
Amerika Makin Panik, Rusia-Iran Bersatu Lawan AS Soal Nuklir

Keputusan AS untuk menarik diri dari Kesepakatan Nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2018, membuat negara itu tidak lagi terlibat dalam pembicaraan yang sedang berlangsung.
Hal ini mempengaruhi negara-negara lain yang terlibat dalam kesepakatan, termasuk Rusia.
Menurut seorang ahli di Bidang Keamanan Internasional, Rusia menjadi lebih bersedia membantu Iran dalam hal ini setelah AS keluar dari JCPOA.
Terutama saat ini, ketika kesepakatan baru tampaknya tidak akan tercapai. Rusia telah memainkan peran penting sepanjang 2021 dalam pembicaraan kesepakatan nuklir dan bahkan memediasi beberapa kesepakatan yang memungkinkan Badan Energi Atom Internasional untuk melanjutkan pemeriksaan di situs nuklir Iran, sehingga menjaga pembicaraan tetap berjalan.
Namun, setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, para pejabat Rusia tampaknya kurang berinvestasi dalam kesepakatan.
Pada bulan Juni, Rusia menolak sebuah resolusi yang diusulkan oleh Badan Energi Atom Internasional yang mengkritik Iran karena gagal bekerja sama dalam pemeriksaan jejak uranium yang ditemukan di beberapa situs nuklir yang tidak dideklarasikan di negara itu.
Poin kritis ini menyebabkan pembicaraan terhenti. Pada bulan yang sama, sebuah delegasi Rusia mulai mengunjungi lapangan udara di Iran untuk memeriksa drone yang dapat dipersenjatai, yang sekarang telah dibeli dan digunakan oleh Rusia di Ukraina dengan jumlah ratusan.
Pejabat AS telah menekankan dalam beberapa hari dan minggu terakhir bahwa pembicaraan kesepakatan nuklir hampir tidak mungkin terwujud, setidaknya untuk saat ini.
Tindakan keras rezim Iran terhadap demonstran dan dukungannya terhadap operasi militer Rusia di Ukraina telah membuat semakin sulit bagi pejabat senior pemerintahan Biden untuk membayangkan tercapainya kesepakatan dengan Iran yang akan memberikan keuntungan finansial berupa pengurangan sanksi.
Special Envoy untuk Iran AS, Rob Malley, mengatakan pada hari Senin bahwa meskipun AS tetap berkomitmen untuk diplomasi untuk membatasi program nuklir Iran, pejabat AS tidak akan "membuang waktu" pada kesepakatan nuklir "jika tidak ada yang akan terjadi."
Sebagai gantinya, AS sekarang fokus pada area di mana mereka dapat "berguna," seperti mendukung para demonstran di Iran dan mencari cara untuk menghentikan transfer senjata Iran ke Rusia.
Ia menambahkan bahwa AS masih memiliki "preferensi untuk diplomasi" dalam berurusan dengan Iran.
Tetapi, ia menambahkan, "kami akan menggunakan alat lain, dan dalam kemungkinan terakhir, opsi militer jika diperlukan, untuk menghentikan Iran memperoleh senjata nuklir.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)