CNBC Indonesia Research

Ngeri! 1 Bom Nuklir Rusia Bisa Tewaskan 6 Juta Orang Sekejap

Research - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 March 2023 10:35
Russian President Vladimir Putin makes a toast as he takes part in the XIV BRICS summit in virtual format via a video call, in Moscow on June 23, 2022. (Photo by Mikhail Metzel / SPUTNIK / AFP) Foto: AFP/MIKHAIL METZEL

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia - Ukraina sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Tanda-tanda akan segera berakhir belum terlihat, justru isu-isu mengarah ke perang nuklir terus berhembus.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (25/3/2023) mengumumkan akan menempatkan sencata nuklir taktis di negara tetangganya Belarusia. Ini menjadi yang pertama sejak pertengahan 1990an, Rusia menempatkan peralatan tempurnya di luar negara sendiri.

Putin mengatakan tidak ada yang janggal dari penempatan nuklir itu. Menurut Putin, apa yang dilakukannya sama saja dengan apa yang selama ini dilakukan Amerika Serikat.

"Tak ada yang janggal. Pertama, AS sudah melakukan hal seperti ini puluhan tahun lamanya. Mereka mengerahkan senjata nuklir taktisnya ke wilayah sekutunya," ujar Putin Sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (26/3/2023).

Untuk diketahui, sampai saat ini Rusia dikatakan memiliki senjata nuklir paling mematikan di dunia. Sentara tersebut bernama Tsar Bomba (Raja Bom) yang memiliki kekuatan 100 megaton.

Dibuat oleh fisikawan Uni Soviet pada 1961 saat terjadi perang dingin dengan Amerika Serikat, saat pengujian kekuatan Tsar Bomba diturunkan menjadi 50 megaton.

Meski demikian, daya ledak Tsar Bomba tersebut diklaim 3.800 kali lipat lebih besar dari bom "Little Boy" yang meluluhlantakkan kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Harian The Sun yang mengutip Nuke Map menyebut jika Tsar Bomba bisa menghancurkan London dan menewaskan nyaris 6 juta orang dalam waktu sekejap saja.

Radius ledakan Tsar Bomba bisa mencapai 33,7 mil atau sekitar 55 kilometer.

Pun begitu, Tsar Bomba tidak pernah diproyeksikan untuk digunakan. Bom ini tidak bisa dipakai oleh rudal balistik. Senjata itu perlu dibawa dengan pesawat konvensional, tetapi mudah dicegat sebelum mencapai lokasi sasaran.

Oleh sebab itu, senjata tersebut diperuntukkan sebagai senjata propaganda.

Kehancuran yang ditimbulkan jika perang nuklir sampai terjadi sangat besar, maka tak heran jika Julius Robert Oppenheimer sang "bapak bom atom" menyesali penemuannya.

Perang Dunia II yang berkecamuk sejak 1939 menjadi cikal bakal bom atom diciptakan. Melansir History, pada 28 Desember 1942 Presiden AS Franklin D.Roosevelt mengesahkan Proyek Manhattan, mengumpulkan para ilmuwan dan pejabat militer yang sedang melakukan penelitian nuklir.

Proyek tersebut merupakan respon pemerintah AS sebab khawatir akan peneilitian nuklir yang dilakukan para ilmuwan Jerman sejak 1930an. Faktanya ilmuwan Jerman Otto Hahn, Lise Meitner dan Fritz Strassman yang pertama kali menemukan fisi nuklir pada 1938, setahun sebelum perang dimulai. Dari situ, pembuatan bom atom pun seakan menjadi perlombaan.

Proyek Manhattan dilakukan di Los Alamos, New Mexico, dan di bawah arahan Oppenheimer. Pada 16 Juli 1945, di lokasi terpencil dekat Alamogordo New Mexico, bom atom pertama berhasil diledakkan. Setelahnya semakin berkembang menjadi bom nuklir yang jauh lebih mengerikan.

"Now I am become Death, the destroyer of worlds," kalimat tersebut diucapkan oleh Julius Robert Oppenheimer dengan raut wajah sedih.

Oppenheimer mengucapkan kalimat yang dikutip dari kitab suci Hindu Bhagavad-Gita dalam film dokumenter The Decision to Drop the Bomb yang tayang pada 1965, 20 tahun setelah ratusan ribu orang tewas di kota Hiroshima dan Nagasaki akibat bom atom.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(pap/pap)

[Gambas:Video CNBC]