-7 pada 2018, menurut Ketua Harian Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran 2019 Kemenhub.
Akibat mahalnya tiket pesawat saat itu, banyak penumpang yang akhirnya membatalkan perjalanannya menggunakan pesawat dan beralih ke moda transportasi lainnya, seperti bus, kapal laut, atau kereta api.
Bahkan akibat mahalnya tiket pesawat, pemudik pendatang di Aceh Barat yang ingin mudik Lebaran ke daerah asal seperti Jakarta dan beberapa kota di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan lebih memilih penerbangan transit di bandara di negara Jiran Malaysia.
Saat itu, harga tiket pesawat di rute domestik dari Aceh Barat ke Jakarta dan sejumlah daerah di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan rata-rata di atas Rp 2 juta.
Menurut pengakuan warga pemohon paspor saat itu didapati bahwa masyarakat di Aceh lebih senang untuk terbang ke Kuala Lumpur di Malaysia dari Bandara Udara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar.
Lalu mereka bisa melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan seperti di Jakarta, dan rute lain di Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan daerah lainnya di Indonesia.
Sementara itu di Pulau Jawa, terutama bagi pemudik yang ingin mudik ke Surabaya, Malang, atau Yogyakarta, mereka pun beralih menggunakan kereta api karena harganya relatif lebih murah, meski waktu tempuhnya cenderung lebih lama ketimbang pesawat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)